☘️ Happy Reading ☘️
Wang Yibo tiba di tempat kerja disambut kehebohan yang tidak pernah ia bayangkan. Setelah ia tiba, Ji Li langsung memperlihatkan surat kabar hari itu. Dia merasakan dunianya seakan terbalik saat itu juga. Pikirannya langsung teringat pada Xiao Zhan. Tetapi sebelum kembali, ia mencoba mendinginkan hati dan pikirannya, ia pun langsung mengambil keputusan.
Kini ia berdiri di depan meja kerja Grace, melempar koran di tangannya ke atas meja.
“Apa-apaan ini?” ia masih berusaha menahan emosi.
Grace yang sedang duduk dengan santai hanya meraih koran dan melihat sekilas. Ia menatap Wang Yibo tanpa perasaan bersalah.
“Kenapa? Kau tidak suka?” ia tersenyum miring.
“Kau melebihi batasmu, Grace.”
“Kau yang menyembunyikan semuanya, Yibo. Ini sangat menjual, harusnya kau tahu itu. Kau mementingkan perasaan pribadi,” bantah Grace.
Wang Yibo berdiri dengan tangan terkepal, mata hitamnya berkilat, menatap tajam pada wanita yang sedikit mengkeret melihat tatapan setajam pisau yang tertuju padanya.
“Dengar, Yibo,” Grace berusaha membela diri.
“Kau yang harus mendengarku!!!” suara Wang Yibo yang menggelegar membuat Grace memundurkan kursinya.
Para wartawan di ruangan sebelah sontak menoleh ke arah ruangan, mereka segera berkumpul di satu tempat, semua mata dan telinga tertuju ke ruangan redaksi seakan ada tontonan bagus yang tidak ingin dilewatkan.
Wang Yibo berdiri dengan tubuh gemetar, warna mukanya merah padam. Kedua telapaknya kini menekan permukaan meja setelah tadi ia menggebraknya sambil mengeluarkan teriakan keras.
Matanya berkilat-kilat penuh kemarahan.“Kau sangat beruntung karena kau seorang perempuan. Jika tidak, kau sudah kubuat tidak bisa bangun lagi selamanya.”
Grace mengerjap ngeri mendengar perkataan Wang Yibo.
“Yibo...”
“Kau harus tahu, Grace. Tidak semua hal bisa dijadikan bahan untuk menjadi berita. Tidak semua kehidupan orang bisa kau jual untuk memenuhi ambisi. Kau tidak punya etika! Kau bahkan tidak punya hati nurani!”
“Jangan sembarangan, Yibo!” Grace merasa tidak terima di kata-katai seperti itu.
“Memang apa lagi sebutannya? Aku masih cukup sopan mengeluarkan perkataan. Kau pikir pimpinan redaksi akan membiarkan tempatnya diisi orang-orang tidak bermoral sepertimu? Kau meremehkankanku, Grace.”
“Apa yang akan kau lakukan?”
“Kau harus menarik semua berita dan berikan klarifikasi yang sebenarnya. Lakukan itu atau kau akan berhadapan denganku,” Wang Yibo menghampiri meja kerjanya dan merapikan semua hal.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓝𝓮𝓿𝓮𝓻 𝓢𝓪𝔂 𝓛𝓸𝓿𝓮 [𝐄𝐧𝐝]
RomanceSeorang wartawan tampan, kameranya secara tidak sengaja menangkap satu sosok yang berwajah seperti malaikat - itu menurutnya. Ia merasa keputusannya untuk datang ke taman Danau Barat menjadi sesuatu yang tak terlupakan. Sejak saat itu, dia seakan te...