☘️ Happy Reading ☘️
Menunggu adalah satu hal yang kelihatannya begitu mudah namun ternyata sulit dilakukan.
Wang Yibo merasa jam demi jam yang ia lalui membuatnya begitu tersiksa. Meski hanya menunggu sampai pertengahan hari, rasanya ia menunggu seperti setengah tahun, apalagi dengan kabar yang pagi ini ia terima dari Vin.
[Xiao Zhan baik-baik saja, jangan khawatir. Aku sekarang masih di apartemennya]
Jawaban yang ia terima pagi itu karena dirinya menanyakan kondisi Xiao Zhan. Namun ia tidak menyangka kalau dokter muda itu menemani Xiao Zhan semalaman. Perasaan cemburu tetap menguasai dirinya, walau Vin sudah merelakan Xiao Zhan tapi tetap saja mengetahui mereka bersama semalaman membuat dirinya seperti kebakaran.
“Zhan, aku harap kau mengerti. Aku benar-benar tidak ingin kehilanganmu. Asal kau memaafkanku, akan kulakukan apapun untukmu,” ia bergumam sendirian sambil duduk di sofa, menopang kepalanya yang serasa berdenyut efek tidak tidur pulas semalam.
Ingin rasanya ia memaksa masuk ke unit Xiao Zhan saat ini, memberinya pengertian dan membuat hubungan mereka kembali harmonis seperti sebelumnya. Namun ia harus menahan semuanya, berusaha untuk menguasai diri, mengendalikan hati dan pikirannya tetap tenang dan jernih. Dia pun masih menunggu kabar dari Ji Li yang berjanji akan memantau situasi di Daily People’s.
Dia pun ingin mengetahui keputusan apa yang akan diambil Mr. Zhao, pimpinan redaksinya.Meski ia sebenarnya tidak ingin terus terikat di perusahaan Daily People’s, tapi jika pimpinannya ternyata menginginkan dirinya kembali, mungkin ia akan menerima namun ia tetap tidak ingin melihat wanita itu. Jadi sekarang ia hanya menyerahkan semuanya pada takdir yang akan menuntunnya.
Akan seperti apa kehidupannya setelah semua ini terjadi?
Dia pun hanya bisa berharap Tuhan memberikan yang terbaik untuknya dan untuk kisah asmaranya bersama Xiao Zhan.
Di ruang tamu apartemen Xiao Zhan, pria manis itu kini duduk berselonjor diatas kursi sofa nan lebar. Masih belum bisa menerima kenyataan yang terjadi.
Baru tadi pagi ibunya menghubungi dan terdengar sangat khawatir. Namun keberadaan Vin di sisinya membuat sang ibu sedikit tenang. Mereka bilang sudah melayangkan surat gugatan pada pihak Daily People’s.
Ayahnya, Xiao Ruilin, jaksa terkenal yang tentu saja akan sangat mudah baginya menuntut seseorang atau satu perusahaan yang mencoreng nama baik keluarga.
Dia tahu apa yang akan terjadi, namun saat ini, untuk sementara waktu dia tidak akan pergi kemanapun. Berdiam diri dan menjauh dari kerumunan orang, terutama dari para pencari berita yang pastinya ingin mengetahui keadaan dirinya sekarang.
Studionya ia tutup entah sampai kapan. Hanya galeri seni yang tetap berjalan seperti biasa, dipegang oleh asistennya.
Kini ia hanya ingin menenangkan diri, dan menjauhi orang-orang yang tidak ingin ia dekati. Bahkan ia sedang tidak ingin bertemu kekasihnya saat ini. Perasaannya teramat sakit dan ia tidak tahu apa dirinya bisa kembali menaruh kepercayaan pada seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓝𝓮𝓿𝓮𝓻 𝓢𝓪𝔂 𝓛𝓸𝓿𝓮 [𝐄𝐧𝐝]
RomanceSeorang wartawan tampan, kameranya secara tidak sengaja menangkap satu sosok yang berwajah seperti malaikat - itu menurutnya. Ia merasa keputusannya untuk datang ke taman Danau Barat menjadi sesuatu yang tak terlupakan. Sejak saat itu, dia seakan te...