☘️ Happy Reading ☘️
Dua hari berlalu, Xiao Zhan sama sekali tidak mengerti ada apa, tapi selama dua hari itu Wang Yibo tidak lagi datang seperti biasanya. Seharian kemarin dia tidak terlalu mempermasalahkan. Selain sibuk mengikuti kelas yoga dan lain hal dia juga beristirahat total setelahnya. Tetapi setelah dua hari tidak didatangi pemuda itu bahkan tanpa kabar sama sekali membuat hatinya bertanya-tanya. Dia mencoba mengirim chat bahkan menelepon, namun tidak ada jawaban. Firasatnya mulai buruk dan pikirannya berkelana kemana-mana.
"Mungkinkah terjadi sesuatu padanya? Kenapa bahkan tidak ada jawaban?"
Sore itu Xiao Zhan pulang lebih cepat ke apartemen dan berharap kembali bertemu Wang Yibo, namun pemuda itu tidak terlihat batang hidungnya. Kini ia hanya berdiri di dekat jendela kaca ruang tamunya yang luas, menghirup aroma Lavender yang menguar dari bunga di sudut ruangan. Dia telah mencoba lagi mengirim chat juga menelepon namun tetap tak kunjung ada jawaban.
"Apakah dia sakit?" gumamnya khawatir.
Terus terang dirinya belum pernah menghadapi hal seperti itu. Mengingat seseorang sakit atau tidak, dan dia bingung sendiri apa yang harus dilakukan. Selama ini dirinya selalu dijaga dan dirawat, dilindungi begitu berlebihan oleh Vin. Dia belum pernah menghadapi situasi membayangkan sosok sakit di dekatnya.
"Apa yang harus aku lakukan? Haruskah aku mendatanginya?"
Lagi-lagi dia menimbang agak lama sampai matanya melirik jam dinding.
8.00 PM.
"Mungkin, aku harus memeriksanya. Selagi masih sore," akhirnya ia memutuskan.
Setelah mengenakan blazer panjang, Xiao Zhan keluar dari unitnya. Hanya berjalan beberapa langkah, ia kini berdiri di depan pintu bernomor A-85. Berdiri menunggu setelah menekan bel.
Sekian menit menunggu, ia mulai gelisah ketika masih belum ada reaksi dari dalam. Sekali lagi Xiao Zhan memijit bel, dan menarik nafas lega waktu mendengar langkah kaki yang samar terdengar, tak lama kemudian pintu di depannya terbuka.
Kini ia melihat Wang Yibo berdiri di hadapannya, wajah pemuda itu nampak pucat dan murung. Pakaian santai serba putih membuatnya semakin terlihat seperti orang sakit. Xiao Zhan menjadi semakin khawatir.
"Yibo, apa kau sakit?" ia melangkah mendekat.
"Masuklah," suara Yibo terdengar lemas.
Keduanya sekarang duduk di ruang tamu yang bernuansa putih abu.
Sesaat Xiao Zhan merasa bingung dan sedikit canggung melihat pemuda itu hanya diam memandanginya, dan pertanyaan yang tiba-tiba keluar dari mulut pemuda itu makin membuatnya serba salah.
"Ada apa?" nada bertanya itu sangat datar.
Xiao Zhan sedikit memutar tubuh, menghadap pemuda itu. "Aku - mengkhawatirkanmu," jawabnya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓝𝓮𝓿𝓮𝓻 𝓢𝓪𝔂 𝓛𝓸𝓿𝓮 [𝐄𝐧𝐝]
RomanceSeorang wartawan tampan, kameranya secara tidak sengaja menangkap satu sosok yang berwajah seperti malaikat - itu menurutnya. Ia merasa keputusannya untuk datang ke taman Danau Barat menjadi sesuatu yang tak terlupakan. Sejak saat itu, dia seakan te...