7. Mama, Jangan Berubah

125K 16.3K 496
                                    

Sepanjang pertandingan Riona terus melompat-lompat penuh semangat dengan sepanduk besar di tangannya bertuliskan "MORFEO FIGHTING!" Bahkan Wylan sampai menggeleng-gelengkan kepala menahan malu dengan perilaku istrinya.

Riona kini sudah mirip dengan para penggemar Morfeo dan teman-teman anak itu. Di sebelah barisan mereka memang terisi penuh dengan siswa-siswa dari sekolah Morfeo yang kebanyakan adalah kaum hawa.

Mereka bahkan lebih bar-bar dari Riona. Tak jarang ketika tim Morfeo berhasil mencetak angka mereka berteriak begitu kencang, membuat telinga Wylan dan Riona berdengung seketika.

Pritt!

Suara peluit menandakan pertandingan sudah selesai dan dimenangkan oleh tim Morfeo, terlihat di lapangan sana mereka berpelukan dengan wajah bahagia. Tak peduli keringat yang membasahi tubuh dan wajah.

"YEYYY!" teriak Riona kegirangan.

Ia mengajak ketiga anaknya dan Wylan untuk saling bertos ria. Tak mempedulikan umurnya, Riona mengambil botol air mineral yang ia bawa dari rumah dan menuruni tribun penonton.

"Mama kalian tuh," bisik Wylan saat melihat Riona turun ke lapangan menghampiri Morfeo.

"Istri papa tuh," balas bisik Casvian dengan wajah datar.

Mereka kemudian terkekeh bersamaan melihat tingkah Riona yang memberikan minuman pada Morfeo. Terdengar decakan iri dan pertanyaan yang terlontar dari para penggemar Morfeo. Banyak yang bertanya-tanya mengapa Riona, seorang model papan atas itu bisa mengenal Morfeo bahkan sampai memberikan minuman.

"Selamat atas kemenangannya, Sayang," ucap Riona seraya menyodorkan minuman untuk Morfeo.

Tanpa menjawab ucapan selamat dari Riona, remaja pria itu langsung berhambur peluk pada Riona dengan wajah yang berseri-seri. Ia tampak sangat bahagia, bukan hanya karena kemenangan yang timnya bawa, tetapi juga karena kehadiran Riona.

"Udah, kamu bau asem nih. Bersih-bersih dulu sana," ucap Riona seraya melepaskan pelukan mereka dengan lembut.

Ia melambaikan tangannya pada Morfeo sebentar kemudian kembali ke tribun penonton dan bergabung kembali bersama suami dan ketiga anaknya yang lain.

"Buset, selama ini lo punya kakak yang cantik gitu enggak pernah bilang. Jahat banget lo, padahal tahu temannya banyak yang jomblo di sini," ucap salah satu teman Morfeo yang tak bisa melepaskan pandangannya dari Riona.

Namun, remaja laki-laki itu hanya mendapatkan toyoran kecil dari Morfeo dan tatapan tajam. "Kakak pala lo. Itu nyokap gue anjir!"

"Hati-hati lo, katanya nyokap Morfeo kan pernah mukul Aldo sama nyokapnya sampai masuk rumah sakit," bisik teman Morfeo yang satunya lagi.

Sontak saja para teman-teman Morfeo bergidik ngeri mengingat cerita yang sempat menjadi pembicaraan hangat para siswa di sekolah itu. Banyak juga yang memuji keberanian ibu dari empat anak itu karena berhasil menaklukkan guru paling dibenci di sekolah itu.

"Udah ah, kualat lo pada ngomongin orang tua," ucap Morfeo seraya berjalan meninggalkan teman-teman satu timnya yang tertawa di lapangan.

Tak membutuhkan waktu lama bagi Morfeo untuk berganti pakaian dan bersih-bersih sejenak di kamar mandi yang disediakan bagi para tim basket atau pun tim olahraga di sana. Ia pun kini berlari menghampiri keluarga kecilnya dengan wajah yang lebih segar.

Begitu ia menghentikan langkahnya, tubuh Morfeo langsung diserbu dengan pelukan oleh ketiga saudaranya yang lain, serta tepukan kecil di kepala pria itu dari Wylan.

Be a Good Mother [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang