9. Maaf, Sayang

122K 16.4K 1.4K
                                    

Riona berjalan menuruni satu persatu anak tangga, bibirnya tak jarang mengukir senyum hangat yang menenangkan. Ia menghampiri seorang pria yang menunggu dan duduk di ruang tamu.

"Ada apa, Kak? Tumben pagi-pagi ke sini," ucap Riona beralasan.

Padahal dalam kamar ia benar-benar dibuat kelabakan mendengar kedatangan pria itu ke rumahnya. Ia meruntuki dirinya sendiri yang melupakan satu hal penting di kehidupannya yang ini, pekerjaan. Ia terlalu sibuk membangun hubungan baik dengan keluarga kecilnya dan melupakan pekerjaannya.

"Kamu ini, ya. Seminggu hilang kabar ternyata malah sibuk santai-santai di rumah, kamu kira puluhan jadwal pemotretan itu bakal bisa selesai sendiri tanpa model?"

Belum juga Riona mendudukkan bokongnya di sofa, ia sudah mendapat omelan dari manajernya yang bawel itu.

"Itu diminum dulu jusnya," pinta Riona masih santai, padahal hatinya kini tengah berdugem ria.

Manajer Riona yang biasa dipanggil Jeff itu hanya mendengus sebal, kemudian mengangkat gelas tinggi berisi jus jeruk dan meminumnya hingga tersisa setengah. Cukup untuk meredakan dahaga di tenggorokannya.

"Jangan mengalihkan pembicaraan kamu," ucap Jeff kembali tegas.

Ia dibuat pusing dengan menghilangnya Riona secara tiba-tiba, wanita itu tak menjawab segala pesan dan teleponnya membuat Jeff berinisiatif untuk mendatangi rumah Riona secara langsung.

Dengan lapang dada ia harus menerima amarah dari sang CEO yang mengomel karena banyak jadwal Riona yang terabaikan. Bahkan beberapa klien yang bekerja sama dengan Riona kini menuntut hasil kerja wanita itu.

Riona berdehem kecil dan menghela napas panjang. "Kak, aku mau ngomong sesuatu," ucap Riona yang mulai serius.

"Apa?"

Matanya terpejam singkat. "Aku kayaknya enggak bisa lanjut karir aku di dunia hiburan ini. Aku mau berhenti dan fokus sama keluarga aku aja, Kak. Sudah cukup aku rasa menghabiskan belasan tahun di depan kamera dan berpose sesuai keinginan kalian."

Jeff terdiam, menatap tak percaya pada apa yang dikatakan Riona barusan.

"Kamu serius, Ri? Aku yang temani kamu dari mulai awal menginjakkan kaki ke dunia model sampai bisa jadi model senior seperti sekarang. Tapi, sekarang kamu mau melepaskan kesuksesan itu? Kamu yakin?" tanya Jeff memastikan.

Riona tersenyum, menatap teduh pada Jeff yang tampak masih tak percaya mendengar keputusan yang ia keluarkan.

"Umur aku udah kepala tiga loh, Kak. Aku udah enggak muda lagi dan sekarang aku ingin menghabiskan banyak waktu buat keluarga aku. Memang, awalnya memang berat untuk memberikan keputusan ini. Tapi, aku harus bisa memilih antara karir atau keluarga aku, kan?"

"Aku enggak bisa terus egois dan menggenggam kedua hal itu selamanya. Kadang kita harus melepaskan salah satu hal penting dalam hidup kita demi hal penting lainnya," tambah Riona bijak.

Jeff benar-benar dibuat bungkam dengan Riona. Ada rasa tak rela di dalam hatinya kala mendengar rencana undur diri dari model kesayangannya ini, selama ini ia sudah layaknya sosok abang bagi Riona.

Ia yang menemani Riona tumbuh dari usia 17 tahun hingga 38 tahun.

Ia yang menemani sosok Riona polos dan naif hingga menjadi Riona dewasa seperti sekarang.

"Tapi, Ri. Kamu sudah yakin?" tanya Jeff lagi, berusaha agar Riona mau mengubah keputusannya.

Kepala Riona mengangguk mantap. "Yakin, Kak. Aku enggak pernah seyakin ini dalam mengambil keputusan. Walaupun nanti pilihan yang aku ambil gak terlalu menguntungkan, tapi aku tetap bahagia bisa memilih mereka."

Be a Good Mother [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang