"Mama, coba balik sini," panggil Azriel.
Begitu Riona menolehkan wajah, jari telunjuk Azriel yang sudah dilumuri oleh tepung pun langsung menempel di wajah Riona. Sementara Azriel yang melihat noda di wajah ibunya hanya tertawa lepas bersama Zadkiel dan Morfeo.
"Jahil kamu, ya," ucap Riona seraya menggelengkan kepala kecil.
Tangannya terus bergerak memutar untuk mengocok adonan di dalam wadah besar agar semua tercampur rata. Ia kemudian mengambil pengembang dan menuangkannya sedikit ke dalam adonan.
"Mama, cerita dong pas pertama kenal sama Papa," pinta Azriel.
Anak itu sejak tadi sama sekali tak berbuat apa-apa, hanya Zadkiel, Morfeo dan Riona yang sibuk menyiapkan adonan kue dan camilan kecil lainnya. Sementara Azriel hanya datang dan mengacau saja, ia membantu dalam hal membuat dapur berantakan. Seperti bermain tepung contohnya.
Kegiatan Riona terhenti sejenak, senyum manis tiba-tiba terbit di wajahnya.
"Pertama kali Mama ketemu sama Papa, ya?" gumam Riona bermonolog.
Pikirannya seolah melayang dan mencari pintu yang berisi tentang kenangan awal berjumpa dengan Wylan saat masa kuliah dulu.
"Dulu Mama ketemu sama Papa kalian itu pas jaman kuliah." Riona mulai bercerita dengan tangan yang terus bekerja. "Mama suka sama Papa kalian pas kita SMA, kebetulan dulu Papa kalian adalah siswa paling dikenal di sekolah. Dia kaya, ganteng dan pintar, enggak ada orang yang enggak kenal sama dia."
Azriel yang tadinya sibuk mengacau pun memilih duduk di kursi yang berhadapan dengan dapur, kemudian menopang dagu di atas meja dan mendengar cerita Riona dengan seksama.
"Mama merasa sangat jauh dengan Papa, bagai langit dan bumi. Papa kalian seperti pangeran dari istana besar, sementara Mama hanya pelayan di istana itu," lanjut Riona.
Riona terkekeh kecil kala mengingat betapa kurang ajarnya ia menyukai sosok Wylan. Sosok yang kehidupannya berbeda 180 derajat dengan dirinya.
"Terus, kok bisa Mama sama Papa akhirnya nikah? Kalian dekat sejak kapan?" tanya Morfeo bergantian.
Sedikit banyaknya ia mulai tertarik dengan cerita mengenai hubungan asmara antara Riona dan Wylan. Setidaknya ia juga bisa memamerkan cerita Riona dan Wylan pada teman-teman sekolahnya yang lain dan berakhir saling beradu kehebatan orang tua masing-masing.
"Mama sama Papa mulai dekat pas kuliah, kebetulan dulu kami satu kampus cuma beda fakultas. Pas itu, Mama sudah mulai merintis karir sebagai model dengan mengikuti agensi model teman Mama," cerita Riona.
"Terus pernah sekali kampus bikin acara dan undang Mama sebagai bintang tamu karena Mama termasuk mahasiswa berprestasi mereka. Ternyata yang jadi penanggung jawab bagian bintang tamunya itu Papa kalian."
Wajah Riona tampak berseri-seri kala menceritakan awal mula kejadian ia bisa dekat dengan Wylan. Awal mula hidup seorang gadis biasa-biasa yang sederhana berubah menjadi ratu di sangkar emas yang mewah.
----
"Riona Amara, kan?"
Suara yang sangat familiar itu membuat Riona membalikkan tubuhnya dan menatap terkejut pada sosok pria dengan kaos hitam dan kartu pengenal yang terkalung di lehernya.
"Iya, aku Riona. Kamu yang jadi PJ bagian bintang tamu, ya?" tebak Riona, berusaha menjaga ekspresi wajahnya tetap normal dan tak memalukan di mata Wylan.
Sementara itu tanpa Riona sadari, sedari tadi mata Wylan terus saja mencuri-curi pandang pada wajah Riona yang tak berhenti tersenyum. Kadang jika ada orang yang lewat ia tak segan untuk saling bertukar sapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be a Good Mother [Terbit]
RomanceRiona Amara tak pernah menyangka jika ia akan meninggal karena dibunuh oleh keempat putranya sendiri dan mati dalam penyesalan. Namun, di tengah penyesalan itu tiba-tiba saja ia kembali terbangun di masa lalu, tepat lima tahun sebelum kejadian pembu...