21. Kok Bau Pandan

100K 13.3K 1.2K
                                    

Riona baru saja keluar dari kamar mandi dengan keadaan rambut yang basah karena keramas, padahal jam masih menunjukkan pukul tujuh pagi. Untung saja hotel tersebut memiliki fasilitas air hangat yang bisa diatur untuk kenyamanan penggunanya.

"Mas, bangun gih," pinta Riona seraya mengeringkan rambutnya dengan handuk.

Wylan sendiri masih terlalu nyaman berpelukan dengan kasurnya sehingga terlalu enggan untuk sekadar membuka mata, hal itu membuat Riona mendengus kesal melihat kemalasan suaminya.

"Mas bangun, anak-anak bentar lagi juga bakal bangun. Kamu emang gak malu kalau mereka tahu kamu belum mandi?" omel Riona.

"Sabar, Sayang. Ini bentar lagi bakal mandi, mending kasih morning kiss dulu deh daripada ngomel pagi-pagi," ucap Wylan dengan suara berat, khas bangun tidur

Riona lagi-lagi mendengus. Namun, ia tetap berjalan menghampiri Wylan dan membungkukkan badan sedikit. Bibir kecilnya yang penuh itu mendarat dengan sempurna di pipi kanan dan kiri Wylan.

"Yang di sini? Nanti yang di sini cemburu loh enggak dicium sama kamu," goda Wylan seraya menunjuk bibirnya yang menggoda.

Mata Riona berputar malas. "Gak mau, ah. Kamu bau, belum gosok gigi juga. Sana mandi," pinta Riona seraya langsung menjauhi Wylan.

Sementara Wylan yang melihat tingkah istrinya hanya tertawa renyah, ia berhasil menggoda wanita itu. Setelah puas mendengar omelan Riona, Wylan pun membuka selimut tebal berwarna putih yang sedari tadi membungkus tubuhnya.

Sontak sana tubuh bagian atasnya yang tak berbalut apa-apa itu terpampang jelas, membuat Riona yang tak sengaja melihatnya langsung mengalihkan pandangan dengan wajah memerah.

"Sana pakai baju cepat ih!" pinta Riona. Wajahnya kini sudah seperti kepiting rebus menahan malu.

Bukannya memakai pakaian, Wylan malah berjalan mendekat ke arah Riona dan memeluk pinggang wanita itu dari belakang. Ia mengecup singkat leher jenjang milik Riona, membuat Riona beberapa kali berusaha mengelak.

Apalagi posisinya saat ini cukup bahaya dengan hanya memakai handuk kimono.

"Mas ... udah ih sana mandi," ucap Riona dengan suara tertahan.

"Kenapa, Sayang? Kok kayak malu, padahal semalam kamu juga lihat loh, bahkan yang lebih dari ini," goda Wylan semakin menjadi-jadi.

Kesal dengan Wylan dan tak ingin kembali berakhir di ranjang dan harus mandi kembali, Riona akhirnya menginjak kaki Wylan keras membuat pria itu meringis kesakitan dan melepaskan dekapannya pada Riona.

"Aduh! Kok diinjak sih, Ri? Jahat banget, sama suami sendiri juga," ucap Wylan cemberut.

"Siapa suruh enggak mau mandi, hah?! Sana mandi, atau kamu aku tinggal!" balas Riona galak seraya bertolak pinggang.

Dengan langkah malas dan setengah hati, Wylan akhirnya menuruti permintaan Riona dan berjalan masuk ke dalam bilik kamar mandi. Sepeninggalan Wylan, Riona pun mendudukkan diri di kursi kecil berhadapan meja rias dan mulai memakai skin care paginya.

Setelah selesai dengan urusan wajah, Riona lalu beralih pada kopernya dan mengganti handuk kimono tadi dengan pakaian kasual yang nyaman.

Tak lama berselang setelah ia berganti pakaian, Wylan akhirnya keluar dari kamar mandi dengan handuk yang hanya melingkar di pinggang hingga lutut. Bagian atas tubuhnya ia biarkan polos dengan air yang mengalir. Sementara rambutnya tampak sedikit basah.

Lagi-lagi wajah Riona menjadi semerah tomat. Tidak bisakah suaminya itu membuat jantungnya aman? Ia bisa merasakan degup jantungnya melebihi batas normal sekarang.

Be a Good Mother [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang