"Vian, antar Mama yuk."
Casvian yang tadinya duduk bersantai di ruang keluarga sembari bermain ponsel pun mendongakkan kepala dan menatap heran sang ibu yang sudah rapi dengan outfit kasualnya.
Ia hanya bisa menghela napas kala melihat penampilan Riona yang benar-benar seperti anak muda, entah karena wajah wanita itu yang awet muda atau pakaiannya yang kelewat trendy.
"Mau ke mana, Ma?" tanya Casvian.
"Mama mau ke kantor Papa kamu, bawain makan siang sekalian makan siang bareng. Kamu nanti juga makan siang di sana aja," ucap Riona seraya mengangkat rantang susun yang berada dalam genggamannya.
Kepala Casvian mengangguk kecil. "Tapi mobil Vian lagi di bengkel, Ma. Pakai motor enggak apa-apa, kan?" tanya Casvian ragu.
"Atau Mama naik taksi online aja deh, Vian pesanin." Casvian takut jika nanti mereka pergi dengan naik motor dan Mamanya berujung masuk angin.
Riona terkekeh kecil. "Gapapa, sekali-kali naik motor."
Namun, Casvian masih saja meragukan ibunya. Ia benar-benar tak rela jika harus membawa sang ibu untuk naik motor, apalagi jarak dari rumah hingga kantor Wylan cukup memakan waktu hingga satu jam.
Ia tak ingin di jalan nanti ibunya terkena debu atau terjemur dengan matahari siang yang mneyengat.
"Udah, Mama gak apa-apa kok. Sana ambil kunci motor kamu," pinta Riona lagi saat melihat ada gurat ragu dalam wajah putra sulungnya.
Casvian menghela napas berat dengan hati tak rela mengiyakan permintaan sang ibu. "Yaudah, Mama tunggu bentar, ya. Vian mau ambil kunci motor sekalian pakai jaket dulu."
Ia bergegas beranjak dari duduknya dan berlari kecil menaiki satu persatu anak tangga ke kamarnya. Tak ingin membuat Riona menunggu lama, Casvian langsung turun begitu selesai mengambil jaket dan kunci motornya.
Casvian terlihat tampan dengan hodie hitam dan celana jeans hitam yang ia kenakan. Tak lupa rambutnya yang lumayan panjang disisir ke belakang.
"Ayo, Ma."
Keduanya melangkah bersamaan keluar dari rumah. Sementara Casvian mengambil motornya digarasi rumah, Riona berdiri menunggu di pekarangan.
Suara knalpot dari arah garasi mencuri perhatian Riona, tampak Casvian datang dengan motornya dan berhenti tepat di hadapan Riona.
Wanita itu dibuat tercengang dengan motor yang digunakan oleh putra sulungnya. Bukan motor sport yang kekinian dan sering Casvian kenakan saat ke kampusnya, tetapi motor beat biru yang dulu dibelikan untuk Riona.
"Ya Allah, Mama kira kamu bakal pakai motor sport atau apa gitu yang kerenan dikit. Ternyata malah pakai beat," ceplos Riona yang tak tahu lagi harus berkata apa pada putranya.
Casvian itu benar-benar mengejutkan.
"Sengaja, Ma. Kalau pakai motor sport-nya Vian, takut Mama nanti encok di tengah jalan. Apalagi sekarang jam-jam macet, kan," jawab Casvian disertai cengiran kecil.
Riona mendekat ke arah Casvian dan naik ke jok penumpang, ia menjewer kecil telinga Casvian, membuat remaja itu meringis kesakitan.
"Aduh, Ma! Kok Vian dijewer sih," adu Casvian kesakitan.
Tangannya terangkat naik untuk mengelus telinganya yang memerah karena bekas jeweran Riona.
"Udah, jangan lebay. Cepetan jalan, nanti papa kamu keburu mati kelaparan di kantornya," pinta Riona disertai candaan.
Ia tangannya memegang pundak Casvian, sementara yang satu lagi ia gunakan untuk memegang gagang rantang yang ia taruh di atas paha. Casvian pun menyalakan mesin motornya dan mulai menjalankan motor keluar dari rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be a Good Mother [Terbit]
RomanceRiona Amara tak pernah menyangka jika ia akan meninggal karena dibunuh oleh keempat putranya sendiri dan mati dalam penyesalan. Namun, di tengah penyesalan itu tiba-tiba saja ia kembali terbangun di masa lalu, tepat lima tahun sebelum kejadian pembu...