32. Papa Ceroboh!

69K 10.3K 1.3K
                                    

Riona berdiri di depan kaca besar yang hampir menampilkan seluruh tubuhnya. Wanita itu tampak memutar-mutar tubuhnya pelan untuk melihat bentuk perutnya yang sudah banyak berubah.

Waktu berjalan dengan sangat cepat, begitu pula dengan kehamilan Riona yang sudah memasuki bulan kelima. Segala kehebohan morning sick sudah ia lewati dengan penuh drama. Apalagi keempat anaknya yang selalu saja heboh jika ia tengah mual-mual atau lemas.

Saking sibuk melihat perut buncitnya, Riona sampai tak sadar jika Wylan sudah selesai bersiap-siap dan memeluk pinggang Riona dari belakang. Kepala Wylan disandarkan di pundak Riona, membuat wajah mereka berdua terpantul di kaca.

"Cantik," bisik Wylan dengan senyum lebar.

Riona mendengus. "Gombal. Pasti aku sekarang jelek, kan? Aku gendut banget sekarang, perut aku juga gede banget. Udah mirip kuda nil yang kerjanya makan sama tidur mulu," ucap Riona dengan wajah cemberut.

Ia akui jika kehamilan ini sangat berbeda dengan tiga kehamilan sebelumnya. Kali ini Riona menjadi pemalas dan lebih suka makan. Entah karena faktor bahwa ia sudah menerima kehamilannya yang ini atau karena hal lainnya.

Padahal saat tiga kehamilan dulu berat badan Riona tak bertambah terlalu banyak, apalagi ia lebih memilih menyibukkan diri dengan bekerja dan berolahraga. Makanya keempat anak mereka berakhir di inkubator karena kekurangan berat badan, apalagi saat Zadkiel dan Azriel lahir.

Nutrisi yang diberikan Riona tak cukup untuk dibagi oleh mereka bertiga. Membuat Riel dan Kiel hampir saja tidak bisa diselamatkan dulu.

"Gak, Sayang. Kamu masih menjadi wanita tercantik di rumah ini," jawab Wylan menggombal. "Eh gak deh, kamu masih jadi wanita tercantik di dunia ini."

Riona merotasikan matanya malas. "Udah ah. Yuk kita langsung pergi aja, daripada nanti terlambat terus harus ngantri lama lagi."

"Siap, Komandan!" Wylan mengangkat tangannya di dahi, memposisikan diri seperti orang yang tengah hormat.

Hal itu pun membuat Wylan dihadiahi cubitan di lengannya oleh Riona, membuat Wylan sontak memekik dan meringis halus.

"Aduh, kok dicubit sih?" keluh Wylan seraya mengusap bekas cubitan Riona yang terasa ngilu.

"Lagian, alay banget sih? Gak ingat umur apa?" omel Riona.

"Alay sama istri sendiri juga, gak apa-apa kali. Daripada alay sama istri tetangga? Pilih mana coba?" ancam Wylan yang langsung mendapat pelototan dari Riona.

Sebelum mendapat omelan lebih banyak dari istrinya, Wylan langsung kabur dan berlari kecil keluar dari kamar. Membuat Riona yang ditinggal hanya mendengus sebal dan ikut menyusul Wylan dengan langkah hati-hati.

Tangan kanannya ia gunakan untuk menyangga pinggang belakang yang sedikit pegal, dan tangan kiri ia gunakan untuk mengelus perutnya.

Saat menuruni tangga, Riona berusaha untuk berhati-hati sembari memegang bagian besi pegangan tangga. Namun, ketika Riona hendak menuruni anak tangga kelima, kakinya menginjak anak tangga yang salah membuat tubuh Riona oleng seketika.

"MAMA!"

Untung saja Morfeo yang juga ingin turun sigap menahan tubuh Riona, membuat wanita itu kembali mendapat keseimbangannya. Jantung mereka berdua sudah berpacu sangat kencang karena kejadian barusan.

Sedikit saja Morfeo terlambat bisa-bisa kejadian fatal akan terjadi.

Sementara Wylan yang baru saja kembali dari dapur langsung berlari menghampiri Riona dan Morfeo. Ia menuntun Riona yang masih syok untuk turun dengan hati-hati dan menggiring istrinya duduk di sofa.

Be a Good Mother [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang