"Adek, ayo keluar dulu dari kamar," panggil Riona seraya mengetuk pintu kamar Azriel.
Selang beberapa detik, pintu di hadapan Riona pun terbuka dan menampilkan sosok Azriel yang seperti baru bangun tidur. Rambutnya berantakan dengan wajah bantal.
"Eum, ada apa, Ma?" tanya Azriel seraya mengucek matanya pelan. "Ini masih tengah malam loh, Ma."
Riona mengulum senyum kecil, ia menarik tangan Azriel dan membawa anak itu bergabung bersama Zadkiel yang sudah menunggu di tangga. Ia menggandeng tangan kedua anaknya dan membawa mereka menuruni tangga.
"Kenapa sih, Ma? Ini tengah malam loh. Mama mau ditemani makan mie? Mama kelaparan tengah malam?" tanya Azriel dengan langkah malas.
Riona tak menjawab, hingga ia menghentikan langkahnya di anak tangga terakhir.
Di tengah-tengah kegelapan ruang tamu, muncul beberapa cahaya kecil yang bergerak maju mendekati mereka. Diikuti lampu-lampu yang menyala secara bersamaan.
"Happy birthday to you! Happy birthday to you!"
Nyanyian dari Wylan dan ketiga saudaranya yang lain membuat Zadkiel dan Azriel mematung. Mereka tak percaya jika akan mendapat kejutan seperti ini di tengah malam, tepat saat jam menunjukkan pukul dua belas lewat
Casvian dan Morfeo membawa masing-masing satu buah kue, yang satu memiliki rasa tiramisu dan yang satunya adalah cokelat. Di atas kedua kue itu terdapat lilin angka tujuh belas tahun.
"Happy birthday anak-anak, Mama," ucap Riona seraya membawa kedua remaja itu pria itu ke dalam pelukannya. Ia menciumi kepala Azriel dan Zadkiel bergantian.
"Ayo, make a wish dulu, baru tiup lilinnya," pinta Wylan.
Keduanya mengangguk bersamaan, mereka memejamkan mata dan masing-masing berdoa dalam hati.
"Aku hanya ingin bersama Mama dan Papa selamanya dan mendapat banyak kasih sayang dari mereka," doa Azriel.
"Aku ingin semua orang merasa bahagia dan aku ingin melihat Mama selalu bahagia. Juga Lyora dan Nalan, dengan atau tanpa adanya kami." Tentu saja kalian tahu doa milik siapa itu.
Setelah merapalkan doa dalam hati, mereka pun membuka mata dan meniup kue masing-masing secara bersamaan. Lilin yang padam menciptakan asap yang menguap ke langit-langit rumah, membawa serta doa-doa mereka yang tulus.
Sejak kecil Wylan memang tak pernah menyatukan kue ulang tahun untuk Azriel dan Zadkiel. Ia tak ingin jika kue yang ia belikan malah menjadi contoh pilih kasih, apalagi variasi rasa kesukaan keduanya cukup berbeda. Lebih baik membeli dua daripada harus menciptakan rasa iri.
"Yeyy! Sekali lagi selamat ulang tahun anak-anak Mama yang udah besar," ucap Riona dengan senyum merekah.
Zadkiel dan Azriel memulai ritual rutin mereka setiap ulang tahun, yaitu menciumi pipi orang-orang kesayangan mereka. Bedanya tahun ini ada tiga pipi tambahan yang harus mereka berikan ciuman.
Keduanya memulai dari Riona dan Wylan yang menggendong Lyora.
"Happy birthday, Boys!" ucap Wylan merasa bangga.
Setelah itu keduanya beralih pada Maureen, Morfeo dan Casvian. Kali ini mereka tak lagi mencium pipi, tetapi hanya saling bertosan ala remaja. Bukannya apa, mereka berdua merasa malu jika harus mencium pipi saudara sendiri.
Kemudian keduanya beralih pada Lyora dan Nalan yang berada dalam gendongan Wylan dan Maureen.
Cup!
Zadkiel mencium tangannya sendiri, kemudian tangan bekas ciuman itu ia usap ke kepala Lyora dan Nalan bergantian. Sontak saja perilaku Zadkiel yang tak luput dari pandangan Riona itu mengundang senyuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be a Good Mother [Terbit]
RomanceRiona Amara tak pernah menyangka jika ia akan meninggal karena dibunuh oleh keempat putranya sendiri dan mati dalam penyesalan. Namun, di tengah penyesalan itu tiba-tiba saja ia kembali terbangun di masa lalu, tepat lima tahun sebelum kejadian pembu...