chap 15

48.7K 3.4K 70
                                        

Langsung saja Dita masuk keruangan tersebut dan duduk dengan ekspresi dan aura dingin yang mencekam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Langsung saja Dita masuk keruangan tersebut dan duduk dengan ekspresi dan aura dingin yang mencekam.
Karena ia sudah menebak kenapa dia dipanggil

Di dalam ruangan tersebut sudah ada Romeo yang berdiri di samping tempat duduk Tasya dengan Tasya yang menunduk tidak berani menatap kearah Dita dan matanya masih berkaca-kaca seolah-olah sangat teraniaya.

Untuk menghilangkan kecanggungan pak Wawan berpura-pura batuk dan mulai berbicara.

" Ekhm baik nak Dita disini saya ingin menanyakan apa yang telah kamu lakukan kepada nak Tasya sehingga dia menangis dan pingsan? Baru saja Romeo bicara kepada saya bahwa dia cuma menghukum kamu dan Tasya di lapangan dan tidak ada orang lain di lapangan basket selain kalian berdua saat Romeo meninggalkan kalian berdua ke toilet Tasya masih baik-baik saja setelah Romeo kembali dia melihat Tasya menangis kemudian pingsan"

"Tidak ada" jawab Dita dingin

"Jikalau tidak ada bisa kamu jelaskan kejadiannya kepada kami apa sebenarnya yang terjadi?" Tanya pak Wawan kembali

"Malas" ucap Dita pelan

"Baiklah jika nak Dita tidak mau menjelaskan . Kalau begitu nak Tasya bisa jelaskan?" tanya pak Wawan kepada Tasya karena tidak ada jawaban dari Dita

"Ta di wak tu hiks setelah ditinggal kak Romeo hiks hik aku aku hiks hiks " jawab Tasya gak jelas sambil mulai menangis kembali

"Aku dan kak Dita hiks tidak hiks hiks ada apa-apa hiks aku hiks hanya kelelahan hiks hiks"sambung Tasya sambil terus menangis dengan jawaban yang ambigu dan melirik kearah Dita takut seolah- olah diancam

"Sudah?" Tanya dita sambil langsung menatap mata pak Wawan langsung

Ntah kenapa pak Wawan menatap Dita kosong dan mengangguk
Kemudian Dita langsung keluar dari ruang BK setelah ruangan BK tertutup barulah pak Wawan tersadar.

"Eh Dita tunggu"gumam pak Wawan pelan

"Ya sudahlah kalau begitu Tasya tolong maafkan Dita ya dan kamu Romeo tolong antar Tasya pulang sekarang karena dia masih shock lebih baik dia beristirahat di rumah saja"ucap pak Wawan

"Tapi pak !?"ucap Romeo

"Tidak ada tapi-tapi kamu sudah dengarkan perkataan Tasya dia hanya kelelahan"sambung pak Wawan memotong ucapan Romeo

"Baik pak" ucap Romeo pasrah sambil membawa Tasya keluar

Setelah Dita keluar Tasya langsung berhenti menangis biarpun dia masih sesenggukan.

Tasya tetap diam dan menundukkan kepalanya sambil dirangkul oleh Romeo dibawa keluar ruangan dan diantar pulang oleh Romeo.

Di sisi lain Dita berjalan ke arah lantai atas dimana atap berada dia pun langsung berjalan ke atap dan memandang kebawah sambil menggenggam pinggiran pembatas atap dengan sangat kencang serta aura sekitarnya yang semakin dingin kalau ada orang lain disitu pasti sudah kedinginan tapi tidak dengan batinnya yang terus menggerutu kesal
" sialan brengsek asu dan semua nama binatang dia Absen
Itu lagi gadis cengeng nyebelin banget kenapa harus nangis coba sambil meremas pembatas atap semakin kuat"

Ice Girl [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang