Arion POV
"Apa Uncle sedang sibuk?" Suara Hans terdengar nyaring di speaker ponsel.
"Tidak, baby. Uncle sedang menonton TV."
"Kapan Uncle akan menginap lagi?"
"Uncle belum ada waktu luang, baby."
"Benar kah? Baiklah, Uncle. Kalau sudah tidak sibuk, jangan lupa berkunjung ke rumah kami ya."
"Tentu saja. Mana Haris?"
"Dia sedang mengerjakan pekerjaan rumah."
"Apa Mommy dan Daddy mu sudah pulang?"
"Sudah. Mommy sedang membantu Haris mengerjakan tugas. Daddy sedang di ruang kerja."
"Baiklah, baby. Kamu sebaiknya juga mengerjakan tugas, sebelum Mommy mu marah."
"Sampai jumpa, Uncle."
"Hmm. Sampai jumpa."
Panggilan berakhir. Bocah itu masih berusia 6 tahun, tapi berbicara sudah seperti orang dewasa. Ia lebih muda 2 tahun dari Haris.
Aku meletakkan ponsel di sofa ruang TV. Di sebelah ku.
Sudah sebulan lalu, sejak pertama dan terakhir kali aku melihat gadis itu. Gadis yang ku temui di lift secara tidak sengaja.
Sejak tanpa sengaja bayangannya menghampiri pikiran ku, nafsuku seperti berkurang untuk wanita-wanita penghibur. Meskipun tidak menutup kemungkinan masih meniduri mereka beberapa kali. Tapi seminggu ini, pikiran ku terus tertuju pada gadis itu.
Aku sudah bertanya pada resepsionis di gedung ini tentang wanita yang tinggal di lantai 17. Tapi mereka bilang bahwa tidak ada nama wanita yang menempati lantai 17. Setelah menyebutkan ciri-cirinya, resepsionis mengatakan bahwa gadis itu sering keluar masuk di sini. Tapi sepertinya ia hanya berkunjung dan bukan pemilik apartemen.
Ponsel ku berkedip menampilkan panggilan dari Zach. Bajingan ini akan menikah besok, dan rencananya malam ini ia akan mengadakan pesta untuk melepas masa lajangnya.
"Hmm?"
"Bisakah aku ke apartemen mu?"
"Tidak."
Zach menghela nafas.
"Ada apa?"
"Aku gugup. Aku butuh teman minum."
"Kau tidak boleh minum, Zach."
"Aku tau, A. Tapi aku benar-benar gugup."
Poor Zachary.
"Datang lah ke mansion ku. Aku akan ada di sana 20 menit lagi."
"Thanks, dude. You're the best."
Panggilan berakhir. Aku tidak berencana membuatnya mabuk. Kami hanya akan meminum beberapa gelas, tapi tidak sampai mabuk.
Berusaha bangkit dari gulungan selimut di ruang tv. Aku mengenakan jaket dan celana jeans, serta sepatu bots. Meraih kunci mobil kesayangan ku, membawa hal apapun yang ku butuhkan dan segera keluar.
Lift membawa ku turun. Kaki ku melangkah keluar saat sudah sampai di basement untuk menuju mobil ku yang terparkir di tempat biasa.
Saat hampir sampai mobil, samar terdengar suara orang sedang berdebat. Aku tidak terlalu peduli dengan hal itu. Semakin dekat dengan mobil, suara itu semakin jelas.
"Aku sudah melakukan semua yang kau inginkan. Jadi sekarang lepaskan aku." Wanita itu terisak.
"Tidak akan semudah itu, jalang kecil. Kau pikir aku tidak membayar mahal tubuh mu, Natasha?" Pria itu terdengar emosi.
![](https://img.wattpad.com/cover/298887276-288-k937343.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
We Shouldn't... [END]
RomanceAku tidak akan menyakiti mu. Tidak akan pernah. ⚠️🔞 Mature Content 🔞⚠️ 21+ Start : 20 January 2022 Finish : 23 Februari 2022