Author POV
"Sekarang kau takut, Xander?"
Luca berjalan di sekitar mereka bertiga yang terduduk di lantai. Kedua tangannya menyilang di dada. Beberapa saat kemudian ia memasukkan ke saku celananya.
Luca mondar-mandir, sedang menunggu seseorang. Mata elangnya mengawasi ketiga orang yang masih terus dilanda ketakutan.
Cklek 🚪
Senyum tipis terbentuk di bibir Luca saat mendengar pintu terbuka. Ketiga orang lainnya justru terlihat semakin takut saat melihat siapa yang datang.
Langkah kaki mendekat.
"Dad? Mom?"
Luca berbalik saat ia yakin orang tersebut sudah berdiri di pintu ruangan ini. Seorang gadis yang mungkin masih berusia 20 tahun.
Ia melihat ketiga keluarganya yang tengah menatapnya ketakutan. Lalu beralih pada Luca yang kini menatapnya.
"Luca.."
Gadis itu berlari menghampiri Luca dan sedikit melompat untuk memeluknya. Sesaat ia terlihat seperti Arion, tapi ini Luca.
"Apa kabar, Emily?"
"Aku baik-baik saja, Luca."
Luca merasakan pergerakan dari Xander. Ia spontan berbalik dan melihat pria tua itu menodongkan pisau ke arahnya. Senyum iblis itu muncul lagi.
"Apa kau berencana membunuh putri kesayangan mu?"
Luca langsung menahan leher Emily dengan lengannya. Ia meraih silet kecil yang tajam dari saku celananya.
"Luca.. Ada apa?" Tanya Emily bingung.
Luca memang cukup dekat dengan Emily. Ia merasa sayang pada adik tirinya ini seperti ia menyayangi Sarah. Jauh di dalam Luca, pria itu adalah Arion yang masih mampu menyayangi seseorang.
"Sebagai orang yang berpengalaman membunuh seseorang, tentunya kau tau bahwa silet jauh lebih sakit daripada pisau mu kan, Xander?"
"Tidak. Tidak. Aku mohon, Luca."
Dave memberanikan diri.
"Jangan sakiti Emily."
Luca mundur beberapa langkah dengan Emily yang masih di sandera, agar bisa melihat semua orang dalam jangkauan pandangnya.
"Kau percaya padaku, Emily?" Bisik Luca, gadis itu mengangguk kecil.
Ia melepaskan lengannya dari leher Emily. Menarik gadis itu ke belakang tubuhnya dan menyuruhnya untuk tetap di tempat.
"Apa kau sudah diizinkan bicara?"
Luca berdiri cukup dekat dengan Dave dan Ibu nya.
"Luca, aku mohon jangan sakiti Emily."
Luca menarik nafas dan mengayunkan kaki kanannya.
Bugh!!
Darah berceceran di lantai. Dave mengerang kesakitan, menutup mulut dan hidungnya yang berdarah. Mungkin patah karena Luca menendang wajahnya dengan sepatunya.
"Aku tidak memberimu izin untuk bicara, adik kecil. Aku tidak suka jika aku bicara disela."
"K-kau bi-bisa membunuh ku, t-tapi j-jangan Em-Emily." Dave masih berusaha berbicara.
Ia siap menendang Dave lagi, namun tiba-tiba berhenti. Ia mundur beberapa langkah.
*
*

KAMU SEDANG MEMBACA
We Shouldn't... [END]
RomanceAku tidak akan menyakiti mu. Tidak akan pernah. ⚠️🔞 Mature Content 🔞⚠️ 21+ Start : 20 January 2022 Finish : 23 Februari 2022