13. The Truth

8.9K 417 2
                                    

Author POV

Penerbangan hampir 22 jam menggunakan pesawat pribadi milik Arion, Natasha sampai di Indonesia. Ia segera memesan taksi untuk menuju rumah.

"Kemana Mbak?" Tanya Pak sopir.

"Jl. Kenanga, Pak."

Sopir tersenyum ramah pada Natasha dan juga Arion. Namun wajah bule satu ini memang menyebalkan. Sepanjang jalan, Arion hanya diam. Karena ia tak mengerti bahasa Indonesia.

Taksi berhenti di depan sebuah rumah yang sederhana. Natasha membayar biaya taksi dengan uang yang sudah ia tukar menjadi rupiah.

Mereka berdua berdiri di depan pagar rumah sederhana berwarna putih dengan sedikit abu-abu.

Rumah tersebut sunyi karena Ayahnya di makamkan di kampung halamannya. Natasha menelepon seseorang yang ia rasa bisa membantunya. Ia juga sudah membeli GSM baru. Natasha memiliki nomor saudaranya yang ia minta dari aplikasi sosial media dan mereka bertukar nomor.

"Apa yang kita lakukan diluar sini? Di sini panas sekali." Natasha dapat melihat baju kemeja coklat pria itu sudah mulai basah.

"Tunggulah sebentar. Adik sepupuku akan datang memberikan kunci rumah."

Tak lama, sebuah motor menghampiri Natasha. Ia melihat sepupunya dengan bahagia karena sudah sangat lama ia tak pulang.

"Mbak Nata.." gadis itu turun dari motor dan memeluk Natasha dengan erat.

"Indri." Natasha membalas pelukan sepupunya.

"Mbak sehat-sehat kan?" Indri bertanya dengan menangis bahagia melihat kakak sepupunya. Rasanya seperti mimpi.

"Masuklah Mbak. Istirahat dulu. Pakde dibawa ke Surabaya. Bude besok sudah kembali."

"Iya Ndri. Makasih ya."

"Sama-sama Mbak. Kamu yang kuat ya Mbak."

"Iya Ndri."

Indri ingin bertanya siapa pria itu, namun malu.

"Aku pulang dulu Mbak. Kalau butuh apapun, bisa hubungi aku."

Indri menaiki motornya dan meninggalkan rumah Natasha.

Gadis itu segera membuka gembok gerbang. Arion hanya mengikuti saja. Ia menuju pintu rumah, beruntungnya Natasha masih memiliki kuncinya. Pintu terbuka. Natasha segera meraih remote AC untuk mendinginkan ruangan.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Natasha melihat Arion hanya diam.

"Tidak."

"Kenapa?"

"Di sini panas. Di New York hampir musim salju. Bukankah menyenangkan jika kita bercinta sepanjang waktu saat musim salju?"

Natasha dengan tajam menatap Arion.

"Bukankah sudah ku katakan. Aku bisa pulang sendiri. Tidak perlu mengantar ku. Dan tolong, jangan berbicara tentang bercinta di sini. Masyarakat di sini menganggap itu hal yang tabu."

"Ya ya. Setelah bertemu Ibu mu, ayo kembali ke US."

Natasha menggelengkan kepalanya.

"Sudah ku katakan, aku tidak akan kembali ke sana." Ucap Natasha membuka kulkas nya. Tentu saja tidak sebesar milik Arion di apartemennya.

"Kapan ibu mu pulang?" Arion berjalan mendekati Natasha di dekat kulkas. Ia meraih pinggang gadis itu.

"Aku tidak tau. Kata sepupu ku kemungkinan besok."

We Shouldn't... [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang