31. Marriage

5K 321 2
                                    

Natasha POV

Taksi menuju ke apartemen. Arion tak banyak bicara di sini. Ia hanya diam dan memilih menatap semuanya dalam diam.

Setelah sampai tujuan, kami segera menuju apartemen itu.

Tempat ini masih sama seperti terakhir kali aku datang untuk melihat surat kepemilikan. Mengingat itu aku segera menuju kamar dan membuka laci. Aku meraih berkas-berkas itu dan menyusul Arion yang sedang mencari sesuatu di kulkas.

"Sedang mencari apa?"

Aku menghampirinya setelah meletakkan berkas itu di mini bar yang sedikit jauh.

"Bir."

Aku meraih lengannya di pintu kulkas. Ia menoleh menatap ku. Untuk sesaat aku terdiam dan kebingungan.

"Apa kau punya persediaan bir?"

Nada bicaranya kasar. Aku melepas tangan ku di lengannya. Menggeleng sebagai jawaban, aku mundur beberapa langkah.

Ia menutup pintu kulkas. Berbalik menghadap ku.

"Natasha?"

Jantung ku terasa berdebar nyeri. Aku merasa deja vu dengan intonasi ia memanggil namaku.

"A–apa yang kamu lakukan, A?"

Ia tersenyum tipis. Mundur dua langkah dan bersandar di kitchen set.

"Jangan takut. Aku hanya ingin menunjukkan diri dihadapan mu."

"M–maksud mu? Apa maksudmu, A?"

Ia berdecak kecil. Melangkah 3 langkah, mengikis jarak kami. Cukup dekat tapi ia meletakkan tangannya dibelakang tubuhnya.

"Luca. Aku Luca."

Sorot matanya berubah jadi lebih kejam namun aku tidak merasa takut.

"L–Luca."

Ia mengangguk kecil. Aku menarik nafas. Mencoba mendapatkan kembali keberanian ku.

"Kamu tetap menjadi baik di mata ku."

"Tapi aku Luca."

Aku mendongak dan memegang pipinya yang ditumbuhi rambut halus.

"Kamu tetap orang yang sama."

"Senang akhirnya ada seseorang yang masih bisa melihat ku dari sudut pandang yang baik."

Aku dapat melihat jelas sorot matanya berubah lembut.

"Luca."

Dia tak menjawab, hanya menatap ku dengan intens.

"Bisakah aku meminta sesuatu untuk kamu lakukan?"

Ia masih tak menjawab. Itu lebih baik daripada ia marah-marah. Aku menurunkan tangan ku dan kini berhenti di dadanya.

"Aku merindukan Arion. Aku ingin bertemu dengannya. Kamu bisa beristirahat, Luca. Kamu bisa mempercayai ku untuk memulai sesuatu yang baru dalam hidup. Aku tau kamu mengalami banyak penderitaan. Semua sudah berakhir. Kamu bisa muncul saat Arion benar-benar membutuhkan mu untuk melindungi kami. Istirahatlah, Luca. Istirahatlah, sayang ku."

Kedua tangannya kini berada di sisi tubuhnya. Ia memejamkan mata sejenak. Aku masih menatap pria yang berdiri di depan ku.

Matanya terbuka bersamaan dengan pelukan di tubuhku.

"Ada apa, A?" Ia masih memeluk ku.

"Mommy ku. Aku baru dapat kabar dari Sarah. Mommy ku bunuh diri."

We Shouldn't... [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang