Natasha POV
Aku terbangun satu jam lebih awal. Segera melompat dari kasur dan keluar kamar menuju ruang tamu. Menghela nafas panjang. Ini bukan mimpi.
Arion datang ke sini. Ia masih tertidur lelap di sofa. Mungkin sangat kelelahan, sampai-sampai tidur di sofa seperti tidur di kasur.
Aku mengikat asal rambut ku, meninggalkan beberapa yang tak terikat menutupi leher dan berjalan ke dapur. Ibu tersenyum saat melihat ku berjalan mendekat.
"Selamat pagi Bu." Aku mencium kedua pipinya.
"Selamat pagi sayang. Teman kamu tidur di sofa?" Pertanyaan Ibu membuat ku terkikik geli.
"Udah aku suruh buat balik ke hotel, tapi dia tetap ngotot. Ya udah biarin aja."
Aku membuka panci, uap panas bersama aroma masakan yang membuat perut ku lapar langsung menguar di udara. Sup ayam kesukaan ku.
"Ibu hari ini akan ke Surabaya. Apa kamu mau ikut?"
Aku meraih tempe goreng di atas piring. "Ngapain Bu?"
"Membersihkan makam Ayah mu. Sudah dua bulan ibu tidak ke sana."
Aku mengangguk mengerti.
"Aku tidak bisa ikut Bu. Aku belum dapat cuti sebelum setahun bekerja."
"Ya sudah. Kamu di sini saja. Lagian kamu juga masih punya tamu."
Aku tersenyum menanggapi ucapan Ibu.
"Oh ya, sampai kapan dia di sini? Apakah masih saat Ibu pulang?"
"Aku belum menanyakan itu padanya." Aku tersenyum canggung.
"Ya sudah. Ibu siap-siap dulu."
"Ibu naik apa ke sana?"
"Diantar Pak Lek sama Buk Lek mu. Indri juga ikut ke Surabaya, dia melanjutkan SMA di sana." Jawab Ibu sambil berjalan menuju kamarnya.
Aku meraih gelas air minum dan menenggak habis minum ku. Mengambil gelas lain dan mengisi air untuk Arion.
Kaki ku melangkah ke ruang tamu. Pria itu sudah bangun dan sedang meregangkan otot-ototnya. Ia tersenyum menatap ku. Aku menyodorkan segelas air padanya.
"Apa badan mu tidak sakit tidur di sofa?" Aku duduk di sofa berseberangan dengannya.
"Sedikit." Ia tersenyum tipis.
"Nata."
"Iya Bu."
Ibu ku berjalan menuju ke ruang tamu. Tersenyum ramah menyapa Arion, membuat pria itu juga melakukan hal yang sama.
"Mau kemana?" Tanyanya pada ku.
"Arion tanya Ibu mau kemana?" Aku menyampaikan pertanyaan itu pada Ibu ku.
"Ibu mau ke Surabaya. Ada urusan."
Aku menerjemahkannya pada Arion. Sepertinya aku bisa bekerja di kedutaan sebagai penerjemah bahasa asing.
Aku bangkit dan mengantarkan Ibu ku ke depan gerbang. Aku tidak tau kalau ternyata Arion juga ikut. Tapi ia hanya berdiri di teras. Avanza hitam berhenti di depan gerbang. Ibu ku melambaikan tangan, begitu juga saudara ku yang ada di dalam mobil.
Aku melihat Indri yang melihat Arion dan aku bergantian. Aku mengangguk dan dia tersenyum manis, seolah dengan tatapan mata saja kami sudah saling berbicara.
"Dah Mbak.. Do'akan aku sekolah di sana ya." Ia melambaikan tangan dengan senang.
Aku juga melambaikan tangan padanya. Mobil melaju meninggalkan halaman rumah. Aku berbalik dan masih melihat Arion berdiri di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Shouldn't... [END]
RomanceAku tidak akan menyakiti mu. Tidak akan pernah. ⚠️🔞 Mature Content 🔞⚠️ 21+ Start : 20 January 2022 Finish : 23 Februari 2022