Sarah membawa Arion ke rumahnya.
"Apa yang kau lakukan di sana? Bukan kah aku sudah melarang mu untuk ke sana?" Sarah menatap Arion dengan tajam.
"Aku sedikit bosan. Hanya ingin bersenang-senang."
Sarah menghela nafas kasar.
"Cari kesenangan lain, A! Memukuli orang bukan suatu kesenangan yang harus terus kau pelihara."
"Aku tidak berencana membunuhnya, Sarah. Aku hanya ingin bermain-main dengan pria tua itu."
"Aku bisa benar-benar gila melihat tingkah mu yang tak kunjung membaik."
"Maafkan aku, Sarah." Arion menatap kakaknya.
"Apa kau masih sering melakukan seks bebas?"
"Tidak. Sudah cukup lama aku tidak melakukannya."
"Bagus. Itu sudah perubahan yang baik."
Arion menyandarkan punggungnya di sofa.
"Sebentar lagi Haris dan Hans pulang. Perbaiki suasana hati mu."
Arion mengangguk kecil. Sarah menuju dapur untuk menyiapkan makanan.
"Dia menyebut nama ku." Ucap Arion membuat Sarah menoleh.
"Dia siapa yang kau maksud?"
"Dia. Xander."
"Dia ayah kita, A. Bukankah bagus ia memanggil namamu? Artinya ia mengingat mu."
"Tidak. Dia memanggil nama iblis itu."
Apapun yang dilakukan Sarah saat itu berhenti. Ia meninggalkan dapur dan berjalan menuju Arion. Dengan lembut Sarah memeluk adiknya. Merangkul pundak Arion dan menyandarkan kepalanya di bahu.
Sarah mengelus lengan Arion dengan lembut.
"Tidak, A. Kau tidak harus melabeli nama itu seperti itu."
"Tapi nyatanya seperti itu."
Sarah menggeleng cepat. Ia menghapus air mata yang jatuh di pipinya dan memeluk erat Arion.
"Jangan pernah kembali ke masa itu. Aku mohon pada mu. Jangan lagi kembali ke sana."
Arion mengangguk kecil menyetujui ucapan Sarah. Suara bel pintu membuat Sarah melepaskan pelukannya. Ia berjalan dan membuka pintu. Kedua anaknya dan Jackson sudah berdiri sambil tersenyum. Setelah ciuman singkat, suami istri itu masuk.
"Uncle A..!!!" Hans berteriak senang saat melihat Arion duduk di ruang tv.
"Hai, baby."
Hans segera berlari dan melompat ke pangkuan Arion, membuat tubuh pria itu membentur sandaran sofa. Haris berjalan tenang menghampiri keduanya.
"Apa kabar, Uncle?" Sapa si bocah es itu.
"Baik-baik saja."
Hans mengalungkan tangannya di leher Arion.
"Apa Uncle akan menginap?" Tanya Hans sambil menatap lekat wajah Pamannya.
"Tidak, Hans. Uncle banyak kerjaan. Tapi Uncle janji akan sering berkunjung."
Hans tiba-tiba melepaskan kaitan tangannya di leher Arion dan menyilangkan kedua tangannya di dadanya.
"Jangan berjanji Uncle. Karena Uncle selalu tak menepati janji itu. Aku benarkan, Haris?" Ia menatap wajah kakak laki-lakinya, dan dijawab anggukan kecil.
*
*
*
Arion POV
KAMU SEDANG MEMBACA
We Shouldn't... [END]
RomanceAku tidak akan menyakiti mu. Tidak akan pernah. ⚠️🔞 Mature Content 🔞⚠️ 21+ Start : 20 January 2022 Finish : 23 Februari 2022