33. Nicholas Arinata Matteo

5.6K 313 1
                                    

Natasha POV

Merasakan perjuangan menahan sakit saat melahirkan membuat ku menangis memeluk Ibu ku. Arion sedang di ruang tamu bersama anaknya.

"Kenapa nak?"

Aku menggeleng sembari menghapus air mata ku.

"Makasih ya Bu. Makasih karena selalu ada untuk ku."

Ibu memeluk ku dan tersenyum hangat.

"Kamu sudah menjadi seorang Ibu."

"Tapi aku tetap seorang anak untuk Ibu."

Ibu ku mengangguk setuju.

Aku sudah selesai membersihkan diri. Langit mulai gelap, jadi aku menyuruh Ibu untuk beristirahat. Arion masuk membawa baby

"Tidur?" Aku bertanya padanya. Arion mengangguk singkat.

Ia memberikan bayinya pada ku. Ia merasa terganggu, mulai bergerak lalu menangis.

*

*

*

Arion POV

Bayinya menangis membuat ku tersenyum melihat Natasha yang sedang mencoba menenangkannya.

Ponsel ku bergetar di saku. Aku sedikit mundur untuk mengangkat panggilan tersebut.

"Ya Mark."

"Nyonya Sarah, Tuan Muda Haris dan Tuan Muda Hans sudah tiba."

"Antar mereka ke apartemen untuk beristirahat. Besok aku akan menjemput mereka ke sini."

"Baik Tuan."

Aku meletakkan ponsel di atas meja. Natasha menatap ku dengan bayi yang sudah kembali tertidur di pelukannya. Pelukan Nata memang sangat nyaman.

"Siapa?"

"Mark."

"Bukan, A. Siapa yang kamu suruh ke apartemen?"

"Oh itu Sarah. Dia datang bersama dua tuyul nya."

"Benarkah? Kenapa mereka tidak langsung ke sini?"

Aku duduk di tepi ranjangnya.

"Mereka datang dari jauh. Biarkan mereka beristirahat sejenak."

Natasha terkekeh kecil. Ia mengelus punggung bayi yang sedang tertidur itu.

"Thank you."

Ia menatap ku bertanya.

"To make me being a Daddy." Ia tersenyum manis.

Satu tangannya berada di wajah ku.

"Kemari lah."

Aku mendekatinya. Ia mengecup bibir ku namun aku sedikit menahannya dan melumat bibirnya. Ciuman kami terlepas. Aku kembali mengecup bibirnya. Ia tersenyum geli karena rambut-rambut halus di rahang ku.

"Kamu istirahat di sini."

Ia menepuk sisi kosong di sebelahnya. Aku segera bangkit. Mengganti baju ku dengan pakaian yang lebih santai dan ikut naik ke kasur.

Natasha meletakkan bayinya di tengah, diantara kami.

"Sebelum dia bisa mengangkat kepalanya sendiri, Daddy harus menahannya."

"Wh–yang yang benar saja, sweety."

Ia tertawa namun terlihat serius. Oke. Aku mengalah. Karena terlalu lelah, aku dengan cepat tertidur.

We Shouldn't... [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang