Enam Belas

7.3K 738 56
                                    

Halo gengsss, sebenarnya tanpa kalian jawab pertanyaan kemarin aku memang mau up hari ini wkwk.

HAPPY READING <3

***

"Gimana lo bisa jadian sama Kak Delon?" tanya Vika penasaran, pasalnya satu sekolah juga tau jika Laura dan Delon tidak pernah akur.

"Lo dikasih bunga? Coklat? Atau apa?" lanjut Thamara antusias. Ia membayangkan adegan sweet pada saat Delon menyatakan cinta terhadap Laura.

Laura melirik kedua temannya dengan malas, ia sama sekai tidak menyukai topik ini. Ingin sekali Laura memberitahu yang sebenarnya kepada Vika dan Thamara supaya mereka sadar jika Delon tidak seromantis seperti apa yang mereka pikirkan.

"Gimana Kak Delon bisa luluh sama lo?" Thamara memainkan alis naik turun, berniat menggoda Laura.

"Stop bahas Kak Delon!" Laura menyilangkan tangan di depan dada. "Gue nggak dikasih bunga, coklat, atau apapun itu."

"BOHONG!" seru Thamara dan Vika tidak percaya.

Laura mencebik, "udah ah kesel gue sama lo berdua."

Semakin hari berita tentang Laura tidak berhenti menjadi trending topik di sekolah, jika kemarin-kemarin dihebohkan dengan Laura yang dibully oleh Delon sekarang sudah berganti dengan topik hangat mengenai Delon dan Laura sudah berpacaran.

Sedari dulu ada satu hal yang yang menjadi pertanyaan Laura. Yang selalu ada di pikirannya mengapa bisa Delon sepopuler ini di sekolah? Apakah karena lelaki itu tampan? Atau sok berkuasa karena sudah kelas dua belas dan menganggap dirinya senior? Atau karena faktor lainnya yang tidak diketahui Laura?

Laura menatap Vika dan Thamara serius. "Kenapa Kak Delon berpengaruh banget di sekolah ini?" tanya Laura begitu penasaran, mengingat bagaimana Delon memerintahkan semua murid Adiwijaya untuk membully Laura, lalu dengan mudahnya menyuruh mereka semua berhenti menganggunya.

Vika dan Thamara saling tatap satu sama lain, membuat Laura semakin penasaran.

"Kalau penasaran kenapa nggak tanya ke orangnya langsung?"

Laura, Thamara, dan Vika menoleh ke asal suara yang tiba-tiba menyeletuk pembicaraan mereka.

Delon memamerkan senyuman manis, tanpa mempedulikan wajah tidak bersahabat Laura. Laki-laki itu tanpa beban langsung duduk di sebelah Laura.

"Jadi mau cerita darimana?" tanya Delon.

Tidak ada yang menjawab pertanyaan Delon, hal itu membuat Delon mengangguk mengerti tanpa tersinggung sedikitpun meski dicueki.

Kedatangan Delon membuatnya menjadi pusat perhatian di kelas 11 IPS 2, semua mata terkadang sesekali menatap Delon penasaran. Ingin mengetahui apa yang akan Delon lakukan atau lebih tepatnya melihat interaksi laki-laki itu Laura.

Delon menoel pipi Laura. "Sayang udah makan?"

Rasanya Laura ingin muntah detik itu juga mendengar Delon berkata lembut, apalagi dengan wajah sok manis yang membuat Laura ingin memukul wajahnya.

"Apasih," jawab Laura ketus seraya menepis tangan Delon darinya.

Delon tertawa menanggapi Laura yang terlihat sekali tidak suka atas kehadirannya. Tetapi, Delon tidak peduli.

"Nama lo Thamara Samayuti 'kan?" Delon menatap Thamara dengan hangat. "Anak basket, cara main lo bagus gue suka," tutur Delon.

"Iya Kak makasih," jawab Thamara sedikit menarik ujung bibirnya ke atas.

"Nanti pas tanding bantai habis lawan lo, buat Adiwijaya menang, ya." Walau tersenyum tetapi ada nada suara penuh penekanan yang keluar dari mulut Delon.

Don't Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang