Lima Puluh Satu

5K 512 266
                                    

Sebelum baca kuy follow
Instagram: Ka_pita00
Tiktok: Inipit02 & wattpadpii0

Happy Reading guys
****

Happy Reading guys****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ABITYA AKBAR

***

"Kak, ceritain dong gimana dulu bisa jadi ketua OSIS?"

Hizkia tertawa pelan menanggapi ucapan Laura, ia merangkul Laura dan membawa tubuh itu mendekat padanya, membuat aroma coklat menusuk ke indra penciuman gadis di sebelahnya.

"Ih, kok ketawa?"

"Hoki doang makanya kepilih," jawab Hizkia sekenanya.

"Orang pasti punya alasan makanya pilih lo," ucap Laura.

Hizkia menoleh pada Laura. "Kalau seandainya saat itu lo udah bersekolah di sini, lo akan pilih siapa jadi ketua OSIS?"

"Pilih Kak Hizkia dong."

Hanya senyum kecil yang ditampilkan pada bibir merah muda itu. Hizkia terdiam sejenak melihat lurus ke depan, tangannya masih bertahan di bahu Laura dan melangkah melewati koridor yang ramai karena memang sedang jam istirahat.

Sesekali beberapa pasang mata melihat penasaran ke arah mereka berdua. Bukan jadi rahasia umum lagi jika Hizkia, Yudha, Abit, dan Yasir tidak berhubungan baik dengan Delon. Dari perlakuan yang Delon dapatkan tentu semua murid Adiwijaya bisa menebak apa yang terjadi. Hal itu juga yang membuat kedekatan Hizkia dan Laura seringkali dipertanyakan.

"Lo suka sama Kak Zizi?"

Pertanyaan Laura yang tiba-tiba itu seketika membuat langkah Hizkia terhenti. Hizkia menatap wajah Laura lekat dengan ekspresi yang tidak terbaca.

"M-maaf kalau lo nggak nyaman." Laura yang menyadari perubahan wajah Hizkia buru-buru meminta maaf.

Hizkia menghela napas seraya menggeleng. "Nggak apa-apa?"

Laura merutuki mulutnya yang tidak bisa dikontrol. Namun, pertanyaan itu begitu membuat Laura penarasan, pasalnya cewek secantik Zizi terus-terusan ditolak Hizkia. Laura akui penampilan Zizi memang sedikit nyentrik tetapi hal itu tidak menghilangkan unsur menawan di wajah gadis tersebut.

"Zizi itu_"

"Berduaan terus," celetuk Abit memotong ucapan Hizkia sembari memaksa masuk ke tengah-tengah antara Hizkia dan Laura. "Dikira orang pacaran nanti."

"Kak Abit."

"Apa?" Abit melotot dengan suara dingin membuat nyali Laura menciut.

"Pergi lo! Jangan dekat-dekat kawan gue," bisik Abit sepelan mungkin agar tidak didengar Hizkia.

Mata Laura berkedut mendapat pengusiran dari Abit, bibirnya bungkam tidak mampu membalas perlakuan sang Kakak kelas. Laura melirik Hizkia sebentar lalu menunduk.

Don't Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang