Hubungan macam apa ini? Tidak ada tawa, tidak ada canda, bahkan tidak berwarna, lalu tiba-tiba saja telah usai. Apa kisah kita segaring ini?-Laura Timur Bellatrix-
•
•
•
Begitu tubuhnya menghantam trotoar, Laura seperti ingin mati merasakan perut yang amat sakit tidak terhingga. Ia meringkuk di dalam pelukan seseorang."Tolong," rintih Laura terus memegangi perutnya, linangan air mata mengalir begitu deras.
Laura lupa akan satu hal, jika dirinya sedang mengandung.
"Akhhh, sakit." Laura bergerak tidak beraturan.
"Maafin Mama, kamu bertahan ya," ujar Laura. Hal yang paling Laura benci, selalu bertindak tanpa berpikir panjang hingga menimbulkan kerugian.
"Maaf-maaf-maaf."
"Mama nggak mau kehilangan kamu."
Tuhan, sakit.
Pelan-pelan Laura mendongak saat tidak merasakan pergerakan dari seorang yang sedang memeluknya. Jantungnya berdebar-debar ketika melihat raut damai di depannya, membuat rasa sakit meningkat dua kali lipat.
"K-kak," panggil Laura.
Getaran hebat timbul dari tubuh maupun bibir. Apa ini? Mengapa harus orang lain juga yang ikut celaka karenanya?
"Kak, bangun." Laura berusaha mengubah posisinya menjadi duduk, mengabaikan rasa sakit pada dirinya sendiri.
Darah segar begitu banyak keluar tatkala kepala itu menghantam batu saat ingin menyelamatkan Laura. Dari balik raut wajah kesakitan, ternyata hati Laura jauh lebih sakit melihat itu.
"Kak Yudha bangun." Laura memegang pipi Yudha.
"Maafin, Laura."
"Please, jangan buat gue lebih merasa bersalah."
Laura menumpukan wajahnya di dada Yudha, ia menggeleng takut. Yudha terluka karenanya, karena ingin menyelamatkannya.
"Kak Yudha," lirih Laura.
"Kak, gue sayang dengan lo. Lo satu-satunya Kakak yang gue punya."
"Bangun ya, Kak," pinta Laura penuh harap.
Lemas, Laura menjatuhkan tubuh sepenuhnya ke aspal, tangannya terus menekan bagian perut dengan kepala masih berada di atas dada Yudha.
Semakin lama matanya semakin menyipit. Manik Laura terfokus ke tengah jalan, air mata yang terus mengalir membuat pandangannya memburam.
Perlahan jemari lentiknya menghapus jejak air mata di kelopak matanya.
Deg!
Jantung Laura terasa berhenti, napasnya tercekat, mulut Laura ternganga tidak dapat berkata-kata. Detik itu juga kehancuran melanda hatinya bahkan mencapai tiga kali lipat, hingga Laura tidak dapat membendungnya.
Kenapa Tuhan? Mengapa garis takdir hidupnya harus seperti ini? Apa nantinya akan ada waktu untuk mengobati semua luka kini?
"KAK DELON!" teriak Laura.
Laura berteriak sejadi-jadinya melihat tubuh tergeletak di depan sebuah truk bermuatan barang. Aspal hitam itu tergenangi darah, menampilkan keadaan seseorang yang sangat mengenaskan.
Arvin Sadelon Ganendra, lelaki itu mengorbankan dirinya demi sahabat dan orang yang dicintainya. Ia tidak takut jika tubuh kurusnya harus terpelanting, terbentur, bahkan terluka parah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Love Me
Teen Fiction⚠️PRIVATE ACAK FOLLOW SEBELUM MEMBACA⚠️ Laura Timur Bellatrix, murid pindahan yang harus merasakan pahit karena masalalu dan Kakak kelasnya yang bernama Delon. Arvin Sadelon Ganendra, murid kelas 12 yang mencari pacar melalui pengumuman sekolah den...