Delon tidak ingat jika hari ini memiliki jadwal penjas yang mengharuskannya membawa seragam khusus untuk ke lapangan. Padahal Delon datang ke sekolah pagi-pagi sekali, tapi sewaktu membuka tas ia melupakan seragam berwarna hijau bercampur hitam khas baju olahraga SMA Adiwijaya.
Maka dari itu, daripada terkena omel Pak Arman selaku guru penjas, Delon memilih membolos untuk jam pertama.
Delon berjalan ke ujung koridor mencari tempat sepi yang jarang dilalui murid dan guru agar tidak ketahuan membolos, ia dengan santainya melangkah seraya mengemut lolipop pemberian Anatasya.
Duk! Duk! Duk!
Delon berjengit kaget mendengar suara gedoran pintu, netranya mengitari setiap sudut tempat mencari sumber suara itu berasal. Delon menajamkan indra pendengaran seraya melangkah ke arah gudang.
"Ada orang di dalam?" tanya Delon berdiri di depan pintu.
Hening, tidak ada jawaban, padahal Delon mendengar sangat jelas jika suara tadi bersumber dari gudang.
"Halo, siapa di dalam?" Delon menekan knop pintu ke bawah, alisnya bertaut heran ketika pintu tersebut dikunci.
Rasa penasaran semakin menyelimuti Delon, Delon sangat yakin jika memang ada orang di dalam sana. Pikiran Delon terarah pada Laura yang pernah terkurung di dalam gudang, apalagi gadis itu phobia tikus membuat Delon sedikit merasa kasian jika hal tersebut terjadi untuk kedua kalinya terhadap Laura.
Tanpa basa-basi Delon langsung memberi hantaman penuh pada pintu, ia menumbrukkan bahu sebelah kanan mencoba agar pintu tersebut terbuka. Dombrakan yang dilakukan Delon berkal-kali membuatnya merasakan nyeri tetapi pintu gudang masih tertutup rapat.
Brak!
Pintu terbuka setelah ditendang Delon. Di dalam sana terdapat seorang gadis yang duduk di lantai seorang diri.
"Hei, lo kenapa?" Delon berjongkok memegang kedua pundak Ratna.
Ratna mendongak dengan mata yang sudah berair, ada sedikit lebam di pipi sebelah kiri gadis itu membuat Delon terkesiap menyentuhnya.
"Siapa yang melakukan ini?"
Bukannya menjawab Ratna malah menepis tangan Delon, ia langsung berlari pergi dari gudang tanpa mengucapkan kata terima kasih.
Bayangan tentang penampilan Ratna yang acak-acakan tadi sedikit mengganggu pikiran Delon. Delon berdiri dan berjalan lebih masuk ke dalam gudang dengan mengedarkan pandangannya.
"Keluar lo," ucap Delon tiba-tiba, ia tau jika ada orang lain selain Ratna di gudang tersebut.
Bugh!
"Akhh."
Delon terjatuh ke lantai ketika ada yang menendang pinggangnya dari belakang, sikunya berdenyut ketika terkena goresan paku pada bangku yang rusak.
Brak!
Pintu tiba-tiba tertutup. Delon mengumpat melihat permen lolipopnya tergeletak di lantai.
Dari siku darah segar mengalir menuju lengan, rasanya benar-benar sakit. Delon bangkit, ia menjauhkan lengannya agar darah tidak mengenai seragam putih yang Delon kenakan.
"Sialan!" umpat Delon tatkala pintu gudang tidak mau terbuka. Delon menekan gagang pintu berkali-kali dengan kasar, tergambar jelas jika mata itu tiba-tiba menajam.
"WOI BUKA!"
Decakan terdengar, niat ingin menolong malah Delon sendiri yang terjebak di sana. Delon memperhatikan darahnya semakin banyak yang keluar, ia menghelan nafas kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Love Me
Teen Fiction⚠️PRIVATE ACAK FOLLOW SEBELUM MEMBACA⚠️ Laura Timur Bellatrix, murid pindahan yang harus merasakan pahit karena masalalu dan Kakak kelasnya yang bernama Delon. Arvin Sadelon Ganendra, murid kelas 12 yang mencari pacar melalui pengumuman sekolah den...