Empat Puluh Empat

6.9K 623 142
                                    

HAPPY READING GUYS

Jangan lupa follow
Instagram : ka_pita00
Tiktok: Inipit02

****

Hujan turun begitu deras, hingga hawa dingin yang membuat orang-orang lebih betah berada di bawah selimut atau sekedar minum teh untuk menghangatkan tubuh. Namun, berbeda dengan Laura, gadis itu duduk gelisah di depan halte sekolah.

Laura menatap jalanan gelap di depan sana yang dibasahi oleh air yang terjun bebas dari langit. Kedua tangannya meremas rok sekolah tanpa berkedip sedikitpun. Sejak sepulang sekolah tadi hingga larut malam begini, Laura belum juga pulang ke rumah.

Ingatan Laura kembali pada kejadian dulu di sekolah SMA Bhakti. Dimana seorang gadis meringkuk ketakutan karena bangkai tikus yang memenuhi tubuh Laura sampai membuatnya phobia tikus. Laura menggigit bibir bagian bawah kuat-kuat. Apakah ia sudah keterlaluan?

"KAK DELON SIALAN!" teriak Laura tiba-tiba.

Laura bangkit dengan sudut mata bergetar. "Lo jahat, Kak."

"Tapi kenapa gue nggak tega melakukan ini terhadap lo," gumam Laura sangat pelan.

Laura mengepalkan tangan, sebelum akhirnya berlari membelah hujan yang masih sangat deras. Laura mengabaikan bajunya yang basah kuyub, ia tetap berlari menuju sekolah yang letaknya hanya tinggal beberapa meter dari tempatnya.

Perasaan gelisah dan takut sejak tadi selalu menghinggapi Laura. Awalnya memang Laura ingin Delon menerima ganjaran atas perbuatannya, tetapi semakin dipikirkan cara yang Laura lakukan sama seperti orang-orang yang pernah membullyinya dulu. Laura tau rasanya, pasti sangat mengerikan saat seseorang dipaksa harus satu atap dengan sesuatu yang paling dibenci dan ditakuti dalam hidup.

Laura memanjat pagar sekolah yang sudah terkunci. Pagar yang tinggi dan licin karena guyuran hujan membuat Laura sedikit kesulitan. Ia beberapa kali hampir terpeleset jika tidak berpegangan dengan erat.

Setelah melompat turun dari pagar tinggi itu, Laura segera bergegas memasuki area sekolah. Sejujurnya Laura takut harus masuk seorang diri dengan penerangan yang remang-remang. Namun, Laura tetap harus melewati koridor kelas meski bulu kuduknya sudah berdiri, jika tidak Laura tidak bisa memastikan jika kondisi Delon akan baik-baik saja.

"Dasar Delon nyusahin," gerutu Laura semakin mempercepat langkahnya.

Harap-harap cemas Laura menatap gudang yang sudah tidak jauh darinya, matanya melihat kunci yang masih tergantung di pintu kayu itu.

Brak!

Dengan sedikit tidak sabaran Laura membuka pintu gudang tersebut, hingga terpampanglah orang di dalam sana.

Laura terpaku di tempat, tanpa sadar setetes air mata membasahi pipi. Dulu ia juga pernah berada di posisi itu.

"J-jangan. Tolong jangan."

Laura memejamkan mata kala suara lirihnya dulu terlintas di kepala. Suara penuh ketakutan saat ia meringkuk di lantai gudang yang kotor bersama bangkai tikus yang baunya menyengat sampai membuat Laura kala itu ingin muntah.

"Bye, kita pergi."

"Lo ditemani tikus dulu ya."

Don't Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang