Lima Puluh Sembilan

6.9K 588 219
                                    


Sebelum baca kuy follow
Instagram: Ka_pita00
Tiktok: Inipit02 & wattpadpii0

Happy Reading guys
****

Dengan malas-malasan Abit membuka pintu, bibirnya terus menggerutu karena waktu tidurnya yang terganggu. Dilihatnya seorang pemuda yang tengah memandangnya dengan tatapan mengintimidasi.

"Punya tata krama nggak? Gue lagi tidur, setan!"

Rangga memperhatikan penampilan Abit yang mengenakan piyama tidur. "Masih jam segini udah tidur, dasar bocil."

"Udah jam satu malam sialan!"

Rangga mengendikkan bahu acuh, ia melangkah masuk rumah Abit tanpa persetujuan.

"Lo mau kemana?" Abit menahan tangan Rangga.

Malas beradu argumen, Rangga mengambil ancang-ancang mengangkat kakinya dan menendang perut Abit sampai terjatuh.

"Lemah," ejek Rangga seraya berjalan menaiki tangga.

Abit mengepalkan tangan, ia menatap kesal punggung Rangga yang semakin menjauh. Rangga selalu saja bersikap seenaknya, mengandalkan kekuatan tanpa mau berkompromi.

Rangga membuka salah satu ruangan, kernyitan halus terpampang nyata di dahi. Mulutnya terbuka setengah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Kamar tidur tersebut bernuansa merah muda, banyak terdapat boneka dan stiker hello kitty, lalu di langit-langit kamar banyak dipenuhi gantungan benda angkasa seperti bintang dan bulan.

Rangga menatap horor Abit yang baru saja tiba, bibirnya membentuk kerutan lucu seperti memandang Abit jijik. "Lo benaran banci?"

Abit yang geram langsung menendang pinggang Rangga. "Bego, itu kamar Adik gue."

Rangga mengangguk mengerti, seingatnya dulu inilah kamar Abit. Ia melirik ruangan yang berada si sebelahnya, langsung saja ia berlari menuju dimana kamar Abit yang sebenarnya.

"RANGGA JANGAN MACAM-MACAM," teriak Abit.

"BODO AMAT!"

Rangga memperhatikan setiap sudut kamar, banyak pecahan kaca di dekat jendela akibat lemparannya tadi. Tanpa membuang waktu, Rangga menjelajah kamar Abit mencari dimana letak boneka barbie itu berada.

"Dimana bonekanya?" tanya Rangga.

"Udah hilang," bohong Abit.

Manik Rangga memperhatikan bingkai foto kecil yang terpajang di meja belajar Abit. Percikan tidak suka saat melihat gambar Abit, Yudha, Delon, Hizkia, dan Yasir yang berpose sedang merangkul satu sama lain.

Sedangkan disebelahnya terdapat bingkai yang sengaja terlungkup menutup gambar pada foto itu. Rangga mendirikan bingkai tersebut, di sana terdapat gambar tiga anak memakai seragam SMP, yaitu gambar dirinya, Abit, dan Inka.

Prang!

Abit terkejut saat Rangga membanting bingkai foto itu di lantai. Abit terbungkam melihat foto mana yang dilempar Rangga. Itu foto Abit bersama teman SMA nya.

"Mending lo keluar dari sini, jangan bikin ulah. Gue mau istirahat," usir Abit.

"Dimana bonekanya? Gue nggak akan pergi sebelum mendapatkan boneka itu."

"Itu bukan milik lo, sialan!" umpat Abit mengepalkan tangan marah.

"Lo berani sama gue, hah?" sinis Rangga seraya melangkah mendekati Abit. "Mau gue habisin sekarang juga?"

Abit tertawa mengejek, ancaman Rangga tidak membuatnya takut. Abit mendorong Rangga sedikit menjauh dari tubuhnya dan berjongkok memungut foto yang dibanting Rangga.

Don't Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang