Chapter-4

300 22 0
                                    

Seulgi POV

Setelah kejadian tak terduga yang kami alami, kami memutuskan untuk pulang karena kondisi Jisoo yang mengkhawatirkan.

Wendy memutuskan untuk mengantar kami pulang dengan mobilnya. Dia sempat terkejut mengetahui fakta bahwa kami tidak memakai mobil atau kendaraan pribadi kami untuk menuju ke sini.

Well, sebenarnya kami punya mobil dan itu hanya satu. jadi terkadang kami harus bergantian untuk menggunakannya.

Kami sudah terbiasa hidup dengan kesederhanaan semenjak perusahaan ayah kami mengalami kebangkrutan 2 tahun yang lalu. Hal yang paling membuat kami terpuruk adalah saat ayah kami mengalami kecelakaan. Tetapi, ayah kami tidak pernah menyerah dan itu membuat keluarga kami bangkit dari keterpurukan dan mulai membangun bisnis baru walaupun itu sangat tidak mudah. Bahkan, aku lisa dan jisoo harus bekerja paruh waktu untuk memenuhi kebutuhan kami sendiri.

"Bolehkah aku bertanya sesuatu?" tanyaku pada Wendy yang sedang menyetir.

"Ya, Apa itu?" Jawab Wendy tetap fokus pada jalanan.

Aku ragu untuk menanyakan ini padanya, tapi aku juga ingin mengetahuinya.

"Apa kau berasal dari keluarga yang— maksudku" aku tidak melanjutkan kata - kataku karena merasa tidak enak dengan Wendy.

Wendy tertawa dan itu membuatku merasa sangat canggung sekali.

"Aku mengerti maksudmu" jawabnya masih terkekeh karena pertanyaanku.

Aku terdiam dan Wendy pun memilih tetap fokus pada jalanan tanpa ada niatan untuk menjawab pertanyaanku.

"jadi?" tanya lisa yang ternyata ikut penasaran juga.

Wendy terkekeh dan menggelengkan kepalanya, aku menatap lisa yang juga menatapku dengan bingung. aku mengangkat bahu dan memilih untuk mengabaikannya, mungkin dia tidak ingin menceritakannya. Tapi aku yakin dia dari keluarga yang kaya raya.

Perjalanan menuju rumah kami dipenuhi dengan keheningan. Wendy mengantarkan kami sampai di depan gerbang rumah dan segera pergi karena dia memiliki urusan yang penting katanya dan dia berjanji akan mampir lain waktu.

"Apa Daddy sudah pulang?" tanya lisa saat melihat ke arah garasi mobil.

Aku tahu dia takut pada Daddy karena kita pulang dengan keadaan seperti ini. Well, aku juga sebenarnya takut tapi aku berhasil menguasai diriku agar tetap tenang. Daddy cukup tegas pada kami.

"Berhenti disana!" Ucap seseorang dibelakang kami.

Seketika menghentikan langkah kami dan berdiri dengan ketakutan yang ada didalam diri kami.

"Unnie~~" lirih lisa meraih dan mencengkram tanganku dan jisoo.

"Aku akan memukuli kalian berdua jika kita dihukum sekarang" lirih jisoo.

"Kenapa kau menyalahkanku" lirihku pada jisoo.

"Ini semua salah kalian berdua, Bodoh" Lirih jisoo menggertakan giginya kesal.

"Unnie, kau juga terlibat dalam hal ini" Jawab lisa masih mencengkram tangan kami.

"Aku terlibat karena kalian berdua" jawab jisoo kesal.

"Apa kalian sedang berdiskusi?" Ucap seseorang yang ada dibelakang tadi.

Kami sangat takut dan tidak berani membalikan tubuh kami, kami tidak yakin siapa itu tapi kurasa itu Daddy hanya dengan mendengar suara lantangnya saja sudah ku pastikan itu dia.

"Apa kalian mendengarku?" Ucapnya tidak kalah lantang dari perkataannya tadi.

Detik selanjutnya kami berhamburan berlutut dan memeluk kakinya dan menangis sejadi - jadinya untuk mendapat simpati dari Daddy agar kami tidak dihukum.

Why Should You? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang