Lisa Pov
"Kau mau membawaku kemana, irene?" aku bertanya padanya saat dia menyeretku di tengah kerumunan.
Dia terus menyeretku dan aku hanya mengikutinya sampai kami berhenti di salah satu booth makanan.
"Kamu mau?" katanya menghadap ke arahku.
Aku menggelengkan kepala "Tidak, terima kasih" aku berusaha menolak dengan halus.
"Kamu yakin?" dia bertanya sekali lagi saat dia sudah memesan beberapa makanan disana.
"Ya.." aku berkata dan hanya memperhatikannya.
Dia berbicara dengan penjual makanan itu dan segera mendapatkan pesanannya.
"Ini untukmu" kata irene menyerahkan odeng untuk aku cicipi.
Aku menghela nafas dan menerima itu dengan sedikit terpaksa.
Dia memakan odeng-nya dan aku melakukannya juga. Kami menghabiskannya dalam waktu singkat dan dia dengan cepat tersenyum padaku.
"Ayo ketempat lain!" katanya akan menyeretku lagi tapi aku lebih cepat darinya saat aku juga menarik dia lebih dulu.
Dia menatapku dengan senyuman cerah di bibirnya. Dia terlihat cantik malam ini.
"Katakan padaku! Aku tidak ingin membuang waktu" aku berkata dengan serius.
Senyumnya hilang saat aku mengatakan itu, Apa ucapanku terlalu kasar padanya?
"Maafkan aku. aku tidak bermaksud mengatakan—"
"Tidak apa-apa" dia berkata dengan senyum yang sedikit terpaksa.
"Kau boleh mengatakannya sekarang!" aku berkata sedikit menuntut.
Dia memeriksa sekitar lebih dulu lalu menatapku. Dia tersenyum ke arahku dengan sangat manis, aku tidak tahu mengapa aku juga ikut tersenyum saat dia melakukan itu. Dia maju satu langkah dan sedikit mendekat ke arahku, aku mulai gugup. Dia tetap mempertahankan senyumnya yang membuatku segera menatap matanya untuk mencari tahu apa yang ingin dia katakan, perbedaan tinggi badan kami membuatnya harus mendongak untuk melihat wajahku.
"Aku tahu ini agak aneh, tapi.." dia tidak menyelesaikan ucapannya saat dia dengan berani mengalungkan tangannya ke leherku.
Aku sangat terkejut dan akan mundur ketika dia menarikku untuk memeluknya.
"Ya tuhan.. apa yang kau lakukan, irene?" aku berkata dengan gugup saat dia memelukku.
"Diam lisa! atau rencanaku akan gagal" dia berkata yang membuatku bingung.
"Rencana? apa maksudmu dengan itu?" aku bertanya masih dalam pelukannya.
Dia memiringkan kepalanya dan mendekat ke arah telingaku yang membuatku menggigil saat nafasnya tepat mengenai leherku.
"Orang akan berpikir yang tidak seharusnya, irene" aku mencoba mengendalikan diriku.
"Itu rencanaku lisa, membuat orang atau lebih tepatnya seseorang berpikir yang tidak seharusnya."
Aku bersumpah, jika aku menyukai irene mungkin saat ini akan menjadi hal paling terindah dalam hidupku. tetapi tidak, aku takut jika orang-orang atau bahkan jisoo unnie dan seulgi melihat kami dalam posisi seperti ini. Ya tuhan..
"Irene.." lirihku saat aku berusaha melepaskan pelukannya dan dia semakin mempereratnya.
"Dengar, Jennie ada disini." katanya berkata dengan tenang lalu melepaskan pelukannya.
"Apa?" aku berkata dengan bingung.
irene menangkup pipiku dan mulai membelainya. Dia menatapku dengan lembut yang semakin membuatku bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Should You?
Fanfiction"Dengar! Kamu sudah bahagia bukan? Maka tugasku sudah selesai" L "Terima kasih sudah menghadiahkan rasa sakit ini" J "Mengapa malaikat cantik seperti dirimu bisa menyakitiku" S gxg🌈 Bijak-lah dalam memilih bacaan!!