Chapter 34

129 3 0
                                    


"Unnie, aku akan pulang sekarang." Chaeng berpamitan pada jennie setelah menghabiskan waktu dengannya di mall dengan berbelanja.

"June sudah datang?" Jennie bertanya.

Chaeng mengangguk lalu pergi, sebelumnya Irene juga bersama mereka tetapi dia harus cepat kembali karena memiliki urusan lain.

"Apa yang sedang lisa lakukan sekarang?" Jennie bertanya pada dirinya sendiri.

Sambil memeriksa ponselnya, jennie terus berjalan dan bahkan tidak memperhatikan jalanan. Tanpa sadar menjatuhkan dompetnya karena dia sedang terburu-buru.

"Lisa tidak membalas pesanku" gumam jennie sambil terus berjalan.

Saat akan keluar dari pusat perbelanjaan tersebut tiba-tiba seseorang menarik lengannya membuat ponsel yang di genggamnya itu jatuh.

"Oh maafkan aku" Orang tersebut mengambil ponsel jennie lalu di berikan padanya beserta dompet yang jatuh di awal.

"Ini milikmu" Katanya.

"Terima kasih" Jennie menerimanya dengan ramah dan bahkan tersenyum pada pria itu.

"Dompetmu jatuh tadi, jadi aku mengambilnya dan maafkan aku jika membuatmu terkejut" Kata pria itu.

"Tidak apa-apa.. Terima kasih karena telah mengembalikan ini" Kata jennie merujuk pada dompetnya. Pria itu mengangguk dan segera berpamitan lalu pergi.

"Kau sangat ceroboh jennie" Ucapnya pada dirinya sendiri. Baru berjalan enam langkah, lengan seorang pria menariknya kembali.

"Jennie.."

----------------

Jennie Pov

"Berhenti menyentuhku!!"

Aku jelas berteriak pada orang yang sekarang ada di depanku, tapi nampaknya dia sangat tidak terganggu.

"Why?" Dia menjawab dengan santai seolah melupakan semua yang terjadi.

"Why?! Apa kamu serius dengan apa yang kamu tanyakan?" Aku jelas marah dan tidak ingin bertemu bahkan melihatnya.

"Apa kamu bersikap seperti ini karena apa yang terjadi di masa lalu? Jika iya, kamu salah paham jennie. Aku berusaha menjelaskan semuanya padamu, tapi kamu menutup semua akses komunikasi kita." Dia berusaha meraih lenganku tetapi aku mundur dan mengisyaratkan padanya untuk tidak menyentuhku.

Apa dia pikir alasan seperti itu bisa membuat semuanya kembali, dia sangat salah besar.

"Aku tidak ingin mengingat apapun yang terjadi di masa lalu" Kataku. Dia masih berusaha menyentuhku, tapi aku terus menjauhkan diriku darinya.

"Tapi aku masih mencintaimu jennie.. Kita bahkan belum pernah sekalipun putus, dan kamu bahkan tidak pernah mengakhiri hubungan kita." Dia terus membela dirinya sendiri. Aku sudah sangat muak mendengarkannya.

Tanpa banyak bicara aku langsung pergi meninggalkannya dan sial-nya dia terus mengikuti ku. Aku mempercepat langkahku sambil menghubungi lisa agar menjemput ku disini, tapi ponselnya tidak aktif. Ya Tuhan, dimana kamu lisa?

"Jennie tolong dengarkan aku.." Dia terus mengejar.

Aku berlari ke arah halte bus dengan cepat untuk menghindarinya. Ada beberapa orang di halte dan itu membuatku tenang, aku yakin dia tidak akan berani menyentuhku karena aku akan langsung berteriak.

"Jennie.." Dia meraih tanganku dan aku dengan cepat menepisnya.

"Dengar-"

"Jangan berani mendekat atau aku akan berteriak!!" Aku memperingatkannya.

Why Should You? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang