Chapter 10

221 13 0
                                    

"Ya tuhan aku akan membunuh dia!!!" Ucap  yeri, wanita yang bertengkar dengan seulgi.

"Tenanglah!"

jennie sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa, Yeri sangat marah bahkan tidak mau mendengarkannya. apa yang membuatnya marah seperti ini?

"Ada apa ini?" irene datang bersama rose.

Irene menatap jennie, mencari tahu apa yang terjadi tetapi jennie hanya mengangkat bahu dan menggelengkan kepalanya.

"Ada apa denganmu yeri?" tanya rose menghampiri yeri.

Yeri terus mendengus kesal.

"Yah!! apa kau sudah gila? kami bertanya ada apa denganmu, dan lihatlah sikapmu itu!!" ujar irene kesal.

Yeri menatap mereka dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Ada apa yeri?" tanya jennie lembut.

Yeri melunak dan berjalan untuk duduk di salah satu meja di dalam kelas.

"Aku kesal" lirih yeri pelan sekali.

"Mengapa kau kesal?" tanya irene tidak sabar.

Jennie mengusap punggung irene untuk menenangkannya.

"Maafkan aku, aku hanya merasa kesal karena orang tadi menabrakmu hingga jatuh dan bahkan tidak meminta maaf" jelas yeri yang kembali merasa kesal.

Irene membulatkan matanya mendengar jennie terjatuh karena seseorang.

"Apa yang kau katakan!!? siapa orang itu!?? aku akan membunuhnya" ucap irene berapi-api.

Jennie dan rose hanya menghela nafas melihat dua sahabatnya ini yang gampang sekali tersulut emosinya.

"Aku tidak apa-apa, oke? Tenanglah" Ucap jennie menenangkan mereka berdua yang sedang berapi-api.

"Aku akan membunuhnya jika aku bertemu dengannya nanti" ucap irene sungguh-sungguh.

Jennie hanya membiarkan temannya itu melakukan apa yang dia mau. karena dia sudah mengenal irene, dia tidak mungkin tega membunuh seseorang.

----------------

Jennie Pov

Hari ini tidak ada kelas lagi dan aku memutuskan untuk pulang, Hari ini benar-benar tidak ada kegiatan yang aku rencanakan dengan siapapun, jadi aku akan bermalas-malasan saja di kamarku.

Mengeluarkan kunci mobil dan membukanya, langkahku terhenti saat samar-samar terdengar seseorang memanggil namaku.

Aku berbalik dan melihat..

Orang tadi.

Orang yang menabrakku di lorong tadi.

"Tung—gu" katanya saat sampai.

dia terangah-engah menunduk memegang lututnya. aku hanya menatapnya dan menunggu apa yang ingin dia katakan padaku.

Aku seperti tidak asing dengannya. Seperti pernah bertemu atau mungkin dekat dengannya tapi aku tidak begitu yakin.

"Hah..Per—tama, Mengapa kau berjalan begitu cepat?" tanya dia masih terengah-engah.

sepertinya dia sudah berlari sejak tadi, mengapa aku tidak mendengarnya?

"Apa?" kataku bingung.

Dia menegakan tubuhnya dan berdiri dengan benar, dia cukup tinggi hingga aku sedikit mendongak saat menatapnya.

"Aku hanya ingin bertanya apakah kamu baik-baik saja?" kata dia yang membuatku mengernyitkan alisku.

"Emm.. maksudku, setelah kejadian tadi" lanjutnya menunduk menggaruk tengkuknya.

Why Should You? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang