Chapter 15

170 11 0
                                    

Jisoo Pov

Seminggu setelah lisa berhasil menjalankan misi pertamanya, tidak ada yang berubah sama sekali. Tetapi, jennie terlihat sangat baik pada lisa. Aku tahu jennie pasti sudah merasakannya atau bahkan mengetahui jika lisa menyukainya, karena si bodoh itu terlalu jelas.

Aku mengumpat padanya saat dia lupa untuk menjalankan misi keduanya, yaitu mengajak jennie kencan. Sejak saat itu mereka terlihat cukup akrab ketika bertemu dan beberapa kali lisa memberikan sesuatu pada jennie seperti cokelat, bunga dan bahkan makanan padanya yang juga di terima baik oleh jennie. Aku tidak tahu bagaimana perasaan jennie padanya. Sebagai seorang kakak, sangat wajar sekali jika aku memiliki perasaan khawatir jika jennie ternyata tidak menyukai lisa secara lebih. Aku tidak tahu, tapi aku bisa merasakan bahwa jennie hanya menghargai dan berusaha bersikap baik pada lisa sebagai seorang teman, tidak lebih. Dan itu yang aku khawatirkan.

"Ini kopimu"

Seulgi tiba-tiba sudah berada di depanku. Aku tidak menyadarinya, mungkin karena aku sedang melamun tadi.

"Terima kasih" kataku mengambil kopi itu darinya dan segera meminumnya.

Seulgi duduk di depanku lalu menyantap roti yang dia pesan tadi. Kita sedang ada di kafetaria dekat kampus, menunggu lisa yang di panggil oleh dosen tadi. Aku hanya menatap kosong ke arah jalanan. Aku banyak memikirkan tentang lisa belakangan ini.

"Kau melamun lagi" kata seulgi yang membuatku menatapnya.

Aku menghela nafas dan meminum kopi sekali lagi.

"Jangan terlalu di pikirkan! biarkan dia. Tidak ada cinta tanpa rasa sakit" katanya.

Aku menggelengkan kepalaku dan menunduk kembali memikirkan lisa.

"Aku setuju dengan itu. Tapi tidak! Lisa adikku. Aku tidak ingin dia merasakan sakit hati karena cinta yang dia harapkan, tidak pernah dia dapatkan. kau tidak mengerti itu." aku berkata dengan kesal.

Seulgi menatapku, aku tidak pernah melihat tatapan seperti itu darinya. sepertinya dia sedang serius.

"Lisa juga adikku, dan aku mengerti apa yang kau rasakan karena aku juga unnie nya. aku tidak ingin dia merasakan itu, tapi apa yang harus kita lakukan? mengatakan padanya bahwa jennie tidak mencintainya? seperti itu?" kata seulgi dengan serius.

aku membuang muka, tidak menatapnya. Seulgi benar, apa yang harus kulakukan? aku juga tidak tahu.

"Sudahlah! jangan pikirkan itu lagi. kau membuatku pusing" kata seulgi dengan kesal.

Dia kembali fokus menyantap rotinya dan mengabaikanku sampai lisa datang dengan ten dan bobby di belakangnya.

"Hai guys" kata mereka.

Aku menyuruh mereka untuk duduk dan memesan sesuatu untuk di makan karena ini sudah hampir siang, aku yakin mereka sudah lapar.

"Dimana wendy?" tanyaku pada mereka.

Mereka saling menatap dan mengangkat bahu mereka.

"Aku tidak melihatnya tadi, kupikir dia sudah disini" kata lisa mengeluarkan ponselnya dan mengetik sesuatu disana.

"Apa rencana kalian hari ini?" kata bobby menatap kami dengan ceria.

"Aku tidak punya rencana apapun" kataku mengangkat bahu lalu menyandarkan punggungku pada sandaran.

"Aku juga" kata seulgi. mulutnya penuh dengan roti yang dia makan.

"Aku ada kencan nanti malam" kata lisa dengan bangga.

Why Should You? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang