Chapter 35

370 14 0
                                    

"What the fuck!"

"Sungguh! Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri" Kata jisoo dengan  bersikeras.

"Mereka berciuman di kampus?" Seulgi bertanya dengan raut wajah heran.

Jisoo dan wendy mengangguk, masih dengan wajah yang terkejut.

"Aku tidak percaya ini" Kata seulgi menggaruk kepalanya dengan kasar.

"Aku bahkan lebih tidak percaya lagi" Kata wendy.

"Apa yang harus kita lakukan?" Jisoo bertanya.

Mereka berkumpul membentuk lingkaran dan memasang wajah yang serius. Seperti sedang membicarakan hal besar yang menyangkut nyawa seseorang.

"Itu ide yang bagus" Kata wendy setelah obrolan panjang yang mereka lakukan.

------------------

Lisa Pov

"Aku pulang"

Aku berteriak saat sampai di rumah. Sangat sepi, tidak seperti biasanya. Aku masuk dan keadaan rumah sangat gelap, aku memutuskan untuk langsung ke kamar lalu mandi.

"Ah.. Sangat segar"

Aku memakai pakaian santai dan handuk kecil di pundak karena keramas sebelumnya. Aku memeriksa ponselku dan melihat pesan dari jennie, tidak membuang waktu lama aku langsung melakukan panggilan video dengannya.

"Hai.."aku menyapanya dengan canggung, aku tidak tahu mengapa aku sangat canggung saat menyapanya.

"Sudah sampai rumah?" Katanya

"Umm.. Aku juga sudah mandi dan siap untuk istirahat" Aku menjawab.

Jennie sangat cantik saat memakai pakaian santai, sore ini dia memakai T-shirt putih dengan dengan logo tulisan berwarna hijau dan aku bersumpah dia tidak memakai apapun di bawah sana kecuali—kalian pasti sudah tahu.

"Jennie.."

Dia berdiri lalu menaruh ponselnya dan mengarahkan pada dirinya yang aku tidak tahu dia sedang mencari apa sekarang. Tapi ya Tuhan, jennie tanpa bawahan—ugh. Itu sangat menggangguku.

"Jennie tolong duduk" Aku berbisik sambil menatapnya. Aku tahu dia mungkin tidak mendengarnya.

Setelah selesai dengan urusannya dia kembali dan sekarang layar ponselku penuh dengan wajahnya yang sedang tersenyum.

"Maaf, tadi aku lupa menaruh ikat rambutku." Katanya.

Dia tertawa.

Dia sangat manis.

"Tidak masalah" Aku menjawab dengan setengah dari kesadaranku hilang karena kecantikannya.

"Kamu tadi mengatakan sesuatu? Itu tidak begitu jelas, tapi aku mendengarnya." Katanya yang membuatku panik.

"Emm.. Itu.. Tidak.. Aku tidak mengatakan apapun, aku hanya sedang mengagumi kecantikanmu dari jauh." Aku berkata dengan semua kepanikan di dalam diriku.

Tapi dia tiba-tiba tertawa dengan keras. Apa dia tahu kalau aku berbohong? Apa dia mendengarnya?

"Ada apa? Mengapa kamu tertawa?" Aku bertanya. Aku panik. Sangat. Dan jelas.

"Apa yang baru saja kamu katakan lisa? Kamu mengatakan sebuah gombalan?" Katanya lalu dia kembali tertawa.

Ah, aku salah.

"Tidak! Aku berkata dengan jujur jennie.. Kamu sangat cantik meskipun di lihat dari jauh." Aku tersenyum saat mengatakannya.

"Terima kasih atas pujiannya" Katanya.

Why Should You? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang