Chapter 12

186 11 0
                                    

Jennie Pov

"Sepertinya, dia menyukaimu unnie" kata yeri yang entah sudah keberapa kalinya.

Aku menggelengkan kepalaku dan menyesap kopi yang ku pesan sebelumnya. Aku masih disini, di cafeteria di dekat kampus. Setelah kejadian tadi, aku memutuskan untuk tinggal sebentar dan memesan makanan karena aku merasa lapar.

"Benar, Aku juga melihatnya. Kau tahu? orang yang sedang jatuh cinta itu sangat terlihat hanya dari tatapannya saja" jelas irene.

Aku kembali menggelengkan kepalaku padanya. Aku tidak berpikir jika lisa menyukaiku, well mungkin dia bisa saja menyukaiku tapi tidak dengan jatuh cinta.

Aku straight please..

"Guys, aku straight! oke?" ucapku menekankan.

Irene menatapku dengan tidak percaya dan aku hanya mengabaikannya. aku segera menyantap makananku yang baru saja sampai.

"Oke, lupakan! bagaimana denganmu yeri?" tanya irene pada yeri yang membuatnya tersedak saat minum.

"A-Apa maksudmu unnie?" jawab yeri gugup.

Ada apa dengannya?

Aku hanya memperhatikan mereka berdua dengan seksama.

"ayolah! aku sudah mengetahuinya. Kau menyukainya kan?" goda irene pada yeri yang sekarang wajahnya seperti alergi kepiting rebus, sangat merah.

"Menyukai? Siapa?" tanyaku bingung.

Yeri menatapku dan irene secara bergantian. Menelan ludahnya kasar sebelum bicara.

"T-Tidak menyukai!! H-Hanya mengaguminya, itu saja" jawab yeri memalingkan wajahnya dari kami.

aku bingung sementara irene tertawa sangat keras saat yeri mengatakan itu.

"Hahahaha.. Yah!! itu sama saja" irene terus tertawa yang membuat wajah yeri semakin merah.

Aku semakin bingung dan kesal karena tidak tahu apapun. Aku menggebrak meja dan mereka terlonjak kaget lalu menatapku.

"Aku tidak tahu apapun.. Apa yang kalian bicarakan sebenarnya" ucapku dengan kesal.

Irene masih terkikik dan yeri masih diam dengan wajah merahnya.

"Baiklah, akan aku ceritakan.. jadi begini-"

ucapan irene terpotong karena yeri menghentikannya untuk melanjutkan perkataannya.

"Unnie hentikan!!" ucap yeri berusaha membungkam mulut irene.

irene menghindari tangan yeri yang sedang berusaha menutup mulutnya dan terus tertawa dengan keras.

"Sebenar-"

"yeri-"

"Unnie!!!!"

yeri terus berusaha menutup mulut irene dengan tangannya. Aku menatap mereka dengan malas dan hanya menunggu.

"Yah!! Aku tidak bisa bernapas!!" ucap irene menyingkirkan tangan yeri yang menutupi seluruh wajahnya.

"Maafkan aku" ucap yeri mengerucutkan bibirnya dan duduk dengan tenang di kursinya kali ini.

"Jadi?" aku menaikan sebelah alisku pada irene menuntut untuk melanjutkan ucapannya.

"Yeri menyukai seseorang" ucap irene menaik turunkan alisnya.

yeri hanya bisa cemberut dan menutupi wajahnya.

"Lalu?" tanyaku.

apa salahnya menyukai seseorang?

Why Should You? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang