Chapter 30

153 8 1
                                    

Jisoo Pov

Seminggu telah berlalu, kami masih belum bisa mengikuti kelas. Aku sangat kesal sebelumnya pada Daddy karena hal ini, kami berdebat cukup panjang dan Daddy tidak mengubah apapun keputusannya. Aku tidak tahu ada apa dengannya.

Seperti saat ini, Daddy meminta kami untuk berkumpul di ruang tamu. Aku tidak tahu apa yang ingin dia lakukan sekarang. Daddy menjadi sangat menyebalkan semenjak kejadian yang menimpa lisa, dia tidak pernah memaksa kami sebelumnya. Tapi sekarang, dia bahkan tidak segan untuk berteriak pada kami.

"Ada apa lagi ini, Dad?" Seulgi bertanya dengan kesal.

Daddy berjalan ke arah kami lalu duduk dan memberikan dua amplop berwarna coklat kepada kami. Aku mengambilnya, lisa dan seulgi melakukan hal yang sama.

Saat aku membukanya.

WHAT THE FUCK?!

"Apa ini, Dad?!!" Seulgi bangun lalu melemparkan dua amplop itu hingga isinya terlempar keluar.

"Seulgi!" Mommy berkata dengan tegas pada seulgi.

Aku tahu itu tidak sopan, tapi ya Tuhan Daddy sudah hilang kendali.

"Bagaimana menurut kalian? Universitas mana yang ingin kalian pilih?" Daddy bertanya dengan senang.

Aku mengerutkan kening ke arah Daddy.

"Dad, ini sudah berlebihan.." Aku berkata berusaha selembut mungkin.

Daddy menatapku "Daddy memiliki beberapa referensi universitas besar di Swiss dan Mommy juga tahu mengenai kampus besar di thailand.. Jadi kalian akan memilih yang mana?" Daddy berkata bahkan tidak mendengarkan apa yang aku katakan.

"Dad—"

"Aku ingin disini" Kata lisa.

"Lisa.. Jika ini merujuk pada jennie, masih banyak wanita cantik di thailand dan bahkan di swiss. Kau memiliki banyak pelu—"

"Ini bukan hanya tentang jennie, Dad!!" Lisa berkata.

Dia berdiri lalu menghampiri Daddy, aku berusaha untuk menahannya tapi dia mendorongku.

"Lisa, jangan seperti ini.." Mommy berdiri diantara mereka untuk menahan lisa.

"Jangan ikut campur Mom! Daddy sudah gil—"

Plak

sebuah tamparan keras dari Mommy mengarah pada pipi kiri lisa.

"Mom!!" Seulgi dan aku segera menghampiri lisa lalu menariknya.

Lisa mematung, tidak percaya dengan hal yang baru saja terjadi.

"Jaga mulutmu lisa!! Dia adalah Daddy mu!! Kau tidak pantas mengatakan hal seperti itu pada orang tuamu!!!" Mommy berkata dengan mata dan wajah yang merah.

"Aku sudah lelah, Mom.. Kita sudah berpindah dari satu kota ke kota lain, bahkan dari satu negara ke negara lain karena suatu hal yang kalian sebut sebagai BISNIS!!! Aku bahkan tidak ingat nama teman-teman ku sebelumnya atau bahkan aku tidak punya teman sama sekali selain saudaraku sendiri. Setiap kami sudah memiliki teman baik di sekolah, itu tidak akan berlangsung lama karena kami harus pindah lagi. Aku ingin punya teman, Mom.. AKU INGIN MEMILIKI TEMAN!!" kata lisa.

Aku meringis mendengar setiap kata-kata yang keluar darinya.

"Lisa hentikan.." Seulgi memeluk lisa dan bahkan menangis.

Air mataku seketika jatuh. Aku juga ingin memiliki teman. Lisa benar, bahkan kami tidak memiliki teman yang dekat selain dengan kami bertiga saja.

Mommy mulai menangis dan aku sangat benci itu. Aku tidak bisa melihatnya menangis seperti ini, tapi aku juga merasa sakit. Daddy bahkan tidak menatap kami dan memilih untuk membelakangi kami.

Why Should You? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang