30 menit seorang lelaki berjas putih keluar dari ruangan Allea membuat Nisa menghampiri Dokter tersebut.
"Gimana dok?"tanya Nisa khawatir
"Putri ibu meminta untuk memanggil bundanya"ucap Dokter dengan senyum.
Nisa memasuki ruangan Allea , sedangkan Alvaro menunggu diluar karena tidak diizinkan memasuki ruangan terlalu banyak dan hanya diizinkan satu persatu jika ingin melihat pasien.
Nisa menghampiri Allea dengan senyum begitu juga Allea . Sekarang tubuh Allea dipenuhi alat bantu dan memakai oksigen.
"B-bunda"lirih Allea menangis melihat bundanya dan membuat Nisa juga ikut menangis.
"Iya sayang"Nisa memeluk Allea dengan erat dan menggenggam tangan putrinya yang dingin.
"Maaf jika Lea belum bisa membuat bunda bahagia dan maaf jika Lea membebani bunda selama ini"tangis Allea pecah. Allea ingin menahan tangisnya namun tidak bisa ia tahan.Nisa hanya mengangguk apa maksud putrinya berbicara seperti ini.
"Jangan pernah berbicara seperti itu"ucap Nisa tegas. Nisa tidak suka mendengar putrinya berbicara seperti itu.
"Lea ngak bisa bertahan bunda , Lea cape. Lea pengen istirahat"Allea semakin menangis tidak tahu apakah dia sembuh atau tidak.Nisa kembali memeluk Allea dan mencium kening putrinya.
"Bunda bisa panggilin Alvaro"Ucap Allea diangguki Nisa.
Nisa keluar dari ruangan Allea untuk memanggil Alvaro . Beberapa menit Alvaro memasuki ruangan Allea.
Jujur.Alvaro tidak bisa melihat Allea terbaring dikasur dan benapas saja harus dibantu oksigen.Rasa menyesalnya yang pernah menyakiti Allea semua teringat.
"Al"panggil Allea ketika Alvaro berdiri disamping tempat tidurnya.Alvaro mengangguk dan mengenggam tangan Allea . Dingin. Itu yang dirasakan Alvaro ketika memegang tangan Allea.
"Lea minta maaf jika Al tertekan dengan sikap Lea yang egois menurut Al"ucap Allea tejeda
"Dan Lea minta maaf jika Lea belum sempurna dimata Al"sambung Allea menangis ."Lo wanita sempurna yang pernah gue temui Lea"jawab Alvaro menatap Allea .
"Hmm Makasih, Lea boleh peluk Al? "ucap Allea dan Alvaro memeluk Allea erat seperti tidak ingin terlepaskan.Allea tersenyum dan perlahan memejamkan matanya.
" Lea pamit Al" Bisik Allea ketika menghembuskan napas terakhirnya.
Tangan Allea mulai terlepas dan Alvaro menyadari itu . Alvaro melihat Allea sudah memejamkan matanya.entah kenapa Allea harus pergi didalam pelukannya.
"LEA"panggil Alvaro menepuk muka Allea pelan namun tidak ada respon dari Allea.
"Lea bangun, Lea jangan tinggalin Al ayo bangun "ujar Alvaro mengoyangkan tubuh Allea supaya terbangun namun hasilnya nihil.
"Gue sayang sama lo Lea"ujar Alvaro
" LEA BANGUN, ALLEA!!!Allea sayang bangun ,Allea hei ayo bangun!"Ujar Alvaro histeris dengan mengelus wajah Allea dengan lembut dan mencium Allea yang terakhir kalinya.Alvaro tidak ingin kehilangan orang yang dia sayang yang kedua kalinya.
Alvaro keluar dari ruang Allea dan tiba-tiba saja berteriak memanggil dokter membuat Nisa terkejut.
"DOKTER"teriak Alvaro memanggil Dokter.
Nisa kaget dan manatap Alvaro yang sedang menangis.
"Kenapa Al?"tanya Nisa khawatir dan memasuki ruangan Allea .
" Allea tan_"belum selesai Alvaro menyelesaikan ucapannya Nisa terlebih dahulu menghampiri Alllea.
Alvaro memutuskan untuk memanggil Dokter supaya bisa membantu Allea.
Dokter memasuki ruangan Allea dan Dokter mengecek kondisi Allea namun nihil , Allea tidak bisa diselamatkan.
"Maaf kami sudah berusaha semaksimal mungkin"ucap Dokter dan meninggalkan ruangan Allea.
"NGAK!!ANAK SAYA NGAK MUNGKIN MENINGGAL DOK"teriak Nisa yang kini sudah terduduk dilantai ketika mendengar ucapan dokter.
" NGAK NGAK NGAK! LEA gak mungkin pergi secepat itu dok, dokter periksa lagi ya Lea gak mungkin ninggalin kita"ujar Alvaro agar untuk meriksa keadaan Allea lagi.
Nisa bangkit dan menghampiri Allea, membangunkan Allea.
"BANGUN LEA, BANGUN"teriak Nisa yang kini menangis sekencang mungkin." ALLEA JANGAN TINGGALIN BUNDA SAYANG!! ALLEA AYO BANGUN, KITA PULANG YA SAYANG. ALLEA DENGERIN BUNDA! AYO BANGUN!!! "tangis Nisa pecah dia tidak ingin putrinya pergi dengan secepat ini.
☆☆☆
Vanya menerima panggilan dari Nisa bunda Lea. Ada apa Bunda Nisa menelponnya apa ada yang ingin disampaikan." Hallo bunda, kenapa? "
"Van, Lea udah ngak ada kamu tolongin bunda ya" Kata-kata itu seketika membuat Vanya terdiam dan tak terasa air matanya mengalir begitu deras membuat Lala dan Tisya terkejut akan hal itu.
"Bunda boong kan? " Tanya Vanya tidak percaya akan hal informasi yang disampaikan.
Tut
TutTelepon dimatikan sebelah pihak oleh Nisa mungkin ada hal yang harus diurus untuk jenazah Allea.
"Kenapa van"
"Allea udah ngak ada La" Tangis Vanya pecah sepecah pecahnya tidak menyangka Allea pergi dengan begitu cepat.
Lala dan Tisya menatap Vanya ketika mendengar ucapan barusan yang dilontarkan Vanya.bungkam tidak ada yang memulai berbicara hanya tangis yang terdengar.
"maksud lo Lea meninggal?"Ucap Lala tidak percaya dan sekarang tubuh Vanya gemetar hebat mendengar kabar dari Vanya.
☆☆☆
Hallo
Jangan lupa vote dan komenFollow akun ig:
@Andiniputri8672Ada yang ingin ditannyakan?
Byeeeee
Lanjut part 37Typo!!
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLEA [KEMATIAN]
Fanfiction"Mau aja lo diajak cowok. MURAHAN" Ucapan Alvaro dengan penekanan, menatap Allea dengan datar dan ada kebencian terhadap Allea. "Trus kamu apa Al? Brengsek hm?" Ujar Allea menahan tangis. Tanpa menjawab Alvaro pergi begitu saja dari hadapan Allea...