33. mama pulang?•||

687 48 39
                                    

Arlan kini sedang rebahan sambil menonton TV sampah snack berserakan diruangan tersebut. Arlan membuka handphone nya. Mamanya menelfon. Arlan pun segera mengangkat nya. laki-laki itu menempelkan handphone nya pada telinga.

"Halo ma?" sapa Arlan terlebih dahulu.

"Halo sayang , kamu dirumahkan?" Tanya Dina diseberang sana.

"Dirumah , kenapa ma?" Tanya Arlan bingung , pasalnya ini pertanyaan tidak sesuai dengan keadaan.

"Satu jam lagi mama sampai sayang," Ucap Dina

Arlan melotot tak percaya. "H-hah!? beneran ma?" Arlan benar-benar tidak menyangka.

"Beneran dong sayang , udah dulu ya see u dirumah," Ucap Dina.

"Iya ma , hati-hati dijalan ya!" Seru Arlan semangat.

Arlan buru-buru membersihkan rumahnya guna menyambut wanita yang sangat dia  rindukan.

Arlan benar-benar bersemangat kali ini. Laki-laki itu memesan makanan untuk dimakan bersama mamanya.

"Ck! harusnya ada Angel sekarang," ucap Arlan.

Satu jam berlalu. Arlan kini kembali duduk dikursi , laki-laki itu sudah selesai dengan kegiatannya sepuluh menit yang lalu.

Ting!

Bel dirumah Arlan berbunyi. Arlan tersenyum , sudah dipastikan itu mama nya. Arlan segera menuju pintu dan membukanya. Benar. Itu adalah Dina.

Senyum Arlan memudar kala melihat tak hanya mamanya yang pulang , melainkan bersama satu orang laki-laki yang terlihat menggandeng Dina dan satu laki-laki seumuran dirinya.

"Hey! kok kamu bengong sih?" Tanya Dina sembari melambaikan tangan didepan wajah Arlan.

"Eh! Ayo masuk!" Ucap Arlan. Laki-laki itu tersenyum , namun senyum kali ini berbeda dengan sebelumnya.

"Mama punya keluarga baru?" Batin Arlan.

"Caca nggak kesini lan?" Tanya Dina. Dina bersama dua laki-lakinya kini duduk di sofa ruang tamu.

Arlan berjalan menuju dapur guna mengambil makanan yang tadi ia pesan. "Angel masih disekolah dia ada ekskul basket," Jawab Arlan.

"Oh gitu , kamu? nggak gabung?" Tanya Dina.

Arlan meletakkan piring berisi biskuit dan empat gelas minuman di atas meja. Laki-laki itu duduk di kursi single. "Enggak Arlan gabung ekskul futsal," Jawab Arlan.

"Mama mau bicara serius sama kamu lan," Ucap Dina. Kali ini memang berbeda , tatapan Dina terlihat serius.

Dina menarik nafas panjang. "Kamu pasti bertanya-tanya siapa mereka ini'kan?" Dina menatap laki-laki disampingnya dan laki-laki seumuran Arlan di depannya. Arlan hanya mengangguk , karna Arlan sudah bisa menebak.

"Insyaallah mereka akan jadi keluarga kita," Ucap Dina.

Arlan tersenyum kecut. Mata laki-laki itu memerah , hal yang dia takutkan selama ini terjadi.

"Arlan , kamu setuju, kan?" Tanya Dina.

Arlan yang tadinya menunduk kini mengangkat kepalanya. "Asal itu bikin mama bahagia , Arlan setuju kok ma," Ucap Arlan.

Dina tersenyum lega. "Ini calon papa kamu," Ucap Dina sambil menepuk pundak laki-laki di sebelah nya.

Laki-laki di sebelah Dina itu mengulurkan tangan untuk mengajak Arlan berjabat tangan. Arlan pun membalas jabatan tangan itu. "Saya Toni, kamu Arlan kan?" Tanya laki-laki bernama Toni tersebut.

Arlan and Angel [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang