35. kembali•||

772 48 41
                                    

Angel masih dalam pelukan Arga. Gadis itu menunggu dokter yang menangani Arlan keluar. Ya , tak lama kemudian hal yang ditunggu Angel datang.

Semua orang yang ada disana berdiri. "Gimana keadaan temen saya dok?" Tanya Angel.

Dokter itu berdehem. "Pasien masih belum sadar. Jika nanti sore dia belum juga sadar , maka pasien dinyatakan koma." Ucap Dokter tersebut.

"Dok , sudah boleh dijenguk kan?" Tanya Arga.

"Sudah yang penting jangan berisik." Jawab dokter itu.

Arga mengangguk mengerti. "Baik dok , terimakasih." Ucap Arga.

"Baik kalau begitu saya permisi dulu." Ucap dokter itu. Laki-laki itu berlaku.

Angel langsung masuk ke ruangan rawat Arlan. Pemuda itu terbaring lemah di bankar. Angel duduk di kursi dekat tempat arlan berbaring.

Angel menggenggam tangan Arlan. Gadis itu menatap nanar laki-laki di depannya. Laki-laki itu tak sadarkan diri , banyak perban menempel di tubuhnya. Angel mengusap lembut tangan Arlan.

"Lan? Maafin gue," cicit Angel.

Rani dan Dina dalam ruangan itu juga , mereka berdiri mematung. Rani maupun Dina juga sangat mengkhawatirkan Arlan , namun kini mereka memberi waktu Angel untuk berbicara.

"Lan? Lo denger gue'kan?" Suara gadis itu melemah.

Angel menangis. Gadis itu menenggelamkan kepalanya pada perut Arlan. "Lan? Bangun dong," ucap Angel lagi.

Gadis itu terus berbicara sendiri. Hingga akhirnya Rani mendekat. Wanita itu mengusap lembut punggung yang rapuh. Punggung anaknya , Angel.

"Kamu doain aja ya ca, mama yakin Arlan bakal baik-baik aja. Mungkin dia lagi pengen istirahat. Kamu harus kuat!" Ucap Rani.

Angel menoleh pada mama nya. Mata gadis itu berair dan tak bisa menyembunyikan kesedihannya. "Ini salah aku ma," ucap Angel.

"Stttt kamu nggak boleh ngomong gitu , ini semua takdir, Angel." Ucap Dina.

"Bener kata mama Dina , kamu tau? Arlan paling nggak suka liat kamu kaya gini. Arlan suka kamu yang kuat walaupun kadang bikin babak belur." Ucap Rani di akhiri kekehan.

Angel menatap Arlan yang menutup matanya. Gadis itu mengingat segalanya. Kenangan bersama sahabatnya itu.

Arga datang membuka pintu ruangan itu. "Lin? Makan dulu yuk?" Tanya Arga.

"Nggak laper." Jawab Angel.

Arga menghela nafas. Laki-laki itu mendekati Angel. "Makan dulu , nanti kamu ikutan sakit." Ucap Arga.

Angel menurut. Gadis itu bangkit dari duduknya dan mengikuti Arga menuju kantin untuk makan.

Kini mereka sampai dikantin. Arga memesan makanan untuk Angel saja , dirinya tak merasa lapar. Mereka duduk bersampingan disebuah bangku. Tak memakan waktu 10 menit pesanan datang , bakso.

Arga menyuapi Angel. Memory-memory tentang luna terputar kembali di kepala Arga. Laki-laki itu tersenyum kecut.

Angel menyadari perubahan raut wajah Arga. "Kakak kenapa?" Tanya Angel.

"Enggak. Aku cuma keinget sama Luna," ucap Arga.

"Apa yang bisa aku bantu?" Tanga Angel berniat membantu Arga bangkit dari keterpurukannya.

Arga meletakkan sendok di genggaman nya. "Peluk. Aku pengen peluk kamu, boleh'kan?" Tanya Arga.

Angel merentangkan kedua tangannya menunggu pelukan dari Arga. Arga tersenyum lalu memeluk Angel erat.

Arlan and Angel [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang