10. Penolakan Pertama •||

860 61 7
                                    

Setelah pulang dari bazar buku Angel merebahkan tubuhnya. Matanya menatap langit-langit kamarnya. Angel merasa rindu dengan arlan, dengan cara menyesuaikan seperti yang Arraya dan Beby sarankan membuat Angel dan Arlan jauh.

"Apa gue coba deketin Arlan ya?" Gumam Angel.

"Tapi kalo dikira pelakor gimana?" Sambungnya lagi.

Angel mengacak rambutnya frustasi. "Aghh kenapa gue bisa suka sama Arlan si"

Tanpa sadar Angel terlelap.

>•••••••••<

Pagi ini Angel sedang duduk di meja makan untuk sarapan.

"Bang , Caca berangkat dulu ya?" Pamitnya pada Wilgan, sang kakak. Mama dan papa Angel sedang pergi ke luar kota untuk bekerja.

Wilgan menghentikan pergerakan tangannya. "Sama Arlan?" Tanya Wilgan.

Angel terdiam lalu menggeleng. "Enggak , sama kak Arga." Ucap Angel lalu pergi keluar.

Wilgan merasa kasian pada adiknya, dia tau perasaan Angel.

Angel keluar dari rumahnya. Didepan gerbang sudah ada Arga dengan motor nya. Seperti kemarin Arlan tidak bisa menjemputnya lagi.

Angel tidak mengabari arlan jika dia dijemput Arga karena, Angel tau Arlan juga tidak akan bisa menjemput lagi. Entah sampai kapan, mungkin sampai arlan putus. Tapi apakah mereka akan putus? entahlah hanya tuhan yang tau.

Angel menaiki motor Arga lalu mereka berdua berangkat menuju sekolah.

Motor Arga masuk ke area parkiran. Mereka turun dari motor dan berjalan menuju kelas.

Arga mengantar Angel sampai kelas. Angel pun memasuki kelasnya, disana teman temannya sudah berangkat.

"Ngel , ntar ulangan loh!" Ucap Beby.

"Belajar gih ngel , ntar bisikin gue." Ucap Aksa. Memang tidak tahu malu.

Angel mengerutkan keningnya, seingat Angel tidak ada ulangan hari ini. "Ulangan apaan?" Tanya Angel bingung.

"Fisika ngel , lo lupa!?" Arraya ikut panik.

"Astagfirullah gue lupa!" Ucap Alfin menirukan kata-kata Angel saat lupa.

"Nah baru aja gue mau ngomong," ucap Angel. Gadis itu menyengir kuda.

"Tenang-tenang , Angel nggak belajar pun ntar pasti bisa." Ucap Raga.

Waktu istirahat tiba. Angel, Arraya, Beby, Raga, Aksa, Alfin, dan Gheo, berada dikantin untuk mengisi perut dan merelaxkan otak mereka yang baru saja bergelut dengan mapel fisika. Bagi Angel otak yang bekerja namun bagi yang lain adalah indra pendengaran.

Hari ini Arvina tidak bergabung bersama Angel , entah kemana dia pergi.

"Gue sama ciwi-ciwi mau ke perpus dulu," pamit Beby lalu berjalan meninggalkan kantin diikuti Angel dan Arraya.

Mereka berjalan melewati koridor yang kebetulan sepi.

"Kalo gue cuma nyesuaiin aja kayaknya gue sama Arlan nggak ada kemajuan deh." Ucap Angel tiba-tiba.

Arraya dan Beby kompak menoleh pada Angel yang berada di tengah-tengah mereka.

"Iya si tapi kalo mau maju terlalu jauh juga ragu sama responnya," ucap Arraya.

Yang ditakutkan Beby dan Arraya adalah, Arlan yang merespon Angel dengan kasar atau bahkan hanya di diamkan saja.

"Apa gue oba deketin Arlan ya?" Angel meminta pendapat dari sahabatnya.

Arlan and Angel [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang