Sesuai janji, mereka berkumpul dirumah Raga yang kebetulan hanya ada Raga dan pembantu disana. Jadi tidak terlalu 'malu' untuk bercerita.
"Kita bakal bocorin ini kapan?" Tanya Beby. Gadis itu tak sabar melihat ekspresi terkejut Arlan.
"Setelah Angel olimpiade. Gue nggak mau nge hancurin agenda Angel sama Arga." Ucap Raga. Laki-laki itu khawatir jika Angel gagal mengikuti olimpiade karena masalah ini.
"Em, gue mau ngomong," ucap Angel. Gadis itu menunduk.
"Make izin segala lagi! Biasanya juga nyosor aja lo!" Omel Aksa.
Angel menghela nafas. "Jadi Arlan tadi marah ke gue," lirih Angel.
"HA!?JANGAN BILANG ARVINA NGE FITNAH LO YANG NGGAK-NGGAK!" Ucap Beby.
"Itu lo tau," ucap Angel. Beby mengepalkan tangannya kuat.
"Lo diapain sama Àrlan?" Tanya Raga.
Angel menjelaskan semua nya secara detail mulai dari Arlan membentak dan menampar nya. Hal itu tentu membuat teman-temannya emosi.
"BANGSAT!" Umpat Raga.
Emosi sekali mendengar Arlan menampar pipi Angel. Raga rasanya tidak ikhlas sahabat nya diperlakukan seperti ini. Raga adalah type cowok yang membenci kekerasan terhadap wanita, teringat betapa tersiksanya Mamanya saat di pukuli oleh Vano, papanya. Namun kini orang tuanya kini sudah kembali.
"Nggak tau diri banget tuh orang ya!" Ucap Arraya.
"GOBLOK ! ARLAN GOBLOK!" Ucap Beby.
"Kalo dia udah liat buktinya dan masih nggak percaya , fiks otaknya hasil menang give away!" Ucap Aksa.
"Parahnya dia nampar Angel, sahabat nya sendiri woy! gue baru beberapa bulan kenal Angel aja nggak berani nampar, apalagi kita nggak boleh sekasar itu sama cewek, plus lagi Arlan nggak tau kebenarannya." Ucap Gheo.
"Kalo dia nyesel, gue akal ketawa paling keras!" Ucap Alfin.
"Untung bang Wilgan sama kak Arga nggak tau, kalo tau udah bonyok tu kambing!" Ucap Aksa.
>•••••••••<
Seorang laki-laki duduk dimeja belajar nya. Sedari tadi dia duduk dengan gelisah,tidak tenang. Arlan, laki-laki itu adalah Arlan.
"Aghhh kenapa gue tampar Angel!" Teriak Arlan.
Arlan sangat menyesal telah menampar Angel tadi. Rasa bersalah menghantui nya. Arlan beralih mengambil bingkai foto, terdapat fotonya dengan Angel disana.
"Yang bener lo apa Arvina si Angel!?" Teriak nya lagi, meski tiada satu pun orang yang akan mendengar, karna dia sendiri dirumah.
"Mau percaya atau nggak, itu bukan urusan gue Lan, itu hak lo. Tapi gue yakin lo bakal nyesel setelah tau sendiri."
"Soal pipi sama lengan emang ulah gue Lan. Tapi soal bibir pecah gue nggak ikut campur itu ulah nya orang di club. And satu lagi Arvina bukan dari minimarket tapi di club 450 km dari rumah lo."
Perkataan Angel terputar di otak Arlan. Ditambah lagi Arvina terlihat gugup tadi, membuat Arlan semakin bingung.
"Club? 450 km dari rumah gue? Angel nggak pernah main-main soal kaya gini. Apa gue coba cek?" Monolog Arlan.
"Tapi mana mungkin Arvina bohong?" Ucap Arlan lagi.
flashback
KAMU SEDANG MEMBACA
Arlan and Angel [End]
Novela JuvenilBertahun-tahun hidup bersama, tak pernah berada dalam jarak yang jauh. Ya, Arlan dan Angel, dua manusia yang berteman sejak kecil. Namun nyatanya, keadaan mudah berubah. Angel mengulangi kesalahan sebanyak 3 kali, membuat sang ayah murka dan membawa...