34. kabar buruk•||

789 51 48
                                    

Angel pergi bersama Arga. Mereka pergi ke rumah sakit husada , rumah sakit dimana Mega dirawat. Masalah yang baru saja Angel dapat mendadak hilang ketika bertemu dengan Arga.

Mereka akhirnya sampai dirumah sakit. Arga memarkirkan mobilnya. Arga mengitari mobil lalu membukakan pintu untuk Angel. Mereka segera menuju ruangan dimana Mega dirawat.

Angel dan Arga memasuki ruangan itu. Ruangan yang berbeda dengan yang lain , ini lebih mewah. Jelas , Varo selalu memberikan hal terbaik untuk istri dan anaknya.

"Halo mommy , udah baikan?" Tanya Angel. Gadis itu mendekati Mega dan menyalami wanita itu.

Mega tersenyum senang. "Alhamdulilah , kamu lagi nggak sibuk? Kok masih pake jersey?" Tanya Mega.

Angel memang belum sempat ganti baju tadi jadi gadis itu masih memakai jersey.

"Tadi abis main basket mom," ucap Angel.

Mega mengeryitkan alisnya. "Kamu belum sempet makan dong?" Tanya Mega.

"Udah , tadi sebelum ekskul." Jawab Angel. Gadis itu duduk di kursi dekat tempat Mega berbaring.

Mega mengusap kepala Angel. "Bagus , jangan telat makan ya?" Ucap Mega.

Angel tersenyum lembut. "Mommy juga dong! Biar cepet sembuh!" Ucap Angel.

Arga tersenyum tipis melihat kedekatan Angel dan mamanya , padahal mereka belum lama kenal. Bertemu dengan Angel adalah suatu kebahagiaan bagi Arga dan keluarga nya karna bersama Angel mereka bisa merasakan keberadaan Luna meski Luna tetaplah Luna. Namun setidaknya Angel menjadi obat rindu.

"Entah kamu menaruh perasaan lebih ke aku atau nggak lin , disini aku menyayangi kamu sebagai adik aku. Tapi kalo nantinya kamu salah paham , aku janji bakal tanggung jawab." Batin Arga , laki-laki itu masih setia memandang Angel dan Mega.

"Mommy pengen makan apel nggak? Biar Angel kupasin," tawar Angel.

"Cuma di kupasin?" Tanya Mega. Wanita itu menaikkan sebelah alisnya.

Angel nampak berpikir sejenak. Gadis itu mengetuk-ngetuk dagunya tanda dia berpikir. "Bonus di suapin deh," ucap Angel.

"Mau nggak?" Lanjut gadis itu.

Mega terkekeh pelan. "Mau dong!" Ucap Mega.

Angel mulai mengupas apel tersebut. Gadis itu memotong apel menjadi irisan kecil. Potongan apel dalam piring itu ditusuk menggunakan garpu. Angel menyuapi Mega.

"Kalo gitu aku juga mau dong!" Ucap Arga.

"Aaaaaa," Angel menyuruh Arga untuk membuka mulutnya.

Arga pun membuka mulutnya , dan hap! Sepotong apel masuk perangkap. Mereka bercanda bersama , Mega terlihat lebih baik hari ini.

"Ga , mommy pengen nasi goreng yang waktu itu deh beliin ya?" Tanya Mega.

Arga nampak berfikir. "Nasi goreng yang mana?" Tanya Arga.

"Yang dipinggir jalan. Waktu sama Luna itu masa lupa," Ucap Mega.

Arga merasa aneh. Dia tidak mengerti mengapa tiba-tiba Mega bicara seperti ini , namun dia tetap menuruti. "Aku lupa tempatnya mom," ucap Arga. Kali ini Arga bohong , sebenarnya dia memang tidak mengerti.

"Emang tempatnya dimana mom?" Tanya Angel. Gadis itu merasa penasaran.

Mega mengalihkan pandangannya pada Angel. "Kamu tahu toko bunga 'cahya'?" Tanya Mega. Angel mengangguk karena mama nya sering beli bunga disana.

"Itu loh disebelah nya tepat. Mommy nggak tau nama tempatnya," ucap Mega.

Angel berpikir sebentar. "Oh! Jelas nggak ada nama tempatnya , aku nyebutnya 'angkringan' ucap Angel.

Mega menampakkan wajah sumringah. Akhirnya ada yang mengerti. Namun Arga masih saja tidak mengerti yang dimaksud Mega.

Mega beralih menatap Arga yang bingung. "Kalo kamu tetep nggak ngerti , sana beliin sama Angel dia tau kok." Ujar Mega.

Arga menatap Angel. "Ayo," ajak Arga.

Angel bangkit dari duduknya. "Bay mom , kita beli dulu ya!" Ucap Angel.

Mega tersenyum. "Babay," ucap nya.

Angel dan Arga keluar dari rungan dimana mega dirawat. Mereka segera menuju tempat yang di maksud Mega.

Perjalanan mereka tak memakan waktu 30 menit. Hanya 20 menit berlalu. Mereka kini sedang menunggu pesanan mereka.

Setelah pesanan mereka selesai mereka segera kembali ke rumah sakit. Arga benar-benar melupakan tempat itu karna dibayangkannya adalah tempat lain dimana Arga dan keluarga nya makan nasi goreng saat dirinya menang lomba menyanyi solo. Tepatnya saat kelas 10.

Mereka sampai di depan rumah sakit. Ramai , itulah yang mereka lihat. Ada ambulans disana dan ada seorang laki-laki yang familiar bagi Arga dan Angel.

Mata Angel memicing. "Kok mirip bang Wilgan ya kak?" Tanya Angel memastikan.

Drttt drtttt

Handphone Angel berdering.

"Halo bang?" Tanya Angel.

"Lo ke rumah sakit husada cepet!" Ucap Wilgan. Nada bicara laki-laki itu terlihat panik. Perasaan Angel tidak enak.

Gadis itu turun dari mobil Arga dan langsung berlari ke arah Ambulans. Herannya pasien tidak keluar dari ambulans itu , mereka tampak sibuk.

Angel sudah semakin dekat dengan ambulans itu. Disusul oleh Arga. Betapa terkejutnya Angel juga Arga melihat ada Wilgan , Rani , Dina , Toni dan Dika disana.

Dina dan Rani menangis. Angel terlihat gusar. Gadis itu membelah keramaian.

"Bang!? Siapa? Siapa yang di dalam?" Tanya Angel.

"Coba lo liat sendiri," ucap Wilgan. Bibir laki-laki itu bergetar.

Angel mendekati pintu belakang ambulans. Ada dokter dan . . . ARLAN!? Bola mata Angel melebar. Gadis itu dibuat terkejut bukan main.

Arlan dibawa kedalam rumah sakit menggunakan bankar. Baru keluar dari ambulans Angel memegang kedua pipi Arlan yang berlumur darah. Laki-laki itu tak sadarkan diri. Tubuhnya benar-benar berlumur darah.

Angel tak bisa berkata-kata lagi. Para perawat membawa Arlan ke dalam rumah sakit untuk di tangani. Angel terpaku pada tempatnya , gadis itu duduk di tanah. Angel benar-benar tidak menyangka , tak hanya itu, Angel menyesal atas perbuatannya beberapa waktu lalu.

Arga memeluk Angel. Laki-laki itu membantu Angel berdiri. "Ayo masuk," ucap Arga.

"K-kak? Tadi beneran A-arlan?" Tanya Angel. Pandangan gadis itu kosong.

Angel lemas. Gadis itu tak bisa menebak apa yang akan terjadi pada Arlan.

Arga menggendong Angel ala bridal style. Membawa Angel menyusul Rani dan lainnya. Kini mereka duduk di kursi tunggu.

Arga memerhatikan Angel. Gadis itu terlihat sangat lemah saat ini. "Lin? Doain yang terbaik aja ya?" Ucap Arga.

Angel tak menatap Arga , dia tetap menatap kosong pintu di depannya. Pintu sebuah ruangan dimana dokter menangani Arlan. "Aku jahat banget ya kak? Ini semua gara-gara aku," ucap Angel. Suara gadis itu melemah.

Perhatian orang-orang disana teralih pada Angel.

"Kira-kira Arlan bakal maafin aku nggak?" Tanya Angel lagi. Posisi gadis itu tak berubah.

Arga mengelus puncak kepala Angel. "Lin , memaafkan seseorang emang sulit. Tapi kamu tau? Arlan sayang banget sama kamu dia pengen balik lagi kaya dulu. So , dia bakal maafin kamu. Tugas kamu sekarang adalah doain Arlan. Dan satu lagi ini semua bukan salah kamu." Ucap Arga.

Menyadari jika Angel adalah gadis yang berbeda kini Arga harus berada di sisi Angel selalu. Arga khawatir jika Angel akan melukai diri sendiri.

Dokter belum juga keluar dari ruangan itu. Arga menarik Angel masuk ke dalam dekapannya. Seperti saat itu dibelakang taman sekolah , Angel menangis tanpa suara. Dan ya penyebabnya sama-sama Arlan.

Arlan and Angel [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang