I Found a Love (1)

31.8K 527 11
                                    

Kamar nomor seratus empat gaduh dengan aksi istri sah melabrak suaminya dengan perempuan muda yang tidak lain karyawan perusahaan milik istri sah.

"Lihat pemirsa, direktur utama main api dengan perempuan muda"

Inara sebagai istri sah mengarahkan kamera ponselnya ke arah Elang, suaminya.

Elang terpaku dengan kedatangan Inara dan beberapa wartawan yang meliput aksi penggerebekan ini.

Elang meringsek mendekati Inara, istrinya salah duga, ia sedang melakukan rapat koordinasi dengan salah satu kepala divisi.

"Kamu apa-apaan sih! Bawa-bawa kamera segala, gak percaya suami lagi kerja?"

Inara menatap segit ke arah Elang dan perempuan muda yang satu kamar dengan Elang.

"Mas, aku udah curiga kamu rapat di tengah malam hanya berdua dengan perempuan di dalam kamar hotel"

Inara terus merekam aksi adu mulut dengan Elang, beberapa akun gosip memberitakan Elang memesan kamar untuk berduaan dengan perempuan muda.

"Kamu matikan kamera ini dulu, saya jelaskan duduk perkaranya"

Elang berusaha mengambil ponsel dari tangan istrinya.

"Kami tidak berdua, kamu tahu kan ini rapat koordinasi dilakukan bertiga, satu dari kami mendadak mengatakan kurang enak badan"

Elang berusaha menjelaskan dengan kepala dingin, ia tidak menyukai aksi yang dilakukan Inara.

"Trus kenapa tuh perempuan memperbaiki kancing kemejanya, kamu habis grepe-grepe tuh pelacur ya" tebak Inara yang melihat perempuan itu tidak bergeming sejak awal.

"Inara..." Elang geram, sejak awal istrinya selalu menyudutkan dirinya.

"Saya memperbaiki kancing kemeja saya karena lepas, ibu jangan menuduh saya yang tidak pernah saya  lakukan"

"Ameera" Elang berada di situasi serba salah.

"Orang ketangkap basah gak pernah ngaku, saya lihat kamu berduaan dengan Mas Elang"

Kesabaran Elang habis, istrinya memutuskan sepihak apa yang ia lihat dan ia simpulkan.

Elang menarik pergelangan tangan Inara untuk keluar, semua berantakan akibat ulah Inara.

"Dengar saya dulu Inara, Ameera tidak seperti yang kamu pikirkan, jangan memfitnah orang lain"

Inara menatap tajam ke arah Elang, suaminya bahkan terang-terangan membela perempuan busuk itu.

"Jadi aku yang salah sekarang? Iya Mas? Kamu jelas-jelas berduaan di dalam kamar, aku yang salah iya ah" tantang Inara mendorong dada bidang Elang.

"Aku membuktikan jika kamu memang ada bermain api dengan kepala divisi itu, sekarang bagaimana nama baik perusahaan kita, gara-gara kelakuan bejat kamu itu, saham kita turun drastis"

Elang terpojok, dia tidak bisa lari kemanapun, Inara menyudutkan dirinya bersama perempuan yang tidak bersalah.

"Kamu nikahi dia Mas, demi nama baik perusahaan, aku rela di madu" lirih Inara berkata kepada Elang.

"Jangan gila kamu, saya tidak pernah melakukan perselingkuhan seperti yang kamu tuduhkan"

"Jadi bagaimana kamu memperbaiki citra perusahaan, dalam waktu singkat? Aku cuma menawari solusi"

Inara tersenyum sinis ke arah Elang, suaminya semakin terpojok dan bersalah.

Elang meninju dinding yang berada dihadapannya, ia bukan pria bajingan yang mengkhianati pernikahan.

SHORT STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang