RAKSA LESMANA

1.6K 91 0
                                    

Raksa menepati janjinya. Datang ke rumah Agam dan Embun. Pria itu datang pagi buta bersama Hana dan menggenggam erat tangan mungil Hana.

"Loh...loh kok? Gue rencana kan jemput ke rumah Lo" ucap Agam heran melihat temannya dan anaknya berdiri di depan pintu.

"Gue boleh masuk. Anak Lo udah kedinginan nih"

Kening Agam berkerut melihat penampilan Hana masih memakai baju kerja kemarin. namun riasan gadis itu sudah hilang sehingga terlihat pucat.

Agam menggeser tubuh dan memberi ruang untuk Raksa dan Hana masuk. Pria menerka-nerka apa terjadi pada keduanya.

"Gue langsung ke inti Gam. sebagai pria dewasa dan berstatus duda ingin menjadikan Hana sebagai istri gue"

"Hana sudah dewasa dan sesuai janji Lo dulu menunggu Hana harus dewasa baru bisa gue nikahin. Sekarang janji Lo gue tagih"

Hana mengerutkan kening berpikir dalam maksud ucapan Raksa. Apa mungkin pria itu sudah jatuh hati jauh-jauh hari? Banyak pertanyaan di dalam benak Hana.

"Semua terserah Hana. Sebagai orang tua gue gak bisa memaksa perasaan Hana"

Agam memandang Hana yang duduk dengan punggung tegak lurus.

"Ayah...tadi malam menjadi titik balik aku menilai kehidupan. Aku percaya Om Raksa bisa menjadi perisai dalam hidupku"

Hana tidak secara gamblang menyebutkan alasan ia memilih Raksa. tiga bulan berinteraksi bersama Hana bohong tidak jatuh hati pada Raksa.

Raksa tidak pernah memperlakukan dirinya buruk. Ditengah tekanan pekerjaan pria itu masih memberi perhatian yang tidak disadari Hana.

Tadi malam adalah titik balik Hana menilai kehidupan. Pria yang duduk disampingnya menyelamatkan dirinya dari bahaya pergaulan bebas.

Dan tadi malam Raksa melihat sisi berbeda dari seorang pria kepada Hana. Pria mencium Hana buas setelah Raksa melihat Hana keluar kamar dan mengeluh lapar.

Raksa tahu Hana kelaparan dan kehausan setelah mabuk. Pria itu membuatkan makanan penghilang rasa pusing dan tanpa di duga Hana terlebih dahulu mencium bibir Raksa sebagai rasa terima kasih.

"Jujur gue dalam finansial jauh dikatakan cukup. Tapi dengan tekat yang penuh gue pastikan Hana akan bahagia hidup bersama gue"

Agam memanggil istrinya untuk memutuskan lamaran mendadak Raksa pagi buta di terima atau tidak.

Akhirnya Agam dan Embun menyerahkan pilihan pasangan hidup pada Hana. Mereka tidak ingin memaksa kehendak kerena sejatinya Hana yang menjalani biduk rumah tangga.

Jawaban Hana jadi tolak ukur mereka memberi restu. Melihat kesungguhan Raksa pada Hana mereka akhirnya menerima lamaran pria itu.

"Om... tangannya jangan nakal. Lihat jalan gak paha aku yang di grepe-grepe" gerutu Hana kesal.

"Kalau kita berdua kamu panggil saya Mas Hana" ucap Raksa tanpa mengindahkan peringatan perempuan itu.

"Kalau aku gak mau? Om Raksa lebih enak di dengar" jawab Hana kekeuh.

Raksa menepikan mobil tipe SUV milik Hana. Agam dan Embun meminta keduanya memakai mobil tersebut sampai kondisi ekonomi Raksa kembali pulih.

"Saya akan senang hati memberi kamu hukuman setiap hari" ancam Raksa.

Hana sengaja menyilang kedua kakinya memperlihatkan paha mulus yang meminta Raksa untuk menjamah.

Raksa menggeram kesal kemudian pria itu menekan tombol sun Shield agar orang-orang tidak melihat seorang pria sedang melakukan aksi asusila di jalan sepi. Raksa tidak ingin tajuk itu masuk ke dalam redaksi media massa.

SHORT STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang