Seductive Phone Call (1)

1.8K 100 2
                                    

"Papa gak bisa gitu dong. Lulusan kedokteran kerja di perusahaan kontruksi. Apa kata dunia?"

Rexia tidak terima saat ayahnya meminta menggantikan posisi kakak kembarnya, Rexi.

"Dicoba dulu Xia. Meskipun kamu seorang dokter juga harus menguasai setiap bidang. Banyak lulusan sarjana tidak sesuai pekerjaan mereka dengan ijazah. Soal hitungan-hitungan kamu jago ditambah skill publik speaking bagus"

Pak Rahadi mencoba membujuk putrinya untuk bekerja di perusahaan kontraktor miliknya.

"Papa udah berlapang dada menerima kamu mengambil sekolah kedokteran. Kini Papa butuh tenaga dan pikiran mengembangkan usaha keluarga kita" Pak Rahadi tampak menjeda ucapannya.

"Kalau bukan kamu siapa lagi? Adikmu masih SMP pikiran dia pasti play station kalau gak mobile legends"

Rexia tidak berkutik mendengar kalimat putus asa ayah tercintanya. Ia mengutuk si Rexi pergi ke Amerika dan bekerja di sana sedangkan perusahaan keluarga membutuhkan dirinya batin Rexia nelangsa dengan kepergian Rexi. 

"Berarti aku mulai dari nol gitu? Kayak kita ngisi bahan bakar dimulai dari nol ya" tiru Rexia semboyan salah satu stasiun pengisian bahan bakar minyak.

Secercah senyum mengembang di wajah Pak Rahadi yang mulai lelah dengan kehidupan dunia. Diumur memasuki kepala enam seharusnya Pak Rahadi sudah pensiun dari dunia kontruksi.

"Besok kamu datang ke kantor. Papa udah menyiapkan seseorang untuk membantu kesulitan kamu nantinya" jelas Pak Rahadi.

Rexia menggaruk kepalanya tidak gatal. Apa lagi ini rencana si Papa? Mungkin si Papa sedang mengatur perjodohan bisnis pikir Rexia.

"Papa lagi gak merencanakan perjodohan bisnis kan?" Mata Rexia menyipit menebak maksud Pak Rahadi.

"Urusan jodoh Papa gak mau intervensi kalian anak-anak Papa. Itu hak kamu memilih pasangan"

Rexia menghembuskan nafas lega tidak terbayang jika diri dijadikan tumbal perjodohan bisnis antar sesama rekan bisnis. Sekarang hidup di jaman teknologi menguasai dunia, perjodohan yang diatur orangtua sudah tidak berlaku saat ini.

"On time Xia. Papa gak mau kamu telat gara-gara kesiangan habis nonton drama The Glory yang pemainnya Song Hye Kyo di janda kaya raya itu loh" Sepertinya Pak Rahadi tidak menyadari tatapan membunuh dari sang istri ketika ia menyebut kata janda.

"Jadi kamu suka janda? Sampai hafal nama artis drama yang ditonton Rexia" ibu Bianca berpangku tangan menunggu jawaban keluar dari mulut suaminya.

"Kalau perlu kamu ikuti Instagram dia" ucap ibu Bianca kesal.

"Boleh Papa ngikutin Instagram dia Ma?" Tanya Pak Rahadi percaya diri.

"Silahkan. Kamu tidur di sofa" putus ibu Bianca seraya meninggalkan ruang keluarga kemudian mengunci rapat kamar utama.

"Nasib-nasib kalau idola sama janda" Pak Rahadi terpaksa tidur di sofa karena ia tahu istrinya tidak akan membuka pintu kamar sampai pagi.

Rexia yang melihat tingkah laku kedua orangtuanya hanya bisa menggelengkan kepala. Paling nanti ibunya pasti meminta pindah ke kamar, alasannya adalah tidak tega melihat si suami tidur di sofa padahal kedinginan tidur sendirian.

Rexia membuka laci nakas mengambil barang pemberian kekasihnya, Angkasa. Satu tahun lalu Angkasa memberikan hadiah ponsel mahal sebagai kado ulang tahun Rexia. Banyak kisah di dalam benda pipih tersebut, Angkasa meninggalkan banyak kenangan yang membekas di hati Rexia.

SHORT STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang