Color of Love (End)

1.1K 72 0
                                    

Liliana tersadar dari pingsannya mengumpulkan kesadarannya ia baru menyadari bahwa tengah berada di kamarnya.

"bu Lilia" suara salah satu karyawan yang Liliana kenal menyeruak ke telinganya.

"restauran saya terbakar, saya rugi besar" air mata Liliana kembali mengalir deras di pipi mulusnya mengingat peristiwa yang baru dilewatinya.

"kita sudah mendapatkan investor baru bu, ia tertarik dengan menu-menu makanan di restauran kita" jelas karyawan perempuan yang bernama Devi berusaha menenangkan Liliana.

"kamu gak bercanda kan?" tanya Liliana meyakinkan.

"saya serius bu, dia langsung menginvestasikan modal, kita bisa menggunakan untuk perbaikan dapur restauran"

Liliana dapatbernafas lega, ia berdoa semoga orang baik itu selalu dilimpahi keberkahan karena membantunya yang tengah mendapat bencana dan kesulitan.

"saya balik ke restauran dulu bu" Devi pamit, ia melihat Liliana sudah dalam keadaan tenang.

Liliana mengangguk mempersilakan karyawannya meninggalkan dirinya, berbagai masalah datang silih berganti pada hidup Liliana.

"Rooney Atmaja" gumam Liliana melihat tulisan bordir di ujung baju kemeja sebelah kanan yang ia pakai bertulis nama seorang pria.

Wajah Liliana bersemu merah mengingat pria yang tadi subuh ia temui bertelanjang dada, menciumnya di area kebakaran, apa dia suami orang, satu lagi rasanya baru kali pertama Liliana melihat tetangganya itu.

"gak...gak aku gak mau di cap pelakor" gumam Liliana sembari mengeleng-gelengkan kepala mengenyahkan pikirannya.

Liliana memilih mandi dan membersihkan tubuhnya segera bersiap kembali ke restauran miliknya.

************

Roy meminta salah satu orang kepercayaanya menginvestasikan uangnya pada rastauran Liliana, dari data yang Roy dapat, Liliana berstatus janda.

"ganti, saya yang akan datang langsung ke rapat investor nanti siang"

"gak kapok pak dekatin janda? Padahal yang gadis banyak" sindirin sekretarisnya.

Roy mendelik mendengar sindiran sekretarisnya, pria de hadapannya ini sering berkumpul dengan karyawan wanita sekedar menjadi penggosip tak hayal mulutnya menjadi lemes.

"yang ini mungkin berbeda dan satu harus diingat memang takdir saya selalu dapat jodoh janda, sana kamu kerja" usir Roy pada Andi, sekretaris yang bekerja sudah lebih lima tahun.

Roy datang pada waktu jam makan siang ke restauran Liliana, tampak puing-puing bekas terbakar di sekitar dapur restauran.

"ruang Liliana dimana?"

Roy memperbaiki kacamata hitamnya, siang terik membuat dirinya harus memakai kacamata untuk melindungi retina mata dari sinar UV. Kacamata hitam dengan nose pad yang nyaman di hidung.

"di lantai atas belok kiri paling ujung" jelas salah satu waiters perempuan yang tidak bisa menutupi kekagumannya pada sosok Roy.

Roy berjalan ke ruangan yang ditunjukan oleh waiters tadi. Hari ini restauran Liliana terpaksa tutup, entah sampai kapan akan di buka kembali, Liliana menunggu pihak investor mencairkan uangnya untuk menstabilkan kembali aktivitas di restaurannya.

"Liliana" Roy membuka pintu melihat Liliana tertidur di meja kerjanya.

Roy segera mengunci pintu ruangan Liliana, ia berjalan perlahan melihat perempuan itu. alangkah terkejutnya melihat Liliana masih memakai kemeja yang ia berikan tadi pagi.

SHORT STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang