LEMBAYUNG SENJA (b)

1K 58 0
                                    

Rexi memilih untuk bekerja di Amerika sambil menemani Misela yang sedang menempuh pendidikan. Berawal ungkapan ketertarikan Rexi pada Misela berlanjut dengan hubungan asmara yang panas.

"Sayang kamu sering nonton tayangan seperti ini ya?" Rexi menghampiri Misela sedang fokus melihat tayangan di televisi.

"Astaga kamu mengejutkanku"

Rexi melihat ada rona merah menghiasi wajah Misela.

"Misel lihat aku" ujar Rexi lembut.

Darah Misela berdesir mendengar panggilan beda dari bibir Rexi. Ia menoleh dan memandang Rexi yang tampak seksi malam ini.

Rexi sepertinya baru selesai mencukur kumis dan memotong rambutnya.

Misela tersadar bahwa ia memakai celana pendek dan baju kaos hitam. Benar saja netra hitam pekat Rexi tidak beranjak dari paha putih Misela.

"Coba panggil aku yang beda"

Bibir tipis Misela yang basah mengundang Rexi untuk menciumnya.

"Aku biasanya panggil kamu bapak. Jadi aku gak tahu harus manggil apa?"

Rexi tersenyum tipis. Misela menggemaskan di mata Rexi.

"Oke aku kasih ide. Coba panggil mulai dari Mas"

"Mas Rexi" ujar Misela malu-malu.

"Kurang pas. Aku kayak ketuaan banget"

Misela tampak berpikir memilih kata yang tepat untuk memanggil Rexi.

"Pupu"

"Yang ini terdengar enak. Coba panggil lagi" pinta Rexi.

"Pupu"

Rexi menarik pinggang Misela mendekat padanya.

Bibir Rexi tidak tahan untuk mencicipi bibir tipis Misela. Bibir Rexi sukses mendarat di bibir basah Misela. Rexi bisa merasakan bibir Misela terasa kaku saat ia mengecupnya.

"Kamu belum pernah berciuman ya?" Tebak Rexi.

Misela hanya menggeleng. Ia masih terkejut dengan serangan dari bibir Rexi.

"Mau aku ajari teknik berciuman gak? Seperti adegan di sana?" Tunjuk Rexi pada layar televisi.

"Cuma berciuman kan?"

"Iya cuma ciuman saja"

Rexi mengulang mengecup bibir Misela. Rexi mulai menggerakkan bibirnya mencari kepuasan pada bibir Misela.

"Balas sayang. Gerakan bibir kamu kayak aku"

Kini bibir Misela bergerak mencium bibir Rexi. Ia sepertinya cepat paham cara berciuman. Rexi melesakkan lidahnya masuk ke dalam rongga mulut Misela.

Tidak puas dengan posisinya. Rexi mengangkat tubuh Misela membawa ke pangkuannya.

Misela mengalungkan tangannya pada leher Rexi. Bibirnya terus mengejar setiap gerakan bibir Rexi.

Misela tersentak saat tangan Rexi meremas payudaranya. Tidak hanya meremas, Rexi juga menarik ke atas baju kaos yang dipakai Misela.

"Aku buka ya?" Ucap Rexi dengan nafas memburu.

Tanpa menunggu persetujuan Misela. Rexi berhasil meloloskan baju Misela. Payudara Misela lebih besar dari dugaan Rexi. Gadis ini menyimpan aset yang bisa meneteskan air liur.

Mencari pengait bra Misela, Rexi melepaskan penyangga dua bukit ranum milik Misela.

Tatapan Rexi berubah mengelap. Nafsu naik melihat pucuk payudara Misela berwarna merah jambu.

SHORT STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang