32

290 55 8
                                    











Tubuh suzy menegang saat mendengar suara seseorang yang sangat dikenal nya menyebut namanya . Lalu dengan perlahan suzy membalikkan tubuhnya untuk memastikan siapa pemilik suara yang sangat familiar ditelinga nya . Mata indah nya mulai berkaca-kaca saat melihat Myungsoo sudah berdiri dengan raut wajah yang sulit diartikan . Bibir suzy semakin kelu saat dilihat nya air mata Myungsoo yang mulai membasahi pipi nya .

"Katakan , apa yang tadi kudengar itu salah ." Ucapnya masih dengan menatap suzy tanpa berkedip . Mengatupkan bibirnya suzy kemudian menunduk kan Kepalanya lalu menarik nafas dengan kasar untuk menahan tangis nya yang mulai susah untuk dibendung . "Suzy-ah angkat kepala mu dan tatap aku ! Katakan bahwa kau mencintai ku ."

"Myung, kau seharusnya sadar perbedaan usia kalian sangat jauh . Bagaimana mungkin kau dengan mudah nya memberikan hati mu pada remaja seperti gadis ini ? Aku akan menarik kata-kata ku tentang perceraian kita , Myung ak..... ." Ucapan Hyesun terhenti saat Myungsoo mengacungkan tangannya pada Hyesun tanpa menatap wanita itu .

"Apa kau tidak dengar ? Aku bertanya pada suzy bukan meminta pendapat dari mu . Dan ..... Noona satu yang harus kau tau bahwa kita akan tetap bercerai ! Aku tidak lagi meminta pendapat mu tapi ini adalah keputusan ku ." Ucapnya dengan masih menatap suzy yang masih menundukkan kepalanya . "Suzy katakan kau mencintai ku ." Suzy membuang nafas nya dengan kasar lalu mengangkat kepalanya dan menatap Myungsoo .

"Maaf ,,,, aku minta maaf ." Mendengar jawaban dari suzy Hyesun tersenyum Licik dan Myungsoo mengerutkan kening nya dengan wajah sedih . Sementara itu Hyojoo ibu suzy menangkap pergelangan tangan dari putrinya dan menggenggam dengan erat , sekilas suzy menatap genggaman dari sang ibu lalu memberikan senyuman seperti berkata bahwa dia baik-baik saja .

"K-kau benar-benar jahat ." Ucapnya lalu pergi meninggalkan ruangan itu , setelah melihat kepergian Myungsoo , Hyesun berjalan menghampiri suzy dengan wajah angkuhnya .

"Bagaimana ? Siapa sekarang yang kalah ? Ck dan kau ." Hyesun menunjuk Hyojoo tepat didepan wajah nya dengan sedikit membungkukan tubuh nya  . "Dari awal sudah kukatakan , kau tidak akan pernah bisa menang melawan ku . Bisa-bisa nya  kau mengirim putri mu yang bau kencur ini melawan ku ! Lebih baik kau bawa anak mu ini menjauh sebelum aku melakukan sesuatu yang tidak pernah terpikir kan oleh kalian . Jauhi Myungsoo ." Ucap nya kemudian pergi meninggalkan ruangan itu dengan Saeron yang mengikuti nya dari belakang .

"Suzy, Unnie kalian tidak apa-apa  ? ."

"Aku baik-baik saja , ibu bagaimana apa wanita itu melukai mu ? ." Dengan cepat Hyojoo menggelengkan kepalanya lalu tersenyum pada putri semata wayang nya itu .

"Ibu tidak apa-apa , Sora-ahh apa kau sudah siapkan semuanya ? ."

"Syukurlah ,, Unnie kau tenang saja semua sudah siap ." Suzy mengerutkan kening nya menatap ibu dan bibinya secara bergantian .

"Memang nya apa yang kalian lakukan apa yang sudah siap ? ."

"Sayang , ibu sudah memutuskan untuk melupakan semuanya . Ibu tidak mau kau sampai terluka , dan kita akan membuka lembaran baru bersama . Kita akan pindah ke Luar negeri dan memulai semua disana ." Suzy membulatkan kedua matanya menatap ibunya tidak percaya .

"M-maksud ibu ? ."

"Ibu menyuruh bibi mu untuk mengurus semuanya dan semua sudah beres kita tinggal berangkat . Kau tidak keberatan kan ? , atau jangan-jangan benar kata wanita itu bahwa kau mencintai Suaminya ?." Dengan cepat suzy menggelengkan kepalanya .

"Ibu bagaimana bisa kau meragukan ku , maksud ku bahkan wanita itu .....

"Suzy-ah sudah tidak perlu lagi , sekarang yang terpenting bagi ibu adalah kebahagiaan mu . Ibu mohon lupakan semuanya kau mau kan ? ."

"Ehmmmm ..... ." Suzy kembali mengganggukkan kepalanya dengan mata yang berkaca-kaca , lalu menggenggam tangan ibunya .

"Kalau begitu ,,,, ayo kita pulang , kita harus bersiap-siap ."

"Ibu,,, aku akan menyusul kalian ."

"Kau mau kemana suzy-ah ."

"Emm,,, aku harus mengembalikan mobil kerumah wanita itu dan mengambil beberapa barang penting disana ."

"Kau mau bibi temani ? ."

"Tidak,, tidak usah aku hanya sebentar dan langsung menyusul kalian ."

"Baiklahh kalau begitu ,,, kau harus tetap hati-hati suzy-ah ."

"Arasseo ."




******


"Haaaaaaaaaaaaa,,,, KENAPA !! Kenapa kau tega melakukan ini pada ku suzy-ah ...... disaat aku memberikan semua hatiku pada mu tapi ,,, tapi kau mempermainkan ku . APA AKU SEMUDAH ITU UNTUK MU ?? Haaaaaaa APA AKU TERLALU MUDAH UNTUK MU !! Aku membenci mu suzy AKU BENAR-BENAR MEMBENCI MU SUZY-ah ." Teriakan Myungsoo menyatu dengan kerasnya deburan ombak yang kini dihadapannya , air mata dan peluhnya menyatu mengingat kembali pada apa yang terjadi dengan mendiang ayah nya yang juga ditinggalkan begitu saja oleh ibunya , sehingga membuat sang ayah mulai meng konsumsi Alkohol setiap hari dan mulai sakit-sakitan karena pola hidup yang tidak sehat . Kini Myungsoo harus kembali merasakan kekecewaan yang begitu dalam .


******


Sementara itu masih ditempat yang sama suzy bersimpuh dilantai dan menangis histeris setelah kepergian ibu dan juga bibinya . Sesekali menepuk dadanya yang sangat sesak yang sudah sejak tadi ditahannya , entah apa yang dirasakannya saat ini namun melihat Myungsoo menangis membuat dada nya begitu sesak . Suzy mulai berpikir apa benar dia mulai mencintai mantan Ayah angkatnya itu . Kini memorinnya mulai terputar mengingat kembali bagaimana hari-hari yang dilewati nya bersama dengan Myungsoo , bagaimana dia merasa begitu nyaman saat berada dalam pelukan pria itu , mengingat bagaiman jantung nya yang berdetak cepat saat Myungsoo mengatakan bahwa pria itu sangat mencintai nya . Mengingat bagaimana malam panas mereka untuk pertama kalinya , dan bagaimana suzy sangat mengagumi senyuman dari pria itu .

"Kau pasti sangat membenci ku kan sekarang , bagaimana ini ..... bagaimana jika aku benar-benar mencintai mu ! ." Ucapnya lalu kembali menangis , dan mengingat wajah kecewa yang ditunjukkan oleh Myungsoo tadi .







Tbc .

Battle Scars Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang