18

434 55 15
                                    



Bunyi kicauan burung saling bersahutan mulai terdengar , jalanan dengan bau khas hujan semalam masih terasa , bunga-bunga yang sudah tidak tertata rapi dan juga beberapa ranting pohon yang terlihat berhamburan menandakan betapa kencang nya angin serta hujan yang mengguyur pinggiran kota itu . Matahari bahkan sudah mulai menampakkan sinarnya pertanda hari ini akan cerah , namun tidak membuat dua orang manusia yang masih saling berpelukan dibawah selimut tebal tanpa sehelai benang yang melapisi tubuh mereka itu terusik . Satu orang saja sebenarnya yang masih terpejam sementara yang satunya lagi sudah yaitu adalah Myungsoo , saat ini yang dilakukan laki-laki itu hanya menatap wajah tenang dari gadis tidak tapi wanita yang saat ini ada didekapannya itu . Sesekali merapikan anak rambut yang bertebaran disekitar wajahnya , lalu mengecup pucuk kepala dan terus mengelus bahu telanjang wanita cantik itu . Menatap sekeliling ruangan itu dan melihat baju yang digantung rapi oleh Myungsoo karena menjelang subuh setelah sesi percintaan terlarang dari dua insan itu , Myungsoo dengan telaten memungut satu per satu pakaian mereka yang berserakan kemudian menggantung nya dengan rapi karna mereka tidak mempunyai persediaan baju bersih untuk dipakai lagi . Kembali menghembuskan nafas nya Myungsoo mulai berpikir bagaimana hubungannya dengan suzy selanjutnya setelah semua ini terjadi . Jujur dia sama sekali tidak menyangka akan kelepasan dan dengan rasa bersalah telah merenggut masa depan dari anak angkatnya itu , apakah mereka harus melupakan kejadian semalam atau mereka akan terlibat dalam status baru bukan ayah dan anak lagi . Lama larut dalam pikirannya sendiri sampai ponselnya berdering dengan nyaring membuat dirinya hampir memaki karna terkejut . Mengambil ponsel yang tidak jauh dari jangkauannya dan melihat nama yang menari dilayar ponsel nya itu , sebelum mengangkat Myungsoo sedikit melirik suzy yang masih pulas tertidur , kemudian mengangkat panggilan itu .


"Yeobboseyo ."

"Kau kemana saja ? Kenapa semalaman tidak bisa dihubungi ? " Sedikit berdehem kemudian mentralkan suaranya kembali .

"Maaf , Noona disini semalam hujan badai signal ku hilang dan ponsel suzy kehabisan daya jadi kami tidak bisa menghubungi kalian."

"Benarkah ? Ku kira kau menikmati kebersamaan mu dengan suzy ." Myungsoo menegang dan kembali teringat dengan perbuatannya semalam bersama dengan suzy yang saat ini sedikit menggeliat dalam dekapannya . Tanpa sengaja selimut yang melingkupi tubuh wanita itu sedikit tersingkap dan menampakkan bukit kembar dari wanita itu membuat Myungsoo menelan salivanya sendiri , fokus nya kini sudah terpecah sementara diseberang sana Hyesun yang notabene adalah istrinya sedang meluapkan kekesalannya karna tidak bisa menghubungi suaminya itu semalaman .

"Noona, kau jangan berpikir yang tidak-tidak . Aku ke Jeonju untuk pekerjaan bukan berlibur , dan kau sendiri tau cuaca sulit untuk diprediksi . Lagi pula kalau kau tidak ketus dan jutek pada suzy dia tidak mungkin memaksa untuk ikut dengan ku kesini , sudah lah setelah pekerjaan ku selesai kami akan langsung pulang ." Ucapnya kemudian memutuskan panggilan tanpa menunggu balasan dari istrinya yang sepertinya bersiap untuk kembali protes , menaruh kembali ponselnya di meja lalu menatap suzy yang setengah terbuka itu , membuat sesuatu dibawah sana kembali mengeras . Lagi dan lagi Myungsoo harus menelan salivanya saat kini terlihat jelas puting suzy yang errr sangat menggoda iman dari Myungsoo , mulai berperang dengan naluri laki-lakinya Myungsoo menggelengkan kepalanya dengan keras kemudian menarik selimut itu kembali menutupi tubuh polos dari suzy , memijit pelipisnya yang sedikit berkeringat Myungsoo mengumpat saat sesuatu yang berada dibawah sana sudah berdiri tegak dengan sempurna saat dirasakannya kaki polos suzy melingkari pinggang laki-laki itu . Tidak tahan lagi Myungsoo pun langsung membalikkan tubuhnya dan membuat suzy kembali berada dibawah kungkungan laki-laki itu . Sementara suzy sukses mebulatkan kedua matanya saat merasa tubuhnya sedikit terhempas dan merasa ada yang menindih , menatap wajah myungsoo yang hanya berjarak beberapa centi  ingin melayangkan protes namun tidak sempat karna sekarang Myungsoo sudah melumat habis bibir wanita yang masih terkejut dengan serangan tiba-tiba dari pria dewasa itu . Merasa kehabisan nafas suzy menepuk-nepuk lengan berotot , Myungsoo pun akhirnya melepaskan pagutan mereka . Dengan rakus suzy menghirup udara kemudian menatap tajam pada Myungsoo yang saat ini menampilkan wajah tidak berdosanya .

"Ya,,, kau mau membunuhku ? "

"Mana mungkin , aku sedang mencium mu suzy  ." Menampilkan senyum yang menurut suzy sangat bodoh .

"Aku bisa saja mati karena serangan jantung kau tau ." Ucapnya dengan kesal lalu mendorong tubuh dari pria itu , namun sayang tenaganya kalah kuat bukannya menggeser Myungsoo malah menyurukkan kepalanya di perpotongan leher wanita itu .

"YA,,, kau berat minggir.... Ahhh ,,lahh enghhhh... Shhh ." Desahan suzy semakin menjadi saat Myungsoo dengan nakalnya menciumi dan menyesap leher dan tulang selangka wanita itu . Lalu semakin turun kini wajah Myungsoo sudah berada tepat di bukit kembar yang sedari tadi menggoda imannya itu , tanpa menunggu aba-aba kini pria itu sudah melahap dengan rakus dada wanita itu kemudian tangan nya sudah mulai menjamah apa saja yang bisa dijamah nya , tidak menunggu lama pagi itu mereka kembali melakukan kegiatan panas itu lagi .




**

"Bagaimana ? Apa suzy sudah bisa dihubungi ? "

"Ponselnya sampai sekarang belum aktif unnie , juga anak buah ku belum menemukan keberadaan mereka di Jeonju ."

"Hah, bagaimana ini aku takut suzy gegabah "

"Tenanglah unnie , saat ini yang harus kita lakukan memalsukan surat kematian dan pemakaman mu . Karna cuma itu yang bisa mencegah sementara pergerakan Hyesun . Sampai suzy nanti kembali ke Seoul , setidaknya dia belum punya bukti bahwa suzy sedang menyamar ."

"Kau benar , lantas bagaimana apa sudah kau urus ? "

"Sudah , pak Lee sedang mengurusnya sekarang ."

"Terus suruh anak buah mu mencari keberadaan suzy aku tidak mau dia kenapa-kenapa. "



**

"Saeron,,, Saeron tunggu ."

"Apa ? Kau mau mengatai ku lagi "

"Saeron-ah untuk itu aku tidak akan meminta maaf karna memang kau lah yang bersalah dan ."

"Sudah cukup , aku kesekolah bukan untuk mendegar ceramah dari mu Oppa , minggir lah aku mau ke kelas."

"Saeron-ah,, tunggu apa suzy tidak masuk hari ini ? "

"Ck, sudah ku duga . Oppa kau salah orang jika ingin bertanya dimana gadis itu , membuang waktu saja ."

"Ya, kenapa kau jadi seperti ini ? "

"Oppa, kau jelas tau aku menyukai mu sedari dulu , tapi kau malah dengan terang-terangan menyukai gadis perebut itu ."

"Saeron-ah kau sudah kuanggap seperti adikku sendiri dari dulu apa kau tidak juga mengerti ? Dan suzy bukan perebut seperti yang kau katakan "

"Kau semakin sama saja dengan Ayah ku selalu membela nya aku benci kalian ." Ucap gadis itu lalu berlari pergi meninggalkan Taehyung yang menatapnya dengan kesal.













Tbc.

Battle Scars Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang