3. DUNIA PORTAL

1.5K 95 20
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ᚓᚓᚓᚓᚓ⚘☆⚘ᚓᚓᚓᚓᚓ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ᚓᚓᚓᚓᚓ⚘☆⚘ᚓᚓᚓᚓᚓ

Langkah kaki kiri Ellgar dan kaki kanan Daraya mulai masuk secara bersamaan. Kelopak mata yang sempat tertutup, kembali di buka perlahan untuk mengambil banyak cahaya sekitar.

Saat terbuka, kakak beradik ini nampak kebingungan dengan keadaan mereka sendiri.

Mereka sekarang berdiri di tempat yang kelihatannya sebuah Pabrik. Menyimpulkan tempat yang disinggahi ini adalah milik tetangganya, om Gilang, papa dari anak yang hilang.

Mata mereka berdua menganalisis setiap bagian pabrik barangkali dia ada di sana sekarang. Namun lirikan sebentar itu tidak membuahkan hasil.

Mereka berdua hanya melihat tumpukan barang dan sebagian alat Pabrik yang tertera di sana. Mereka pun memutuskan untuk keluar lihat kondisi Dunia Paralel.

Tepat berada di luar, mereka berdua sangatlah kagum, syok, dan terpana dengan lingkungan sekitar.

Lingkungan sekitar berubah total menjadi sangat modern. Banyak mobil terbang di langit dan helikopter berterbangan di atas. Tidak ada lagi motor lewat di jalan.

Cuaca pagi di dunia ini juga sangatlah cerah plus sejuk seperti tidak ada polusi satu sama lain. Hawanya juga enak dan segar.

Setelah melamun lihat keadaan sekitar, kami berdua putuskan hentikan salah satu mobil yang lewat. Entah tau beneran mobile online atau bukan dan gimana pesannya.

Mereka melambaikan tangan dan berdoa ada yang notice lambaian mereka.

Selang beberapa waktu, akhirnya ada satu mobil notice lambaian dua saudara ini. Mobil putih itu turun dari udara dan buka jendela kaca lalu menanyakan sebuah pertanyaan.

"Kalian lagi butuh tumpangan ya, Nak?" tanya bapak sopan meneliti anggota tubuh Daraya dan Ellgar

"Benar Pak. Apakah kami boleh naik?" balik tanya Ellgar dengan sopan

"Boleh, kebetulan Saya driver online. Silahkan masuk." Ramah Bapak kira-kira berusia 35 tahun mempersilahkan masuk.

Daraya yang tidak percaya kalau dia sadar, menyuruh Ellgar cubit tangan kirinya biar kembali tersadar dari mimpinya.

"Kak, cubit gih lengan kiri Raya," Ellgar langsung cubit sesuai perintah adiknya,

"Aduh, sakit, Kak." protes Daraya gesek pelan cubitan Ellgar untuk hilangin rasa sakit terasa kecil

"Kamu sih nyuruh Kakak cubit-cubit segala!" cibir Ellgar ikut bantu Daraya kurangin rasa sakit

"Ya mau gimana lagi. Raya pikir sekarang mimpi," sarkasnya

"Gimana mau mimpi coba, kita aja belum tidur." gemasnya mencubit kedua pipi Daraya. Bibir Daraya mengerut tidak suka sama perilaku kakaknya barusan.

"Sudah, sekarang lepasin tangan kakak dari pipi adek dan kembali fokus ke jalan." gerundel Daraya karena cubitan kakaknya belum lepas

Ellgar lepasin dua jari tangannya dari pipi Daraya lalu cengengesan natap wajah badmood adik kecilnya itu. Daraya alihkan pandangan ke depan.

Mereka pun sampai dalam waktu 25 menit. Ellgar bayar pesanan mobil terbang itu dengan uang tunai. Tapi uang tunai langsung ditolak oleh bapaknya.

Ternyata harus bayar melalui kartu bank atau kartu khusus orderan. Ellgar coba taruh kartu banknya ke barcode depan dan ternyata bisa.

Mereka berdua menatap mobil itu pergi lalu melangkahkan kaki ke Rumah Tetangga. Ellgar mengetuk pintu rumah itu dan tidak lama keluar Tante Fitri berasal Dunia Paralel.

"Eh Nak Ellgar, kenapa ya kok datang ke sini pagi-pagi?"
"Ada Harun, Tante?"
"Harun sama Ian masih sekolah, Nak."

Daraya yang bingung sapa itu Ian bertanya ke Tante Fitri mewakili Ellgar yang sama dengan dia.

"Ian itu sapa ya, Tante?"
"Kalian lupa ya kalau Ian itu adik kembarnya Harun,"

Daraya dan Ellgar tatapan satu sama lain merasa bingung lontaran Tante Fitri. Sejak kapan Tante Fitri punya dua anak? Perasaan dari dulu hanya punya satu anak?

"Kami boleh lihat foto mereka gak, Tante?" pintanya ragu-ragu
"Boleh kok, sebentar ya Tante ambilkan." sahut Tante Fitri ke belakang ambil iPad berisi foto Harun dan Ian

"Kak, di sini Tante Fitri kok punya anak dua? Kok beda sama asli?" heran Daraya

"Kemungkinan tidak hanya teknologi dan suasana yang berubah. Khusus Keluarga Tante Fitri juga berubah," pendapat Ellgar

"Terus keluarga kita gak berubah, Kan?" ragu Daraya mulai gelisah
"Semoga aja enggak." respon Ellgar sama ragu-nya dengan Daraya.

Ellgar maupun Daraya saling mengheningkan cipta dan memikirkan banyak pertanyaan belum terjawab dalam benak mereka.

Langkah Tante Fitri pun terdengar secara bertahap sepanjang koridor dilewatinya. Dengan tangan menggenggam iPad berisi foto ataupun file penting lainnya.

Tangan berisi iPad, dia luruskan ke arah Daraya untuk serahkan foto yang ingin dilihat. Daraya menerima dengan hati-hati barang itu lalu perlihatkan juga ke Ellgar.

Penglihatan pertama saat menatap langsung foto tersebut adalah bengong. Tidak tau berekspresi apa lagi karena masih belum paham misi dijalani sekarang.

Dari foto tersebut, dua saudara ini menjadi percaya kalau di Dunia Portal yang mereka tempati sekarang, beneran kembar.

Jadi mulai sekarang harus ekstra mencari bukti di mana keberadaan Harun dari dunia mereka yang sesungguhnya.

"Kami berdua minta maaf sempat tidak percaya kalau anak Tante kembar." ucap Ellgar tidak enak

"Gak papa, Nak. Tante maklumi karena anak Tante satunya itu jarang keluar. Jadi kalian jarang lihatnya," sambung Tante Fitri beri pengertian

"Kalau gitu Saya dan Adek Saya pamit ya, Tante. Sekali lagi Saya minta maaf," pamit Ellgar salim
"Iya Nak, hati-hati." jawab tetangga mereka yang mempersilahkan pulang

Ellgar bersama dengan adik kecilnya keluar dari rumah tetangga mereka lalu berjalan sedikit ke Rumah mereka sendiri.

Hendak buka pintu rumah sendiri, kami berdua dikagetkan dengan lemparan bantal yang tiba-tiba mendarat di muka Ellgar.

BUK!

Ellgar alihkan bantal itu ke genggaman tangannya dan memandang tajam mereka semua.

BERSAMBUNG

Terima kasih sudah mampir di cerita 'PổpcổNaNổ'. Semoga kalian suka:-). Dan sampai jumpa di chapter selanjutnya. ˁˀSee Youˁˀ.

SEMANGAT!

Jika ada kritik dan saran, silahkan beri komentar di sebelah. Saran kalian membantu cerita selanjutnya.

Buat : Jumat, 28 Januari 2022
Publik : Jumat, 24 Juni 2022

DARANGGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang