15. HUTAN

367 36 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ᚓᚓᚓᚓᚓ⚘☆⚘ᚓᚓᚓᚓᚓ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ᚓᚓᚓᚓᚓ⚘☆⚘ᚓᚓᚓᚓᚓ

Geng Vairon dan Daraya pergi menuju gubug yang diberitahukan pelaku sesungguhnya kemarin.

Walupun dunia paralel ini terkesan modern, tetap masih ada satu hutan yang bertujuan bikin lingkungan menjadi hidup dan sejuk.

Rangga juga putusin bawa 15 orang untuk mencari anak yang lagi dicarinya di setiap pencuri Hutan.

Pasukan juga sudah ditetapin wilayah masing-masing dan langsung cari di wilayah yang ditentukan.

Taro berhentikan mobil yang mereka tumpangi tepat luar Gubug Hutan jalan Bagaskara. Daraya langsung jogging kecil ke dalam gubug hampiri Harun disusul kelima pria.

"Harun gak ada, Kak." ucap Daraya kecewa di hadapan Geng Varion
"Kamu tenang dulu pasti Harun ada di sekitar hutan sini." ucap Ellgar usap punggung Daraya nenangin adiknya

"Benar kata Ellgar sekarang. Daripada pikirin terlalu dalam, mending kita sekarang cari sampai ketemu." ajak Rangga

Keluarlah mereka semua dari gubug persembunyian Harun dan mencari di sekeliling Hutan bagian Utara.

Mereka semua mencari dan terus mencari di sepanjang lebatnya pohon-pohon menjulang tinggi disekitar mereka.

Kresek kresek kresek

Itulah yang mereka dengar sepanjang mencari Harun. Hanya suara rumput diinjak dan tupai ambil tunas pohon.

Sudah begitu panjang dengan perkiraan 10 km belum saja menemukan yang berhubungan dengan Harun. Daraya yang capek minta ke pria yang lebih tua darinya supaya beristirahat sebentar.

"Kak bentar," Geng Vairon mengecek Daraya, "kita istirahat sebentar ya, kaki Raya capek." Daraya pijat kakinya sambil berdiri.

Rangga mengamati Daraya beneran kecapekan, menyetujui untuk istirahat terlebih dahulu. "Oke, kita istirahat dulu semuanya."

Masing-masing dari kaki mereka, mereka luruskan dan menepuk pelan kaki tersebut dengan tujuan redakan rasa pegel sekian lamanya berdiri.

Bukannya memijat kakinya sendiri, justru tangan Rangga memijat kaki Daraya membantu ringankan tangan satunya yang tidak bisa digerakkan.

DARANGGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang