7. WALLPAPER

758 58 20
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ᚓᚓᚓᚓᚓ⚘☆⚘ᚓᚓᚓᚓᚓ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ᚓᚓᚓᚓᚓ⚘☆⚘ᚓᚓᚓᚓᚓ

Kring ... kring ...

Bel masuk berbunyi. Pertemuan sebelumnya diakhiri dengan banyaknya informasi muncul.

Rangga beri clue dengan matanya untuk duluan. Mereka lihat clue tersebut, ikuti perintah Rangga.

Saat ingin ke Kelas, pergelangan tangan Daraya dicegat oleh Rangga. Daraya berhentikan langkahnya dan balikan badan nengok ke Rangga.

"Kenapa?" tanya Daraya menaikkan alisnya
"Kakak antar ke kelas kamu," tawar Rangga

"Gak usah, kejauhan." tolak Daraya
"GAK TERIMA PENOLAKAN." tekan Rangga tidak peduli
"Tt-tapi ...."

Belum juga lanjutin kalimatnya, Rangga genggam tangan kiri Daraya dan menyeret pelan supaya jalan.

Daraya bingung sendiri dengan sikap kakak kelasnya satu ini. Akrab saja tidak, tiba-tiba maksa keinginannya. Emang siapa dia.

Rangga dan Daraya melangkahkan kaki secara berdampingan dengan genggaman erat di tangan Daraya.

"Nanti pulang jangan pulang dulu. Biar kakak yang antar kamu pulang." ajak Rangga seperti memerintah

"Gak perlu, kan ada kak Ellgar." tolak Daraya ingin diantar kakaknya pulang

"Nanti kakak kamu gak bisa antar. Dia harus mengurus dokumen basket kelas 10." jawab Rangga

"Kok tadi gak bilang, Sih. Yaudah kalau gitu Raya bisa naik ojek. Kakak bantu kak Ellgar aja." ngotot Daraya tetap tidak ingin diantar

"Pintar ya kalau buat alasan," Gemas Rangga memencet hidung setengah mancung Daraya. "apapun alasan kamu, intinya kakak yang antar pulang. Kakak tunggu di depan kelas."

"GAK NERIMA BANYAK ALASAN!"

"Iya deh, iya ...." sahut Daraya tidak ikhlas dan muka menjadi lesu

"Sip, gitu dong dari tadi." bangga Rangga mengelus rambut Daraya

DARANGGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang