16. HARUN ASLI KEMBALI

385 38 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ᚓᚓᚓᚓᚓ⚘☆⚘ᚓᚓᚓᚓᚓ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ᚓᚓᚓᚓᚓ⚘☆⚘ᚓᚓᚓᚓᚓ

Pintu terbuka menampakkan seorang Ibu yang kelihatan masih muda pakai berjilbab krem, cantik, berhidung mancung bertubuh setengah berisi melihat ke arah mereka berenam.

"Assalamu'alaikum Ibu, apakah benar di dalam ada Harun?" salam Daraya sopan. Ibu itu menatap kita bingung dan mencurigai sebagai penjahat.

"Wa'alaikumusalam Nak, kalian siapanya Harun, Ya?" tanya ibu itu balik bergantian lihat kami dari bawah sampai atas.

"Kam--"

Belum ada menjawab pertanyaan Ibu tersebut, tiba-tiba terdengar panggilan dari dalam Rumah.

Suara itu semakin mendekat dan betapa bersyukurnya orang yang dicari selama ini telah berdiri tegak tepat dihadapannya sekarang.

Harun segera menghampiri salah satu dari kakak tetangganya yaitu Ellgar dan Daraya. Atas pilihannya sendiri, Harun memilih Daraya.

"Akhirnya kakak datang juga jemput Harun di sini," lega Harun menangis di pelukan Daraya.

"Kakak juga senang akhirnya bisa temukan kamu di sini dengan keadaan selamat." Daraya membalas pelukan Harun dan sembari mengelus lembut punggung Harun

"Ayo Kak, masuk dulu. Harun jelasin semuanya di dalam." ajak Harun menarik tangan Daraya untuk masuk. Masuklah mereka berenam ke dalam rumah tengah hutan di mana keberadaan Harun berada selama ini.

Ibu yang menolong Harun kembali membawa hidangan cup tea yang diletakkan atas baki sengaja dihidangkan untuk mereka semua.

"Maaf Nak, tadi Ibu mencurigai kalian penjahat." jujur Ibu itu merasa bersalah. Rangga yang tidak setuju menjawab kalimat ibu ini.

"Tidak apa-apa, Bu. Ibu gak salah sama sekali. Ibu berhak curiga karena ingin jaga Harun tetap aman." jelas Rangga pengertian

Ibu itu tersenyum lega ke arah Rangga dan lainnya. Harun yang berada di tengah Daraya dan Ellgar, tersenyum lihat kakak-kakak di sekitarnya.

"Kakak hebat ya ternyata kakak bisa nerima panggilan Harun dari sini saat Harun mau digigit ular," kagum Harun tunjukkin gigi kelincinya

"Jadi itu kamu sendiri yang panggil? Pintarnya adek kakak ini." puji Daraya balik sambil menarik hidung Harun supaya mancung. Harun senyum malu dapat pujian dari Daraya.

"Waktu kamu minta tolong ke kakak, kakak belum sadar kalo itu kamu. Kakak baru sadar setelah mama dan papa kamu minta tolong ke keluarga kakak." jelas Daraya tatap mata Harun

Ellgar yang berada di sebelahnya bertanya, "Kamu bisa ke sini itu gimana, Hm, jauh banget main kamu."

"Harun jelasin dari awal aja ya, Kak. Sekalian," kata Harun seperti minta izin ke Daraya. Daraya mengangguk mengizinkan.

"Jadi gini, Harun pertamanya lagi tidur siang di Kamar. Saat mau turun, tanpa sengaja Harun dengar kayak angin kencang tapi gak tau itu di mana. Jadi Harun cari ke mana pun dan temukan di lemari belakang pakaian Harun."

"Kakak tau kan yang Harun maksud itu? Sangking penasaran Harun coba masuk ke dalam lobang itu dan sampailah Harun di dunia ini," jeda Harun menelan ludah dulu setelah itu lanjut cerita

"Sesudah masuk, Harun gak tau tempatnya di mana intinya tempat itu luas, sebelahnya banyak tumpukan kardus. Harun coba keliling di tempat itu dan ada satu pria dewasa tepuk pundak Harun. Harun tengok ke arah dia dan Harun kaget ternyata Paman Sadewa yang tepuk pundak Harun. Kata Paman Sadewa ajak Harun bertemu Mama dan Papa. Tapi malah dibawa ke hutan dekat situ." keluh Harun cemberut kan bibirnya kecewa

"Setelah itu kamu diapain?" tanya Daraya lembut

"Harun diikat sama Paman Sadewa di kursi dalam Gubug. Setelah itu tinggalin Harun begitu aja sendirian," jujur Harun kepada mereka semua

"Harun coba lepasin tali dan untung aja talinya gak diikat kencang jadi Harun bisa larikan diri. Harun berlari dan terus berlari tanpa tau di mana jalan keluarnya. Sangking asyiknya lari, Harun gak tau di depan ada batu dan jatuhlah Harun ke tanah."

"Kaki Harun gak bisa dibuat berdiri. Saat Harun paksa berdiri malah di depan ada ular. Harun yang takut sama ular, diam di tempat. Gak tau dari mana, ibu datang selamatkan Harun. Ibu coba usir ular itu pakai kayu dan ular itu pergi."

"Setelah pergi, ibu bawa Harun ke sini dan bersihin luka Harun sampai sembuh. Ibu juga kasih makan dan ngerawat Harun selama di sini." detail Harun menyelesaikan semua yang dialaminya selama ini

Semua yang mendengar cerita Harun merasa kasihan, khawatir, dan kagum. Anak seumur Harun sudah bisa mengatasi rasa takutnya. Bener-bener Keren.

"Lain kali jangan diulangi lagi ya, jangan bikin orang tua khawatir," tegur Daraya menahan tubuh Harun supaya tidak jatuh.

"Gak akan, Suer." peach Harun sambil cengar-cengir natap Daraya

Daraya cubit pelan pipi Harun. Akhirnya misi yang dilaksanakan selesai juga.

Rangga minta izin ke ibu untuk bawa pulang Harun dan pamit pulang karena hari udah menjelang sore.

"Kalau gitu kami pulang dulu ya, Bu. Terima kasih udah menjaga Harun selama seminggu ini. Kami juga minta izin bawa Harun pulang." izin Rangga meraup kedua tangan di udara

"Iya nak, silahkan. Ibu juga berterima kasih ke kalian karena udah datang tepat waktu." sahut Ibu itu

"Sama-sama, Bu." jawab mereka semua. Geng Vairon dan Daraya mencium telapak tangan ibu itu kemudian berjalan keluar.

Tepat di depan Rumah yang berada di tengah Hutan, terdapat segerombolan pakaian hitam berjejer rapi. Orang tersebut suruhan Rangga yang ditugaskan mencari di sekeliling Hutan ini.

Salah satu dari mereka melacak keberadaan Rangga dan temukan tepat di denah rumah ini. Rangga berjalan ke arah pasukannya.

"Ternyata kalian di sini rupanya. Makasih udah bawa mobil gue kembali ke sini. Kerja lo gak pernah mengecewakan." apresiasi Rangga tepuk pundak Febri, kepercayaan Rangga.

Rangga masuk ke dalam mobil terlebih dahulu setelah itu dilanjutkan Indra dan lainnya.

Dari dalam mobil, Harun melambai-lambaikan tangan di udara sebagai tanda pamit ke ibu berjilbab yang sudah merawatnya selama di sini.

Ibu berjilbab itu membalas lambaian Harun hingga tidak terlihat lagi depan matanya.

Disaat tidak melihat keberadaan Harun dan para remaja yang datang, Ibu ini masuk dan kembali menutup rapat pintu tersebut.

BERSAMBUNG

Terima kasih sudah mampir di cerita 'PổpcổNaNổ'. Semoga kalian suka:-). Dan sampai jumpa di chapter selanjutnya. ˁˀSee Youˁˀ.

SEMANGAT!

Jika ada kritik dan saran, silahkan beri komentar di sebelah. Saran kalian membantu cerita selanjutnya.

Buat : Sabtu, 19 Februari 2022
Publik : Minggu, 3 Juli 2022

𖤓 Jadwal Update : 𖤓
• Rabu = pukul 20.00
• Jumat = pukul 18.00
• Minggu = pukul 16.00

DARANGGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang