41. ⇝ bᴎɘ bɒɘᗡ

1.4K 131 13
                                    

"ada rasa pelik tak??" Ayah Sani bertanya.. boboiboy hanya bisa mengerutkan kening, dia sama sekali tidak mengerti apapun.

"Ha? Pelik?? Apanya?" Tanya Boboiboy balik. Ayah Sani menghela nafas lalu menatap Boboiboy dengan datar, wajah nya tampak mengerikan, ada bekas bakar yang besar di wajah itu, terlihat seperti hancur.

"Tak, ....kau tau aku ni siapa??" Tanya ayah Sani lagi. Boboiboy menggeleng pelan.

"Aku adalah orang paling jenius yang pernah ada!" Teriak ayah Sani. Boboiboy poker face, tidak terlalu mempercayai perkataan orang tua itu.

"Habistu??....kenapa?" -boboiboy

"Orang-orang bodoh selalu je berada pada Drajat teratas sedangkan yang pandai berada pada Drajat bawah, dunia ni memang dah tak betul, memang takda keadilan"

Boboiboy tidak faham apa maksudnya tapi dia tetap Cuba mendengar ucapan dari orang tua itu. Ayah Sani berjalan memutari meja panjang itu.

"Dan kau....kau..." Ayah Sani mula menatap Boboiboy sebelum mendekati nya. Boboiboy bahkan sedikit terundur sebab wajah ayah Sani terlalu dekat.

"Kau merosak semua rancangan aku, rancangan yang dah aku buat suapaya satu dunia ni tau kehebatan dan kejeniusan aku!" Ucap ayah Sani tajam, tangan nya mulai mengangkat sebuah pistol dan mengerahkan pada kepala Boboiboy.

Boboiboy hanya diam tidak bereaksi apapun sampai akhirnya ayah Sani melepaskan pelatuk pistol tersebut.

___

"Boboiboy!! Boboi--"

Fang langsung terhenti saat dia sudah pencapai sebuah pintu dan melihat ada pesan darah di bawah nya. Dan yang membuat Fang lebih yakin adalah ada sebuah kapak tergelatak di situ. Dia ingat kalau tadi Boboiboy ada membawa kapak, tidak salah lagi pasti itu milik Boboiboy!

Fang mengambil kapak tersebut dan mula mengikuti jejak darah yang menitis, dia yakin pasti ini milik Boboiboy.

"Maaf..." Gumam fang, entah mengapa dada nya terasa sakit saat melihat titisan darah itu, pasti Boboiboy sudah merasakan rasa sakit yang luar biasa sedangkan diri nya tidak bisa melakukan apapun untuk Boboiboy.

Selagi fang menyusuri lorong yang amat panjang, fang merasa seperti ada seseorang atau sesuatu yang mengikuti nya. Sesekali menengok kebelakang tapi tidak mendapati siapapun. Ini amatlah mengerikan.

Suara aneh datang kembali, dengan cepat fang menoleh tapi dia hanya melihat seekor tikus yang melarikan diri.

"Haih...tikus je, ingatkan apa tadi" fang langsung lega, apabila fang kembali menengok kehadapan, dia melihat sesuatu (seseorang). Fang langsung membelak saat orang itu mengangkat sesuatu dan di arahkan kepada nya. Fang pun belum ada persiapan apapun hanya bisa menerima serangan dari sosok di depan nya.

__

"Uhh kenapa fang belum balik lagi, Mak dah mula curiga" ucap kaizo seorang diri di dalam kamar nya. Sudah satu hari fang pergi. Kaizo menggunakan alasan pada Mak nya kalau fang menginap di rumah teman nya. Tapi seharusnya kalau fang menginap pasti dia sudah kembali tadi siang atau setidaknya memberi kabar. dan saat di telfon atau kirim pesan pun tak ada balasan apapun, itulah yang membuat kepercayaan Mak mereka menurun.

Kaizo pun sudah panik sendiri, bagaimana kalau fang kembali dengan luka di tubuh nya, tentu saja akan lebih dicurigai.

"Fang...jangan cakap kau dah mati" gumam kaizo, sungguh Abang biadap.

___

"Uuuhh..." Perlahan fang membuka mata nya, dia dapat rasakan kepala nya amatlah sakit, mata nya pun terasa berat tapi mengingat kondisi sekarang dia harus segera bangun. Saat mencoba menetralkan mata nya, fang dapat nampak dia berada di sebuah ruangan kecil penuh rak buku. Diri nya pula sedang duduk di kursi yang diletakkan di tengah ruangan sambil tangan nya terikat dibelakang.

Entah hanya perasaan atau apa, fang merasa tubuh nya amat lemas, untuk membuka mulut saja terasa sulit.

Suara pintu yang dibuka dengan kasar, membuat bola mata fang melirik ke arah sumber suara. Dia dapat lihat pria tua yang cukup dia kenali berjalan ke arah nya.

"Selamat malam, kita berjumpa lagi eh??" Ucap pria tua itu. Fang hanya diam dengan kepala yang menunduk.

"Hmm?? Tak kuat angkat kepala eh?? Kasihan.... kalau kau bukan pengecut, Cuba tatap mata aku langsung"

Hanya diam, itulah yang fang lakukan, membiarkan orangtua itu terus berbicara sendiri.

"Oh ye? Kau mesti laparkan?? Aku lupa tak bagi kau makan semalam, jadi sebagai permintaan maaf aku, aku dah buatkan sup spesial untuk kau" ayah Sani tiba-tiba menjadi semangat, dia mengeluarkan semangkuk sup dengan mangkuk yang sedikit kotor dan...ugghh entahlah, menjijikan. Dia berikan itu tepat di depan wajah fang.

"Busuk nya" batin fang apabila mencium bau dari sup itu, seperti ada yang tak beres dengan sup tu. Ya, dari warna nya saja sudah terlihat.

"Makan eh, jangan tak makan sebab aku dah susah  buat sup ni, karena aku butuh 'seseorang' untuk sempurnakan resepi sup ni hehehe..."  Lanjut ayah Sani dengan menekan kata 'seseorang' pada ayat nya, fang sadar kalau ada yang tidak beres dengan maksud 'seseorang' tu.

Otak fang mula berputar pada saat dia melihat titisan darah yang dia yakini milik Boboiboy. Apakah mungkin boboiboy di serang dan...tak tak, ini tak mungkin kan?? Hahah mustahil.

"Tak, tak mungkin kan?? Boboiboy tak selemah itu...aku tau. Dia tu..." Fang tidak melanjutkan ayat nya, mungkin sedikit sulit kalau dia menyebutkan boboiboy adalah orang yang amat licik.

"Makanlah"

Ayah Sani semakin mendekatkan mangkuk itu, tapi fang tidak bisa melakukan apapun sebab tangan nya terikat dibelakang dan itu membuatkan ayah Sani kesal.

"Aku cakap makan!!!"

Ayah Sani terus melempar isi mangkuk itu pada wajah wajah fang dan sisa nya di masukan sendiri pada mulut fang dengan cara membuka sendiri mulut fang dengan kasar.

Fang hanya bisa pasrah apabila merasakan sup yang amat bau, aneh, kotor itu, setelah nya fang terus memuntahkan kembali isi sup itu.

"Menjijikan!" -fang

"Kau...dah buang sup yang aku buat dengan usaha " ucap ayah Sani dingin, ayah Sani mulai mencekam rambut fang dan menariknya agar fang melihat wajah nya. "Kau kena gantikan sup tu"

"Tapi sayang nya kau bernasib baik, aku tak terima daging busuk macam kau punya. Tapi takpa, lagipun tak lama lagi kau akan mati dan jadi makanan anjing-anjing aku" ayah Sani melepaskan cengkraman nya dengan kasar dan berjalan ke salah satu rak buku di situ.

Ayah Sani kembali pada fang dengan membawa sebuah suntikan lalu mencekram kembali rambut fang agar melihat ke arah nya.

"Apa kata kalau aku cucuk lagi sekali, supaya kau lagi cepat untuk mati" -ayah Sani

Fang langsung terpaku mendengar nya, itu artinya fang sudah terkena suntikan itu sekali, pantas saja saat bangun dari pingsan, fang merasakan ada yang aneh dengan tubuh nya apalagi kalau mengingat dia tidak mendapatkan sembarang luka parah. Tapi tubuh nya terasa sangat lemas. Tidak, arti nya fang akan mati?.

Wait bagaimana nasib boboiboy??? Dah mati juga kah?

Entahlah...

T̶o̶ ̶b̶e̶ ̶c̶o̶n̶t̶i̶n̶u̶e̶d̶.̶.̶.̶

1 February



just friend or rival? (Fangboy Fanfic) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang